ACARA V
UJI VIGOR
BENIH
A. Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Vigor merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih
yang berkecamabah, kecepatan perkecambahan, jumlah kecambah normal, pada
berbagai lingkungan yang memadai.
Selain itu juga
harus diperhatikan semua atribut perkecambahan secara morfologi dan fisiologis
yang mempengaruhi kecepatan. Keseragaman pertumbuhan
benih pada berbagai lingkungan, ini merupakan tolak ukur ketahanan benih
(fisiologis) atau kesehatannya.
Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan
dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang
yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses
perkecambahan dan perkembangan kecambah. Pengamatan dan penilaian dalam mengidentifiksi vigor benih dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung didasarkan pada potensi penampilan suatu
lot benih baik secara fisiologis maupun fisik. Secara langsung adalah
pengamatan dan penilaian benih pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai atau
kondisi lain yang dapat diciptakan di laboratorium dan dilakukan pencatatan
terhadap tingkat daya tumbuh benih. Secara tidak langsung adalah pengamatan dan
penilaian dengan mengukur sifat lain benih yang terbukti berhubungan dengan
beberapa aspek penampilan kecambah.
Praktikum uji vigor
yang dilakukan adalah deep soil test
yaitu dengan menanam benih pada kedalamaan berbeda dan red brick test yaitu
menanam benih pada media kerikil dan batu bata. Apabila benih mampu tumbuh dan
berkecambah dengan baik pada media dan kedalam tersebut, maka dapat dinyatakan
bahwa kemampuan vigor benih tinggi. Pada praktek di lapangan, vigor benih
menentukan tingkat keserempakan tumbuh tanaman.
Pengujian
benih sangatlah penting untuk dilakukan, terujinya benih berarti terhindarnya
petani dari berbagai kerugian yang dapat timbul dari pelaksanaan usaha taninya.
Pengujian vigor benih merupakan salah satu cara untuk menentukan kualitas dan
mutu benih. Vigor benih sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan benih untuk
tumbuh normal pada kondisi lingkungan sub optimal. Uji vigor merupakan
parameter viabilitas absolute yang tolak ukurnya bermacam-macam. Tolak ukur
mengindikasikan benih yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi lapang
yang sub optimal dan yang digunakan adalah persentase kecambah normal.
2.
Tujuan
Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menguji
vigor benih.
B. Tinjauan
Pustaka
Secara ideal semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh
yang tinggi, sehingga bila ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragam
akan tetap tumbuh sehat dan kuat serta berproduksi tinggi dengan kualitas baik.
Vigor benih di cerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing
‘kekuatan tumbuh’ dan ‘daya simpan’ benih. Kedua nilai fisioogi ini menempatkan
benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman normal
meskipun keadaan biofisik lapangan produksi sub optimum atau sesudah benih
melampui suatu periode simpan yang lama (Mugnisjah 2008).
Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih
untuk tumbuh secara normal pada kondisi optimum. Berdasarkan pada kondisi
lingkungan pengujian viabilitas benih dapat dikelompokkan ke dalam viabilitas
benih dalam kondisi lingkungan sesuai (favourable) dan viabilitas benih dalam
kondisi lingkungan tidak sesuai (unfavourable). Pengujian viabilitas benih
dalam kondisi lingkungan tidak sesuai termasuk kedalam pengujian vigor benih.
Perlakuan dengan kondisi lingkungan sesuai sebelum benih dikecambahkan
tergolong untukmenduga parameter vigor daya simpan benih, sedangkan jika
kondisi lingkungan tidak sesuai diberikan selama pengecambahan benih maka
tergolong dalam pengujian untuk menduga parameter viabilitas tumbuh benih
(Soetopo 2005).
Vigor benih adalah kemampuan tumbuh benih menjadi
tanaman berproduksi normal dalam kondisi sub optimum. Beberapa kondisi sub optimum dilapang misalnya : kondisi kekeringan, tanah
salin, tanah asam, tanah penyakit, dsb. Benih yang mampu mengatasi kondisi
tersebut termasuk lot benih bervigor tinggi ( Amira 2011).
Vigor benih
adalah kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal pada kondisi suboptimum di
lapang sesudah disimpan dalam kondisi simpan yang suboptimum
dan ditanam dalam kondisi lapang yang optimum. Tanaman dengan tingkat vigor
yang tinggi mungkin dapat dilihat dari fenotipe kecambah atau bibitnya, yang
selanjutnya mungkin dapat berfungsi sebagai landasan pokok untuk ketahananya
terhadap berbagai kondisi yang menimpanya (Bewley and Black 2005).
Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih
untuktumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal. Vigor dipisahkan
antara vigor genetik dan vigor fisiologi. Vigor genetik adalah vigor benih dari
galur genetik yang berbeda-beda, sedang vigor fisiologi adalah vigor yang dapat
dibedakan dalam galur genetik yangsama. Vigor fisiologi dapat dilihat antara
lain dari indikasi tumbuh akar dari plumula atau koleptilnya, ketahanan
terhadap serangan penyakit dan warna kotiledon dalam efeknya terhadap
Tetrazolium Test. Informasi tentang daya kecambah benih yang ditentukan di
laboratorium adalah pada kondisi yang optimum. Padahal kondisi lapang yang
sebenarnya jarang didapati berada pada keadaan yang optimum. Keadaan sub
optimum yang tidak menguntungkan di lapangan dapatmenambah segi kelemahan benih
dan mengakibatkan turunnya persentase perkecambahan serta lemahnya pertumbuhan
selanjutnya. Secara ideal semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang
tinggi, sehingga bila ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragamakan
tetap tumbuh sehat dan kuat serta berproduksi tinggi dengan kualitas baik
(Bagod 2006).
Vigor benih
dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing – masing “kekuatan
tumbuh” dan daya simpan” benih. Tanaman dengan tingkat vigor yang tinggi
mungkin dapat dilihat dari performansi fenotipis kecambah atau bibitnya, yang
selanjutnya mungkin dapat berfungsi sebagai landasan pokok untuk ketahannya
terhadap berbagai unsur musibah yang menimpa. Vigor benih untuk kekuatan tumbuh
dalam suasana kering dapat merupakan landasan bagi kemampuannya tanaman
tersebut untuk tumbuh bersaing dengan tumbuhan pengganggu ataupun tanaman
lainnya dalam pola tanam multipa. Vigor benih secara spontan merupakan landasan
bagi kemampuan tanaman mengabsorpsi sarana produksi secara maksimal sebelum
panen (Sutopo 2011).
Benih dengan viabilitas tinggi akan menghasilkan
bibit yang kuat dengan perkembangan akar yang cepat sehingga menghasilkan
pertanaman yang sehat dan mantap. Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki
benih yang menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja atau lot benih
selama perkecambahan dan munculnya kecambah. Vigor adalah suatu indikator yang
menunjukan bagaimana benih tumbuh pada kondisi lapang yang bervariasi. Vigor adalah
gabungan antara umur benih, ketahanan, kekuatan dan kesehatan benih yang diukur
melalui kondisi fisiologinya, yaitu pengujian stress atau memalui analisis
biokimia (ISTA
2007).
C.
Metodologi Praktikum
1.
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum acara
pengujian vigor benih ini dilaksanakan
pada hari Jum’at tanggal 29 Nevember 2013 pukul 08.40-10.00 dan bertempat di
Laboratorium Ekologi Manajemen dan Produksi Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat :
1.
Polybag
2.
Pasir
3.
Batu bata
b.
Bahan
1.
Benih tanaman kedelai (Glycine max Marill)
2.
Benih tanaman
jagung (Zea mays)
3. Cara Kerja :
a.
Menyiapakan
polybag dan media tanam.
b.
Menanam
benih kedelai dengan kedalam berbeda. (2 cm, 5 cm dan 7,5 cm)
c.
Menandai
benih yang telah ditanam sesuai dengan kedalam tanam.
d.
Menyiram
tanaman seperlunya.
e.
Mengamati
pertumbuhan tunas, tinggi tunas dan panjang akar.
4. Pengamatan yang dilakukan
a. Menghitung kecepatan kecambah dan daya kecambah.
b. Mengukur tinggi tanaman dan panjang akar.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Uji Vigor Benih
Kelompok
|
Benih
|
Kedalaman
Tanaman
(cm)
|
KK
(%)
|
DK
(%)
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
|
Panjang
Akar
(cm)
|
Kriteria
|
11
|
Jagung
|
3 cm
|
100 %
|
100 %
|
19 cm
|
25 cm
|
Normal
|
Kedelai
|
3 cm
|
100 %
|
100 %
|
10 cm
|
4 cm
|
Normal
|
|
12
|
Jagung
|
3 cm
|
100 %
|
100 %
|
14 cm
|
9 cm
|
Normal
|
Kedelai
|
3 cm
|
33 %
|
33 %
|
2,5 cm
|
3,5 cm
|
Normal
|
|
13
|
Jagung
|
3 cm
|
100 %
|
100 %
|
19 cm
|
19,5 cm
|
Normal
|
Kedelai
|
3 cm
|
100 %
|
100 %
|
25,5 cm
|
10 cm
|
Normal
|
|
14
|
Jagung
|
3 cm
|
66 %
|
100 %
|
9,2 cm
|
15,4 cm
|
Normal
|
Kedelai
|
3 cm
|
33 %
|
33 %
|
11 cm
|
1 cm
|
Normal
|
|
15
|
Jagung
|
3 cm
|
100 %
|
100 %
|
16 cm
|
17 cm
|
Normal
|
Kedelai
|
3 cm
|
100 %
|
100 %
|
22 cm
|
6 cm
|
Normal
|
Sumber:
Laporan Sementara
Keterangan :
![]() |
![]() |
Gambar
5.1 Media Red Break Fest Pada Jagung
|
Gambar
5.2 Media Red Break Fest Pada Kedelai
|
Analisa Data :
Kecepatan Kecambah
(KK)
KK
= 

Daya
Kecambah (DK)
DK = 

1.
Pada Jagung
Kecepatan Kecambah
(KK) =
= 100%

Daya Kecambah (DK)
=
= 100%

2.
Pada Kedelai
Kecepatan Kecambah
(KK) =
= 100%

Daya Kecambah (DK)
=
= 100%

2. Pembahasan
Vigor Benih adalah
kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada lingkungan yang kurang memadai
(suboptimum), dan mampu disimpan pada kondisi simpan yang sub optimum. Vigor
adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan
kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas. Vigor
benih untuk tumbuh secara spontan merupakan landasan bagi kemampuan tanaman
mengabsorpsi sarana produksi secara maksimal sebelum panen. Juga dalam
memanfaatkan unsur sinar matahari khususnya selama periode pengisian dan
pemasakan biji. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama
proses perkecambahan dan perkembangan kecambah.
Vigor benih bukan merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi merupakan
sejumlah sifat yang menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubungan
dengan penampilan suatu lot benih yang antara lain : Kecepatan dan keserempakan
daya berkecambah dan pertumbuhan kecambah. Kemampuan munculnya titik
tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan. Kemapuan
benih untuk berkecambah setelah mengalami penyimpanan.
Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya
dari benih bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan: Tahan disimpan lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, cepat dan pertumbuhannya merata
dan mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam
lingkungan tumbuh yang sub optimal.
Kedalaman tanam merupakan hal penting
karena tanah memiliki kandungan unsur yang dibutuhkan tanaman pada kedalaman
tertentu dan setiap tanaman memiliki kesesuaian tertentu terhadap kedalaman
tanam terkait vigor tanaman. Bibit normal dari benih yang vigor memiliki
kekuatan tumbuh pada tanah padat dengan asumsi benih yang mampu tumbuh normal
pada kedalaman tanam paling dalam. Sedangkan kecambah dari benih yang kurang
vigor tidak memiliki kemampuan tersebut.
Vigor dihubungkan dengan bobot benih. Dalam
hal ini dihubungkan dengan kekuatan kecambah, kemampuan benih menghasilkan
perakaran dan pucuk yang kuat pada kondisi yang tidak menguntungkan serta bebas
dari serangan mikroorganisme.Bibit tipe epigeal biasanya memerlukan penanaman
yang lebih dangkal daripada bibit tipe hipogeal. Air dan oksigen berada di
dalam pori-pori tanah pada bagian atas tanah hampir jenuh, oleh karena itu
penanaman dangkal. Sedang pada musim kering bibit lebih baik di tanam sedikit
lebih dalam. Sewaktu benih di tanam bila benih menurun maka kecepatan
berkecambah menjadi lemah dan berat kering atau bobot benih saat dikecambahkan
menjadi rendah yang nantinya akan menghasilkan panen yang rendah.
E. Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah ditentukan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, antara lain :
a.
Pada hakekatnya vigor
benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari benih bervigor tinggi
akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi.
b.
Kedalaman tanam
merupakan hal penting karena tanah memiliki kandungan unsur yang dibutuhkan
tanaman pada kedalaman tertentu dan setiap tanaman memiliki kesesuaian tertentu
terhadap kedalaman tanam terkait vigor tanaman.
c.
Vigor benih bukan
merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi merupakan sejumlah sifat yang
menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubungan dengan penampilan suatu
lot benih.
d.
Hasil dari analisa data
pada benih jagung kecepatan kecambah 100% dan daya kecambah 100% sedangkan pada
benih kedelai kecepatan kecambah 100% dan daya kecambah 100%.
2.
Saran
Praktikum Uji Vigor Benih Ini di harapkan lebih memperhatikan tata cara yang benar dalam proses penanamannya.
Praktikum Uji Vigor Benih Ini di harapkan lebih memperhatikan tata cara yang benar dalam proses penanamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Amira 2011. Analisis Kemurnian Benih. http://www.leonheart45.blogspot.com. Di akses
pada tanggal 27 November 2013.
Bagod 2006. Biologi:
Sains Kehidupan. Surabaya: Penerbit Yudhistira.
Basuki 2005. Evaluasi Dengan Hasil 7 Genotip kentang Pada Lahan Kering Bekas Sawah Dataran Tinggi Ciwidy. Jurnal Hortikultura Vol 5 (4) : 16-28.
Bewley and
Black 2005. Physiology and Biochemistry of Seed in Relation
to Germination. New York: Heidelberg.
ISTA 2007. International
Rule for Seed Testing Edition 2007. Swizerland: International Seed Testing Association.
Sutopo 2011.
Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.