ACARA II
PENYEMAIAN BENIH
SAYURAN
A.
Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Penyemaian merupakan suatu proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum
ditanam pada lahan sesungguhnya. Benih tanaman disemaikan pada suatu tempat terlebih dahulu hingga pada usia tertentu baru
dipindahkan ke lahan. Penyemaian ini sangat penting, terutama pada benih
tanaman yang halus dan tidak tahan terhadap faktor-faktor luar yang dapat
menghambat proses pertumbuhan benih menjadi bibit tanaman. Dengan
menyemaikan benih terlebih dahulu, diharapkan akan mendapat mutu yang lebih
baik. Karena dapat dilakukan pemilihan bibit yang cermat dan tepat. Selain itu
apabila diusahakan pada lahan yang sempit, maka pemeliharaannya lebih intensif
sehingga mengurangi kemungkinan kegagalan atau ketidak tumbuhan bibit.Tujuan
dari penyemaian benih ini adalah untuk mempersiapkan bibit tanaman yang
mempunyai mutu baik sehingga nantinya dapat tumbuh menjadi tanaman yang baik
pula. Selain itu cara ini akan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan lahan
untuk pembibitan dan juga menghindari terjadinya kegagalan pembibitan karena
kita dapat melakukan pengamatan terhadap perkembangan benih hingga usia
tertentu.
Tanaman jenis
sayuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung yang ditanam pada lahan dan secara tidak
langsung atau persemaian. Penyemaian benih merupakan salah satu usaha menanam
benih secara tidak langsung atau proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum
ditanam pada lahan yang sesungguhnya. Penyemaian ini penting dilakukan apabila
benih yang akan ditanam adalah benih halus dan tidak tahan terhadap faktor – faktor yang dapat menghambat
pertumbuhan benih menjadi bibit baru yang bermutu baik.
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung
(direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan
terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan
biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan
jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau
jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu.
Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat
dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap
ditanam), misalnya untuk Pinus merkusii setelah tinggi semai antara 20-30 cm
atau umur semai 8 – 10 bulan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan
paktikum acara II Penyemaian Benih Sayuran bertujuan sebagai berikut :
a. Mengenal serta mempelajari cara-cara
pembuatan pesemaian.
Menyemaikan beberapa
macam benih sayuran
B. Tinjauan
Pustaka
Persemaian
didefinisikan sebagai suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan benih suatu
jenis tanaman dengan perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah
ditetapkan. Tujuan utama pembuatan pembibitan adalah sebagai upaya penyediaan
bibit yang berkualitas baik dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana
penanaman (Edi ,S dkk, 2010)
Pada umumnya persemaian
digolongkan menjadi 2 jenis/tipe yaitu persemaian sementara dan persemaian tetap.
Persemaian sementara (Flyng nursery)
biasanya berukuran kecil dan terletak di dekat daerah yang akan ditanami.
Persemaian sementara ini biasanya berlangsung hanya untuk beberapa periode
panenan (bibit/semai. Sedangkan Persemaian Tetap. biasanya berukuran (luasnya)
besar dan lokasinya menetap disuatu tempat, untuk melayani areal penanaman yang
luas (Andini 2006).
Tempat persemaian adalah sepetak
tanah yang sengaja di buat untuk menyemaikan bibit-bibit yang tidak dapat atau
sukar untuk ditanam langsung di kebun.
Hampir semua bibit sayuran memerlukan persemaian itu. Hanya bayam, lobak,
bakung, bawang merah, bawang putih, seledri, radis, wortel dan semua jenis
kacang dapat langsung ditanam (disebarkan) pada petakan-petakan persemaian yang
agak luas dapat dibuat pada tanah yang khusus
disediakan untuk keperluan itu. Untuk berkebun di halaman cukup
dipergunakan sebuah bak yang dibuat dari kayu
(Rismunandar 2003).
Tempat dilakukannya pembibitan / persemaian
hendaknya mudah dijangkau dengan memudahkan upaya pengairan, pemberian naungan
atau hal-hal rutin lain yang diperlukan oleh tanaman muda. Ada dua bentuk utama
dari bedengan persemaian yang ditinggikan (raised beds) dan yang direndahkan
(sunken beds). Bed yang ditinggikan merupakan bentuk bedengan persemaian yang
lebih banyak dilakukan oleh petani di wilayah yang sering banjir (Muningsjah dan Setiawan
2000).
Persemaian
tidak memerlukan tanah yang terlalu subur. Tanah subur mengakibatkan
pertumbuhan bibit yang terlalu cepat. Sebaiknya tanah persemaian yang kurang
subur, maka pertumbuhan akar bibit relatif lebih besar dari pada batangnya.
Tanaman persemaian dapat dipelihara dalam kotak-kotak tanah dan dalam
kantong-kantong kerta atau dibedngan untuk persemaian yang berjarak cukup
didalam barisan agar mudah dipisahkan atau dipindahkan (Fiandika 2006).
C. Alat
dan Bahan
a. Alat
1. Cethok
2. Polybag
3. Gembor
b. Bahan
1. Biji
mentimun ( Cucumis sativus L)
2. Biji
kangkung ( Ipomoea reptana)
3. Biji
kacang panjang ( Phaseolus vulgaris)
4. Biji
sawi hijau ( Brassica campestris)
D. Cara
Kerja
1. Menyiapkan
dengan campuran media tanah dan pupuk kandang.
2. Menyirami
media tanam hingga mencapai kondisi lapang.
3. Memasukkan
benih sesuai pembagian kelompok masing- masing
4. Benih
yang telah disemaikan diletakkan pada tempat sesuai perlakuan ( dalam naungan
dan luar naungan)
5. Melakukan
pemeliharaan dan pengawasan
6. Menghitung
kecepatan kecambah dan daya kecambah.
E.Hasil dan Pembahasan
1.Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Data Rekapan
Kelompok
(Komoditas)
|
KK (%)
|
DK (%)
|
||
Naungan
|
Tanpa naungan
|
Naungan
|
Tanpa naungan
|
|
6 (Kangkung)
|
90
|
90
|
100
|
100
|
7 (Kacang panjang)
|
80
|
30
|
80
|
100
|
8 (sawi)
|
30
|
0
|
100
|
0
|
9 (Mentimun)
|
70
|
30
|
100
|
80
|
10 (kangkung)
|
70
|
30
|
90
|
60
|
Sumber
: Laporan Sementara
Tabel 2.2 Pengamatan perkecambahan biji
mentimun ditempat dengan naungan
Komoditas
|
Populasi
|
Hari ke
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
Mentimun
|
10 butir
|
-
|
2
|
6
|
7
|
8
|
10
|
10
|
Sumber: Laporan Sementara
Tabel
2.3 Pengamatan perkecambahan biji mentimun ditempat dengan tanpa naungan
Komoditas
|
Populasi
|
Hari ke
|
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
Mentimun
|
10 butir
|
|
1
|
3
|
3
|
6
|
6
|
8
|
Sumber: Laporan Sementara
Perhitungan :
a. Dengan
naungan
Kecepatankecambah =

= 

= 70%
Daya
Kecambah =

= 

= 100%
b. Tanpa
naungan
Kecepatan kecambah =

=


=
30%
Daya
Kecambah =

= 

= 80%
2. Pembahasan
Persemaian
adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih atau bagian tanaman
lain menjadi bibit siap tanam di lapangan. Benih yanng baik apabila diproses
dengan teknik persemaian yang baik, akan menghasilkan bibit yang baik pula,
tetapi benih yang baik akan menghasilkan bibit yang kurang baik apabila
diproses dengan teknik persemaian yang tidak sesuai. Bibit yang berkualitas
dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu akan diperoleh apabila teknik
persemaian sesuai prosedur yang sudah baku (Longman, 2003).
Pada praktikum
penyemaian benih sayuran ini, benih yang digunakan adalah benih terung.
Beberapa
hari setelah tanam maka biji akan mulai bekecambah. Kecepatan kecambah adalah
banyaknya biji yang dihitung dalam prosentase yang berkecambah dari waktu yang
lebih pendek daripada waktu untuk menetapkan gaya kecambah. Maka kecepatan
kecambah selalu lebih kecil dari gaya kecambah dan memperlihatkan banyaknya
benih dihitung dalam persen yang dapat berkecambah cepat. Benih dapat
dikecambahkan dalam bak-bak semai yang berisi media khusus, kemudian benih
kecil dipindahkan ke tempat yang cocok. Sedangkan diketahui jumlah benih yang disebar dalam satu lubang akan
tergantung dari daya tumbuh (viabilitas) benih dan pada spesies yang ditanam,
untuk banyak spesies 2 benih per lubang adalah ideal (Schooley 2007).
Dalam praktikum ini
bahan yang disemaikan adalah tanaman kangkung, kacang panjang, sawi dan
mentimun yang ditanam pada media campuran tanah, pasir dan pupuk kandang. Benih
kangkung, kacang panjang, sawi dan mentimun yang ditanam berjumlah 10 benih per
perlakuan, tujuannya agar mudah dalam menghitung persentase kecepatan kecambah
dan daya kecambah. Kecepatan kecambah adalah banyaknya benih yang tumbuh pada 4
HST (Hari Setelah Tanam) dari semua jumlah benih yang ditanam. Sedang daya
kecambah adalah banyaknya benih yang tumbuh pada 7 HST (Hari Setelah Tanam)
dari semua jumlah benih yang ditanam.
Pada
pratikum penyemaian benih mentimun
dilakukan dengan dua perlakuan yakni perlakuan pertama dilakukan dibawah
naungan dan yang kedua diluar ruangan. Pada penyemaian benih perlakuan di bawah
naungan dihasilkan kecepatan kecambah 70 %,
daya kecambah 100
% dan pada penyemaian benih perlakuan di luar ruangan dihasilkan kecepatan
kecambah 30 %, daya kecambah 80
%. Perbedaan hasil kecepatan kecambah dan daya kecambah dari kedua perlakuan
tersebut disebabkan juga karena adanya beberapa faktor baik faktor dalam maupun
faktor l Hasil dari pengamatan ini dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor
dari dalam maupun dari luar.
Faktor
dari dalam antara lain kemurnian benih, vigor benih, dan viabilitas benih.
Sedangkan faktor luar meliputi suhu, cahaya, kelembapan, ketersediaan air dan
oksigen pada media tanam.Selain itu, kedalaman tanam pada persemaian juga
mempengaruhi pertumbuhan benih dimana benih yang ditanam terlalu dalam pada
tanah akan menyebabkan benih tidak tumbuh karena benih tidak mempunyai kekuatan
atau sulit untuk menembus tanah sehingga benih tidak dapat tumbuh.
F. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a.
Hasil penyemaian mentimun 10 benih naungan lebih
baik daripada tanpa naungan yaitu dengan naungan dihasilkan kecepatan kecambah
70 %, daya kecambah 100 % dan pada penyemaian
benih perlakuan di luar ruangan dihasilkan kecepatan kecambah 30 % dan daya kecambah 80 %.
b.
Faktor dari dalam
antara lain kemurnian benih, vigor benih, dan viabilitas benih. Sedangkan
faktor luar meliputi suhu, cahaya, kelembapan, ketersediaan air dan oksigen
pada media tanam.
c.
Tujuan dari
praktikum ini agar mudah dalam
menghitung persentase kecepatan kecambah dan daya kecambah.
d.
Dalam
praktikum ini bahan yang disemaikan adalah tanaman kangkung, kacang panjang,
sawi dan mentimun yang ditanam pada media campuran tanah, pasir dan pupuk
kandang.
DAFTAR PUSTAKA
Andini
2006. Jenis-jenis Persemaian.http://www.pengertian-definisi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 1 Desember 2013 pukul
19.30 WIB.
Edi, S., dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya
Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jambi.
Fiandika
2006. Penyemaian Benih .Universitas
Gadjah Mada Press: Yogyakarta
Longman.2003.Dasar-dasar
perlindungan hutan.Gadjah Mada Press.Yogyakarta
Muningsjah dan Setiawan.2002.
“ Pengaruh Umur
Semaian Pada Saat ditanam ke lapangan Terhadap
Pertumbuhan Hasil Kangkung Asal Biji Botani”. Jurnal Hortikultura 5(5) : 1-12. Pusat
Litbang Hortikultura. Jakarta.
Rismunandar 2003. Pengaruh Pemberian Posfat dan Naungan
Terhadap Produksi
Biji Sawi Di Musim Hujan.Jurnal Hortikultura.
6(2): 102-114.
nice mbak najwa :)
BalasHapus