
A.
Latar
Belakang
Indonesia
dalam perekonomian dunia saat ini masuk dalam kategori negara yang sedang
berkembang. Kondisi ini dipicu oleh banyak faktor antara lain kemiskinan,
pendidikan rendah dan lain sebagainya. Banyak pertanyaan yang muncul mengapa
Indonesia tidak dapat menjadi salah satu negara maju. Jika kita melihat
sumberdaya yang dimiliki Indonesia baik sumberdaya alam maupun sumberdaya
manusia, seharusnya Indonesia memiliki potensi yang besar. Selain itu juga
mempunyai kekayaan alamnya sangat
melimpah dan lahannya yang sangat subur.
Ini lah salah satu faktor kemiskinan yang terjadi di Indonesia bahwa masyarakat
belum bisa mengelola usahatani dengan baik dan belum bisa memperoleh hasil yang
maksimal.
Lebih
dari 65 persen jumlah penduduk negara-negara berkembang tinggal secara
permanen, bahkan turun-temurun di perdesaan, sedangkan penduduk negara-negara
maju yang tinggal di desa kurang dari 27 persen. Demikian pula halnya dengan
angkatan kerja, sekitar 58 persen angkatan kerja di negara-negara berkembang
mencari nafkah di sektor pertanian, sedangkan negara maju hanya 5 persen. Dalam konteks ini Indonesia belum bisa meninggkatkan
taraf hidup rakyat, sedangkan negara-negara lain yang dikategorikan sebagai
negara maju telah menyempurnakan kehidupan masyarakatnya.
Berlangsungnya
proses industrialisasi telah mengubah kegiatan ekonomi berbasis sumber daya
hayati dari sekedar bentuk pertanian primer menjadi suatu sektor pertanian
modern dan besar yang dinamakan sektor agribisnis. Kata lain sektor
agribisnis sebagai bentuk modern dari
pertanian primer yang mencakup empat subsistem yaitu subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness), yaitu kegiatan
ekonomi yang menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi pertanian primer
seperti bibit, pupuk dan lain sebagainya, subsistem usahatani (on-farm agribusisness), subsistem
agribisnis hilir (downstream
agribusiness) yaitu kegiatan ekonomi yang
mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan dan subsistem jasa
layanan pendukung seperti lembaga keuangan, transportasi, penyuluhan dan
lain-lain.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam
usahatani sebagai berikut,
1.
Kurangnya informasi
harga
2.
Aspek teknologi
3. Perubahan
harga
4. Meningkatnya
jumlah produsen
5. Menurunnya
lahan pertanian
6. Menurunnya
harga
7. Perubahan
iklim
8. Meningkatnya
kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global
9.
Ketebatasan akses
petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani dll.
PT. Kepurun Pawana Indonesia (PT.
KPI) adalah badan usaha (perseroan) swasta nasional, afiliasi Yayasan
Pendidikan & Kesejahteraan PT. PLN (PERSERO) yang berdiri di Yogyakarta, 28 Oktober 1997. Berdirinya PT. KPI didasarkan pada
pemikiran dan kenyataan potensi alam dan sumber daya manusia tanah air
Indonesia yang begitu besar serta kondusif bagi usaha pertanian, peternakan dan
perikanan, namun belum dikelola secara optimal, sehingga didirikannya PT. KPI
disamping dimaksudkan untuk mengelola serta mengembangkan secara optimal
potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Indonesia melalui usaha-usaha pertanian, peternakan dan perikanan dengan mengacu pada sistem yang baik dan benar yang akan
memberikan hasil optimal demi kesejahteraan. Di PT. KPI telah diadakan praktikum mata kuliah Manajemen Usahatani pada hari
Selasa 4 Juni 2013.
![]() |
B.
Permasalahan
Permasalahan yang perlu dibahas dalam
Praktikum Manajemen Usahatani mencakup pengelolaan usahatani dan pemasaran
produk usahatani. Permasalahan dalam Praktikum Manajemen Usahatani antara lain
:
1. Bagaimana
tahap-tahap proses usahatani di Kepurun Pawana Indonesia?
2. Bagaimana
cara menganalisa biaya dan pendapatan usahatani di Kepurun Pawana Indonesia?
3. Bagaimana
sistem penetapan harga dan pemasaran
produk usahatani di Kepurun Pawana Indonesia?
4. Bagaimana
cara mengelola usahatani di Kepurun Pawana Indonesia?
C. Tujuan dan Kegunaan
Praktikum
1. Tujuan
Tujuan dari Praktikum Manajemen Usahatani mengenai pengelolaan dan
analisa usahatani adalah:
a. Mengetahui
tahap-tahap proses usahatani di Kepurun Pawana Indonesia.
b. Mengetahui
cara menganalisa biaya dan pendapatan usahatani di Kepurun Pawana Indonesia.
c. Mengetahui sistem penetapan harga dan pemasaran produk
pertanian di Kepurun Pawana Indonesia.
d. Mengetahui
cara mengelola usahatani di Kepurun Pawana Indonesia.
2. Kegunaan
Kegunaan
Praktikum Manajemen Usahatani adalah meliputi kegunaan bagi Kepurun Pawana
Indonesia, Fakultas Pertanian UNS, Mahasiswa, dan pihak lain yang terkait dalam
pelaksanaan Praktikum Manajemen Usahatani yaitu:
a. Bagi
Mahasiswa Fakultas Pertanian UNS, sebagai
persyaratan dalam menempuh mata kuliah Manajemen Usahatani pada semester II.
b.
Bagi Kepurun
Pawana Indonesia, memperkenalkan KPI kepada mahasiswa agar mahasiswa hasil praktikum diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran dari mahasiswa mengenai penyelesaian masalah Manajemen Usahatani dan
cara mengatasi hambatan usahatani pada perusahaan.

c.
Bagi Fakultas Pertanian
UNS, hasil praktikum ini diharapkan dapat mendukung
kelengkapan dalam penerapan mata kuliah Manajemen Usahatani dalam pendidikan
bidang pertanian.
d.
Bagi pihak terkait
lainnya, hasil praktikum diharapkan dapat memberikan solusi hambatan dalam
Manajemen Usahatani produk pertanian.
![]() |

A. Manajemen Usahatani
Sektor usahatani merupakan bidang usaha yang sejak lama
mempunyai peranan yang cukup besar bagi perekonomian negara. Berbagai komoditas
seperti sawit, teh, kopi, dan lain-lain. Sayang komuditas lain seperti
hortikultura belum mampu dikembangkan secara baik. Selain itu juga masalah
teknis karena terbatasnya sumber daya. Kelangkaan sumber pembiayaan bagi sektor
usahatani
seperti ini diakui oleh derektorat pembiayaan, Ditjen Bina Sarana pertanian.
Bagi pengusaha di sektor usahatani yang ingin meluaskan usahanya, peluang untuk mendapatkan biaya
masih terbuka lebar. Tidak hanya terbatas pada lembaga keuangan dan perbankan
saja, tetapi banyak pengusaha usahatani yang berhasil mengembangkan usahanya melalui perorangan atau para
calon pembeli produknya. Bahkan adapula yang berhasil menghimpun dana
masyarakat yang cukup besar (Downey,1992).
Sebelum
melakukan kegiatan usahatani
perlu dilakukan analisis modal atau pembagian, yaitu beberapa besar biaya yang
harus dikeluarkan untuk pengadaan tanah (biaya membeli atau sewa lahan),
membiayai produksi (seperti bibit, tenaga kerja, pupuk, dan pasca panen). Analisis ini dapat
diketahui besarnya modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan bisnis dan
besarnya kekurangan modal yang tidak bisa dipenuhi dari kas pribadi atau
perusahaan. Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan
efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya
yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan
atau input (Soekartawi, 2006).
Usahatani
adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi
berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat
sebaik-baiknya. Usahatani
merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan
mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien
mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Petani berusaha keras dalam mengerjakan lahan olahanya
dididampingi pemerintah sebagai tempat menggantungkan modal usaha (Suratiyah,
2006).
Biaya usaha tani dibedakan menjadi
Biaya tetap (fixed cost) biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Beberapa biaya tetap
adalah sewa tanah, pajak, alat pertanian, dan iuran irigasi Biaya tidak tetap (variable
cost), biaya
yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, seperti biaya
saprodi (tenaga kerja, pupuk, pestisida, dan bibit). Biaya ini dapat berubah sewaktu-waktu menurut
penggunaan dan komoditas yang ditanam (Sukirno, 2003).
Menurut Rahmi (2011)
biaya eksplisit (explicit cost) adalah
pengeluaran-pengeluaran yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan
faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan seperti upah tenaga
kerja luar keluarga (TKLK), pengadaan semua benih/bibit, pupuk, obat-obatan,
dan lain-lain. Hasil akhir dari suatu produksi dalam pertanian atau lainnya
dapat bervariasi disebabkan oleh perbedaan kualitas yang dihasilkan, bila kualitas produk itu
baik berarti usahatani tersebut dilaksanakan dengan baik dan sebaliknya bila
usahatani yang dilakukan tidak baik maka kualitas produk yang dihasilkan juga
tidak baik. Semua pengolahan
tergantung kepada setiap petani yang mengolah hasil pertanian tersebut (Dwi, 2011).
B. Bayam Merah

Jenis bayam budidaya
dibedakan 2 macam, yaitu:
1. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri – ciri bayam
cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih-putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang.
Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya
putih disebut bayam putih.
2. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri – ciri bayam ini
adalah memiliki daun lebar – lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
a. Hybridus caudatus L. memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing,
berwarna hijau kemerah–merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam
rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
b.
Hibridus paniculatus L. mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau,
rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar-besar pada ketiak daun. Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu varietas giri hijau, giti merah, maksi, raja, betawi, skop dan hijau
(Dalimartha,
2002)
Penciptaan kondisi
lingkungan yang baik bagi pertumbuhan tanaman bayam dapat dilakukan dengan
menanam di bawah naungan waring (paranet).
Paranet sebagai naungan
dimaksudkan untuk mengurangi intensitas cahaya mata hari menjadi 70 dan 40%. Menurut Branchini, tanaman bayam
menghendaki kondisi lingkungan cahaya matahari yang banyak (sunny)
tetapi tidak terlalu terbuka (exposed). Sementara itu, faktor kultur
teknik yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pertumbuhan dan kualitas hasil
bayam adalah penggunaan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh adalah senyawa
organik selain zat hara yang dalam konsentrasi rendah mampu mempengaruhi proses
fisiologis tanaman (Arifin, 2007)



Komoditas : Bayam Merah
Luas garapan lahan : 500 m2
A.
Pengguanaan Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan cara menghitung
setiap kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan kemudian dijumlah untuk
seluruh usahatani. Kebutuhan tenaga kerja berdasarkan jumlah tenaga kerja
keluarga yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhannya. Berdasarkan
penghitungan maka jika terjadi kekurangan maka memenuhinya dapat berasal dari
tenaga luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja di PT. KPI dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Penggunaan Tenaga Kerja
Uraian
|
Tenaga Kerja
|
||||
Jumlah
|
Jam / hari
|
∑ Hari kerja
|
Upah (Rp)
|
||
Pria
|
Wanita
|
||||
1. Pengolahan tanah
|
3
|
-
|
4
|
2
|
75.000
|
2. Penanaman
|
3
|
-
|
2
|
2
|
37.500
|
3. Pemupukan
a. Pemupukan I
b. Pemupukan II
|
3
3
|
-
-
|
2
2
|
1
1
|
18.750
18.750
|
4. Pemeliharaan
a. Pemeliharaan I
b. Pemeliharaan II
|
3
3
|
-
-
|
8
8
|
2
2
|
150.000
150.000
|
5. Pengendalian hama
|
0
|
-
|
0
|
0
|
0
|
6. Pengairan
a. Pengairan I
b. Pengairan II
|
2
2
|
-
-
|
2
2
|
25
25
|
312.500
312.500
|
7. Pemanenan
|
3
|
-
|
3
|
1
|
28.125
|
8. Pengangkutan
|
0
|
-
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
-
|
33
|
61
|
1.103.125
|
Sumber : Data primer
Keterangan : 1
hari (HKP) = 8 jam
Upah
per HKW = Rp –
Upah
per HKP = Rp 25.000
|

8

8
=
1 x 3 x 25.000
=
Rp 75.000,-
B.
Penggunaan Sarana Produksi
Sarana produksi merupakan salah satu bahan untuk meningkatkan
hasil produksi seoptimal mungkin. Sarana produksi pertanian terdiri atas bahan
yang meliputi benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tubuh dan lain-lain.
Penggunaan sarana produksi dapat diketahui dengan cara menghitung setiap
kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan kemudian dijumlah untuk
seluruh usahatani. Penggunaan sarana produksi di PT. KPI dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Penggunaan sarana produksi dan biaya
sarana produksi
Uraian
|
Penggunaan
|
Total
|
|
Fisik
|
Harga satuan (Rp)
|
||
1. Benih
|
1 kg
|
450.000
|
450.000
|
2. Pupuk kandang
|
750 kg
|
600
|
450.000
|
3. Abu
|
20 kg
|
200
|
4.000
|
4. Pestisida organik
|
0 kg
|
0
|
0
|
5. Lain – lain
|
4 pack
|
25.000
|
100.000
|
Jumlah
|
775
|
475.800
|
1.004.000
|
Sumber : Data primer
Benih = 1 kg x 450.000 = Rp 450.000,-
C.
Penggunaan Sarana Lain-lain

Tabel 3. Penggunaan sarana lain - lain
Uraian
|
Rp/Tahun
|
1. Pajak tanah
|
17.000
|
Jumlah
|
17.000
|
Sumber : Data primer
Pajak per musim tanam =
= Rp 1417,-

D.
Biaya Penyusutan
Biaya sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh
suatu output tertentu. Pengorbanan tersebut dapat berupa uang, barang, tenaga,
waktu maupun kesempatan. Namun biaya penyusutan tidak selalu dipikir oleh
kebanyakan pengelola industri, padahal biaya penyusutan adalah salah satu aspek
yang harus dihitung dalam analisi usahatani. Tabel biaya penyusutan peralatan di
PT. KPI dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Biaya penyusutan peralatan
Alat
|
Jumlah
|
Nilai
awal (Rp)
|
Nilai
akhir (Rp)
|
Umur Ekonomis
|
Penyusutan
/ unit / tahun
|
Total
penyusutan / tahun
|
Penyusutan
/ musim tanam
|
1. Cangkul
|
3
|
40.000
|
8.000
|
5 Tahun
|
6.400
|
19.200
|
1.600
|
2. Gembor
|
3
|
30.000
|
6.000
|
6 Tahun
|
4.000
|
12.000
|
1.000
|
3. Screen House
|
1
|
1.400.000
|
200.000
|
6 Tahun
|
|
200.000
|
16.667
|
Sumber : Data primer
Cangkul

Umur ekonomis

5

5
=
Rp 6.400,00
Total Penyusutan per tahun = Penyusutan/unit/tahun x jumlah
=
6.400,00
x 3
=
Rp 19.200,-

Lama
musim

12
=
Rp 1.600,-
E.
Produksi dan Pendapatan
Produksi
Total = 700
kg
Harga persatuan = Rp 12.000.-
Penerimaan =
Produksi Total x Harga Persatuan
=
700 kg x Rp 12.000,00
=
Rp 8.400.000,-
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |

A.
Gambaran Umun Perusahaan
1.
Sejarah Perusahaan
PT. Kepurun
Pawana Indonesia bertempat dan berkedudukan di desa Kepurun, kecamatan Manisrenggo, kabupaten Klaten, Jawa
Tengah, bergerak menjalankan usaha dibidang agribusiness dan agroindustries yang meliputi usaha-usaha
pertanian, peternakan, perikanan dan dalam
operasi usahanya mengacu pada system dan manajemen agribusiness. Berdirinya PT. KPI didasarkan
pada pemikiran dan kenyataan potensi alam dan sumber daya manusia tanah air
Indonesia yang begitu besar serta kondusif bagi usaha pertanian, peternakan dan
perikanan, namun belum dikelola secara optimal sehingga didirikannya PT. KPI disamping
dimaksudkan untuk mengelola serta mengembangkan secara optimal potensi
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Indonesia, melalui usaha-usaha pertanian, peternakan dan perikanan dengan mengacu
pada sistem
dan manajemen agribisnis yang baik dan benar yang akan memberikan hasil optimal
demi kesejahteraan para stake holder yaitu konsumen,
customer, karyawan, pemegang saham, masyarakat, Bangsa dan Tanah Air Indonesia.
Nama PT. Kepurun Pawana Indonesia, merupakan gabungan dari 3
kata yakni, Kepurun adalah nama desa dimana kegiatan usaha PT. KPI dipusatkan, terletak di lereng gunung Merapi dengan
ketinggian 600 m dpl, termasuk wilayah kecamatan Manisrenggo, kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pawana adalah kata dalam bahasa
Sanskerta berarti angin. Indonesia adalah Negara, tanah tumpah darah tercinta. Dengan menggabungkan
ketiga kata tersebut menjadi Kepurun Pawana Indonesia, para
penggagas dari Kepurun akan bertiup angin segar yang memberi harapan membangun
kehidupan untuk masa depan yang lebih baik ke seluruh pelosok tanah air
Indonesia.


Dengan
demikian, disamping menjalankan usaha-usaha yang profit oriented, PT. KPI juga memiliki komitmen untuk mengembangkan
pengetahuan dan wawasan masyarakat luas di lapangan agribisnis. Sehingga maju
dan berkembangnya PT. KPI juga berarti maju dan berkembangnya pengetahuan dan
ekonomi masyarakat petani dan peternak.
Hingga saat ini PT. KPI telah menyelenggarakan
pelatihan bagi masyarakat
petani/peternak maupun calon purna karya atau purna tugas dari berbagai
Instansi seperti PT. PLN (Persero), PT. Pembangkitan Jawa Bali (PT. PJB), PT.
Indonesia Power, PT. Telkom DIVRE IV Jateng & DIY, PT. Pertamina, Dinas
Peternakan Kab Gunungkidul DIY, BAPPEDA Kab Boyolali JATENG, dll.
![]() |
|||
![]() |
2.
Profil PT Kepurun Pawana
Indonesia
PT.
Kepurun Pawana Indonesia (PT. KPI) adalah badan usaha (perseroan) swasta
nasional, afiliasi Yayasan Pendidikan & Kesejahteraan PT. PLN (PERSERO)
yang berdiri pada tanggal 28 Oktober 1997 berdasarkan akte notaris H. Daliso
Rudianto, SH notaris dan PPAT di Yogyakarta, nomor 22 tanggal 28 Oktober 1997.
Nama
Perusahaan :
PT. Kepurun Pawana
Indonesia
Lokasi
Perusahaan : Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah
Kota/Propinsi :
Yogyakarta
Kode pos : 55142
Nomor Faks : 0274 543085
Telepon : 0274 543084 - 0274 543085 - 0274 7474835.
Kode pos : 55142
Nomor Faks : 0274 543085
Telepon : 0274 543084 - 0274 543085 - 0274 7474835.
![]() |
3. Stuktur
Organisasi dan Visi Misi
Struktur Organisasi PT. KPI
![]() |
|||
|
Gambar 1
Struktur Organisasi PT. KPI
Visi :
Diakui sebagai perusahaan nasional
yang bertumbuh kembang, unggul, terpercaya dan memberikan manfaat bagi umat
manusia dan lingkungan dengan bertumpu pada kekayaan sumber daya alam dan
insani tanah air Indonesia.
![]() |
Misi :

b. Mengupayakan agar agribisnis dan agroindustri menjadi pendorong
kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
c. Membantu pengembangan kegiatan usaha agribisnis dan agroindustri
yang berwawasan lingkungan dan kelestarian alam.
d. Membantu pengembangan wilayah/daerah pedesaan berbasis pada potensi,
kearifan, budaya dan keunggulan lokal berwawasan global.
B.
Sumber Daya Manusia
Manusia dapat diartikan sebagai
tenaga kerja yang dapat menimbulkan rasa lelah yang ditujukan untuk
menghasilkan benda ekonomi. Dimana tenaga kerja dapat dibedakan menjadi
angkatan kerja dan tenaga kerja. Dalam perusahaan mencari tenaga kerja yang
mempunyai keahlian khusus seperti pembuatan bakso, pemerasan susu, memanen hasil
tanaman. PT. KPI
menyeleksi karyawan dengan cara perekrutan dari masyarakat sekitar dengan
pelatihan khusus. Pada saat pelatihan harus ada pengawasan sehingga perusahaan
benar-benar mendapat karyawan yang memenuhi kualifikasi perusahaan.
a. Perekrutan

b.
Job
description
Tenaga kerja di PT. KPI dibagi menjadi beberapa
bagian bidang yaitu bagian
konsultan, administrasi, personalia, keamanan, ternak, pertanian, pengolahan, pemasaran, promosi dan customer service,
gudang dan lain-lain.
c.
Kompensasi (Gaji dan
Upah)
Upah
yang diberikan oleh PT. Kepurun Pawana Indonesia yaitu rata-rata dan minimal
batas UMR Kabupaten Klaten. Perusahaan ini menggunakan sistem kekeluargaan
sehingga memberikan kompensasi kepada tenaga kerja, semisal berupa tunjangan
hari raya.
C.
Teknik budidaya bayam merah
Budidaya bayam merah belum banyak diketahui oleh
masyarakat luas. Bayam dikembangbiakkan dengan bijinya. Biji bayam disebar
secara merata diatas pot/tempat budidayanya. Setelah 3-5 hari biji bayam akan
tumbuh. Setelah tinggi bayam 10 cm pindahkan ketempat penanaman yang lebih
luas. Siram bayam dan beri pupuk secukupnya. Setelah 1 bulan bayam siap di
panen.
Budidaya bayam merah ini menggunakan teknik screen house.
Screen house didefinisikan sebagai bangunan tertutup yang transparan untuk
menumbuhkan atau melindungi tanaman. Istilah lainnya didefinisikan sebagai
sebuah bangunan yang dapat memberikan kondisi optimal untuk pertumbuhan
tananam. Faktor lingkungan sendiri seperti suhu, sinar matahari, kelembaban dan
udara.
a.
Benih
Bayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (+ 3 bulan ). Apabila tanaman masih
muda sudah diambil bijinya, daya simpan benih tidak lama dan tingkat perkecambahan
rendah. Benih bayam yang berkualitas tinggi dapat disimpan selama 1 tahun.
Benih bayam tidak memerluhkan masa dorman jadi, benih yang baru dipanen
sebenarnya sudah siap untuk langsung ditanam.
b.
Persiapan lahan
Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur. Selanjutnya
buat bedengan dengan arah membujur dari barat ke timur agar mendapatkan cahaya
penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi
lahan. Jarak antar bedengan 30 cm.
c.
Pemupukan
Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk
dasar (pupuk kandang kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos
organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4
kg/m2. Sebagai starter tambahkan urea 150 kg/ha (15 g/m2)
diaduk dengan air dan
d. Penanaman/Penaburan Benih
Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Ditebar
langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pupuk kandang yang telah
dihancurkan dan ditebar secara merata di atas bedengan.
2. Ditebar
pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan
tanah.
3. Disemai
setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara selama + 3
minggu. Selanjutnya dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm.
Biasanya untuk bayam petik.
e. Pemeliharaan
Bayam
yang jarang terserang penyakit (yang ditularkan melalui tanah), adalah bayam
cabut. Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanahnya selalu
dipertahankan, misalnya dengan pemupukan organik yang teratur dan kecukupan air,
untuk tanaman muda (sampai satu minggu setelah tanam) membutuhkan air 4
l/m2/hari dan menjelang dewasa tanaman ini membutuhkan air sekitar 8 l/m2/hari.
f. Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Jenis
hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun, kutu daun,
penggorok daun dan belalang. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah
kecambah (Rhizoctonia solani) dan
penyakit karat putih (Albugo sp.).
Untuk pengendalian OPT gunakan pestisida yang aman mudah terurai seperti
pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.
Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan
jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
g. Panen
Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 20 cm, yaitu pada umur 3 sampai dengan 4 minggu setelah tanam. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya ataupun dipotong pangkalnya. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 sampai dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali.
Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 20 cm, yaitu pada umur 3 sampai dengan 4 minggu setelah tanam. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya ataupun dipotong pangkalnya. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 sampai dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali.
h. Pasca panen.
Tempatkan bayam baru panen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin untuk menjaga kesegarannya.
Tempatkan bayam baru panen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin untuk menjaga kesegarannya.
![]() |
|||
![]() |
D. Analisis Usahatani
Analisis usahatani di PT. KPI adalah menghitung
pendapatan, penerimaan dan keseluruhan biaya produksi. Analisis usahatani PT. KPI
dihitung dalam per satu kali tanam, yaitu 1 bulan. Analisis
usahatani Kepurun Pawana Indonesia adalah sebagai berikut :
1.
Penerimaan 8.400.000
2.
Biaya
a.
Biaya tetap
Pajak 1.417
Penyusutan
Cangkul 1.600
Gembor 1.000
Screen house 16.667
b.
Biaya variabel
Penggunaan tenaga kerja
Pengolahan tanah 75.000
Penanaman 37.500
Pemupukan 37.500
Pemeliharaan 300.000
Pengendalian hama -
Pengairan 625.000
Pemanenan 28.125
Sarana produksi
Benih 450.000
Pupuk kandang 450.000
Abu 4.000
Pestisida organik 0
Pengepakan 100.000
Total biaya 2.127.809
Pendapatan 6.272.191
![]() |

Total
biaya

2.127.809
= 3,94772
Analisis usahatani bayam
merah di PT. KPI
menghasilkan produksi total sebanyak 700 kg per musim dan harga
Rp 12.000 per kilogram, maka penerimaan total usahatani adalah Rp 8.400.000,00. Penerimaan
total usahatani PT. KPI dapat menutup biaya produksi usahatani yaitu biaya variabel dan
biaya tetapnya sebesar Rp
2.127.809,00. Pendapatan usahatani adalah Rp 6.272.191,00. Perhitungan
R/C Ratio yang lebih besar dari satu yaitu 3,94772 maka usahatani tersebut layak untuk
dikembangkan. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh PT. KPI cukup efisien,
sehingga biaya produksi dapat ditutup oleh penerimaan yang lebih besar daripada
biaya produksi usahataninya. Usahatani yang dikembangkan tersebut mampu
memberikan profit bagi PT. KPI dalam mensejahterakan seluruh kelompok tani yang tergabung dalam PT. KPI tersebut.
E. Strategi Penetapan Harga dan Pemasaran
Di
dalam proses penetapan harga jual suatu produk, perusahaan hendaknya
mengikuti prosedur yang terdiri dari enam langkah pokok, yaitu memilih sasaran
harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis pesaing,
memilih metode harga dan memilih harga akhir. Langkah
pertama adalah memilih sasaran harga, seperti misalnya bertahan hidup,
maksimalisasi keuntungan jangka pendek, volume penjualan, permintaan pasar,
unggul dalam pangsa pasar, persaingan, prestise atau status quo. Perusahaan bertujuan
bertahan hidup akan berusaha dengan menurunkan harga. Laba tidak begitu
dipentingkan, selama harga dapat menutupi biaya variabel dan sebagian biaya
tetap. Sasaran ini hanya untuk jangka pendek dan diharapkan dalam jangka
panjang perusahaan.

F. Kebijakan Pemerintah
PT KPI merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
agribisnis. PT. KPI tidak banyak merasakan kebijakan pemerintah. Pada saat BBM naik maka harga-harga input juga naik
sehingga harga jual sayuran naik, kenaikan ini disebabkan oleh harga
bahan-bahan dan biaya jasa pengangkutan ikut naik. PT. KPI
bisa sedikit dirugikan
dengan kebijakan pemerintah tersebut.
G.
Kendala - kendala dan Solusi


V.
PENUTUP

A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
1. R/C
Ratio dari usaha tani di PT.
KPI adalah 3,94772. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa usaha tani di PT.
KPI ini layak untuk
dikembangkan dan memberikan pendapatan yang layak bagi petani.
2. PT. KPI
bergerak dalam bidang agroindustri dan agribisnis yang
mengembangkan peternakan, perikanan, sayuran, dan makanan olahan.
3. Pemerintah
tidak mempunyai kebijakan yang khusus terhadap produksi ataupun pemasaran dari PT. KPI.
4. PT. KPI
lebih mengutamakan pada bidang pelatihan dan pengembangan
pasca pensiun.
B.
Saran
Bersadarkan praktikum yang telah dilakukan, kami
menyarankan :
1. PT. KPI
sebaiknya menambah sektor
pertanian pada tanaman herbal.
2. Bagian
pemasaran dari PT.
KPI dapat lebih dalam
mengenalkan produknya sehingga dapat meluaskan daerah untuk pendistribusian
hasil produksi.
3. Sebaiknya PT. KPI
lebih mengembangkan pemasarannya secara lebih luas..
4. Kepada para praktikan lebih serius dalam menjalani
seluruh kegiatan kunjungan industri.
5. Pada saat praktikum, para praktikan harus mengetahui
segala aspek industri dan semua kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh PT. KPI

Arifin, S. 2007. Pengaruh
Intensitas Cahaya Matahari Dan Triakontanol Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Biji Bayam. Jurnal Agronomi . 11 (1).
Dalimartha, S. 2002. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar. Puspa Swara. Surabaya.
Downey,
W. 1992. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta.
Dwi, W. 2011. Analisis Pendapatan dan Titik Impas Usahatani Mentimun (Cucumis sativus L). Jurnal
Agribisnis. 8 (2) : 29.
Marwoto. 2008.Strategi dan Komponen Teknologi Pengendalian
pada Tanaman Bayam. Jurnal Litbang Pertanian, 27 (4).
Rahmi, A. 2011. Analisis Usahatani Cabai Besar pada Usahatani
Organik. Jurnal perdesaan. 1 (1) : 3.
Rukamana, R. 2000. Seri budidaya Bayam. Kanisius. Yogyakarta.
Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI
Press. Jakarta.
Soepardi, O. 2008. Sifat dan Ciri
Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sukirno, S. 2003. Pengantar Mikroekonomi. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usaha Tani.
Penebar Swadaya. Jakarta.
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar