Minggu, 23 Februari 2014

BIJI BERNAS



V. BIJI BERNAS
A.    Pendahuluan
1.      Latar belakang
Benih merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan produksi pertanian. Oleh sebab itu mutu dan jumlahnya perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak yang terkait terutama pada saat musim tanam (pemakaian). Mutu benih yang sering dijadikan ukuran adalah meliputi bentuk dan ukuran benih, daya tumbuh, vigor, serta kemurnian benih. Mutu dan kualitas benih sangat ditentukan oleh kondisi.
Banyak literatur yang menyebutkan pengertian benih tanaman. Beberapa diantaranya berasal dari Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4. Namun, beberapa literatur juga menyebutkan pengertian benih tanaman sendiri. Masing-masing literatur tersebut memiliki sedikit perbedaan, tetapi dasar pengertian dari benih sendiri sama.
Dari beberapa definisi di atas beberapa berpendapat bahwa benih merupakan hasil perkembangbiakan secara generatif namun ada pula yang mengatakan bahwa benih merupakan hasil dari perkembangbiakan secara vegetatif maupun generatif. Terkait dengan hal itu pengertian benih lebih cenderung kepada hasil perkembangbiakan tanaman secara vegetatif maupun generatif sebagaimana yang telah tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia no.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4.
Penggunaan benih unggul bermutu merupakan salah satu syarat utama untuk meningkatkan produksi tanaman. Penggunaan benih asal-asalan akan menimbulkan berbagai kerugian diantaranya tenaga dan biaya dalam pelaksanaannya. Untuk mengatasi permasalahan terjadinya kemunduran mutu benih baik yang diakibatkan oleh faktor penyimpanan maupun diakibatkan oleh faktor kesalahan dalam penanganan benih, dapat dilakukan dengan penggunaan benih bernas. Benih tanaman biasanya tidak semua murni namun tercampur dengan benih dari tanaman lain, benih gulma dan berbagai kotoran sehingga benih tidak seratus persen murni oleh karena itu perlu adanya pemilihan benih.
Peningkatan produksi tanaman padi perlu terus diupayakan, salah satunya melalui program pemuliaan tanaman. Tujuan pemuliaan tanaman di Indonesia diutamakan pada : 1) meningkatkan potensi hasil secara genetik, 2) memperpendek umur tanaman, 3) memperbaiki ketahanan tanaman terhadap penyakit penting, seperti karat daun, bakteri busuk daun, virus dan nematoda, 4) memperbaiki ketahanan terhadap hama penting, seperti  lalat kacang dan hama pengisap polong, 5) memperbaiki toleransi tanaman terhadap cekaman lingkungan fisik, seperti pH rendah, kekeringan, naungan dan 6) memperbaiki mutu biji terutama warna, ukuran dan mutu simpan.
2.      Tujuan
Praktikum biji bernas ini bertujuan untuk mengetahui mutu dari suatu benih.









B.     Tinjauan Pustaka
Benih diartikan sebagai biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman. Secara agronomi, benih disamakan dengan bibit karena fungsinya sama. Tetapi secara biologi berbeda. Bibit digunakan untuk menyebut benih yang telah berkecambah. Dalam perkembangbiakan secara vegetatif, bibit dapat diartikan sebagai bahan tanaman yang berfungsi sebagai alat reproduksi (Lubis 2005).
Benih berkualitas merupakan komponen teknologi yang sangat strategis peranannya dalam menentukan keberhasilan usaha tani. Ketersediaan benih saja tidak cukup jika tidak diikuti dengan kualitas benih yang tinggi. Benih adalah bahan tanaman yang berwujud biji. Benih memiliki dan membawa sifat-sifat genetis tanaman induknya, dan akan tampil optimal jika mutu benihnya tinggi yang diindikasikan oleh daya tumbuh dan vigor benih yang tinggi di lapangan (tumbuh cepat dan merata) dalam kondisi lingkungan yang optimal (Mugnisyah 2001).
Menurut (Hasanah 2002) pemilihan benih juga penting dilakukan agar benih mempunyai mutu dan ukuran yang seragam. Selain itu, benih yang baik dan bersih akan terhindar dari kontaminasi cendawan gudang, seperti Aspergillus sp, dan Mucoralis. Pemilihan benih dapat dilakukan secara manual. Pemilihan didasarkan pada ukuran, berat jenis, dan bentuk benih. Ukuran biji bernas cenderung lebih besar, berat jenisnya tinggi dan bentuk benihn ya padat berisi.
Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting untuk mengetahui mutu dan kualitas benih. Informasi tersebut akan bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Pengujian laboratorium berperan besar dalam menyajikan data hasil uji yang akurat, dan tepat secara ilmiah. Pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui mutu fisik, fisiologi dan genetis benih contoh. Untuk memperoleh hasil uiji yang dapat dipertanggungjawabkan, maka metode yang digunakan sebaiknya merupakan metode standar yang dipublikasikan secara nasional, regional maupun internasional. Internasional Seed Testing Association (ISTA) Rule merupakan acuan yang memuat metode pengujian benih yang telah teruji validasinya dan diterima secara Internasional di dunia perdagangan benih (BBP2MB-TPH 2010).
Menurut (Williams 2002) keberhasilan pembentukan biji yang bernas umumnya dihasilkan dari persilangan outcross yaitu persilangan dua bunga dari tanaman yang berbeda. Dari 25 kali persilangan outcross: empat kali gagal, tiga kali menghasilkan biji tak berembrio dan 15 kali menghasilkan biji bernas, 10 buah diantaranya sudah berkecambah. Buah yang menghasilkan biji kosong/tak berembrio, bukan karena kegagalan outcross tetapi karena buah dipanen muda (kurang dari 3½ bulan). Pemanenan buah muda pada umur kurang dari 3½ bulan tidak disarankan karena menghasilkan biji yang steril atau tidak berembrio.











C.    Metode Praktikum
1.      Waktu dan Tempat Praktikum
            Praktikum biji bernas ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 15 November 2013 pukul 09.00-10.00 WIB di Laboratorium Ekologi Manajemen Produksi Tanaman (EMPT), Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.      Bahan dan Alat
1)      Bahan :
a.         Benih Padi (Oryza sativa)
b.        Air
2)      Alat :
a.       Ember
3.      Cara Kerja :
a.         Benih dimasukkan kedalam wadah yang berisi air dengan volume dua kali volume benih, kemudian diaduk-aduk sebentar.
b.         Benih yang terapung yang mempuyai berat jenis rendah dipisahkan dari benih lainnya.
c.         Benih-benih yang tenggelam dapat digunakan untuk pertanaman.
d.        Menghitung persentase benih yang bernas dan tidak.


D.    Hasil Dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Biji Bernas Pada Benih Padi (Oryza sativa)
NO
Jumlah Biji Padi
Biji Terapung
Biji Tenggelam
1
100
28
72
Sumber : Laporan sementara
Analisis data :
a.    Presentase Biji Bernas
=
=
b.    Presentase Biji Tidak Bernas
=
=
2.      Pembahasan
Benih merupakan salah satu faktor produksi pertanian yang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis ditingkat lahan (on-farm) maupun diluar lahan (off-farm). Untuk mendapatkan  benih bermutu  dengan kualitas tinggi dengan tingkat kemurnian tinggi. Secara modern untuk mendapat kemurnian yang tinggi dilakukan pengujian secara kuatitatif  melalui uji di laboratorium sehingga dihasilkan standar mutut benih dengan nilai toleransi standar mutu minimum yaitu tingkat terendah dari bebrbagai sifat mutu dapat diterima. Keberhasilan biji bernas lebih banyak ditentukan oleh faktor keberhasilan penyerbukan itu sendiri.
Berdasarkan morfologinya benih yang tumbuh normal bila sudah terbentuk daun berklorofil, epikotil, kotiledon, hipokotil, akar primer dan sekunder. Kualitas benih digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kualitas genetik, kualitas fisiologis, kualitas fisik. Yang ingin diketahui lewat pengujian viabilitas adalah kualitas fisiologis yang berkaitan dengan kemampuan benih untuk berkecambah.
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu benih antara lain faktor genetika, faktor lingkungan dan faktor status benih (kondisi fisik dan fisiologis benih). Faktor genetik  merupakan faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih. Setiap jenis atau varietas memiliki identitas genetik yang berbeda. Sebagai contoh, mutu daya simpan benih kedelai lebih rendah dibanginkan dengan mutu daya simpan benih jagung, kekuatan daya tumbuh (vigor) dan produksi benih jagung hibrida lebih tinggi dari benih jagung biasa (komposit). Demikian pula padi var. Peta memiliki mutu daya simpan yang lebih baik dari benih padi var. Chainan. Semua perbedaan tersebut diakibatkan perbedaan gen yang ada di dalam benih. Sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap mutu benih berkaitan dengan kondisi dan perlakuan selama prapanen, pancapanen, maupun saat pemasaran benih. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor fisik (genetik and physical faktors). Yang dimaksud dengan faktor genetik ialah varietas-varietas yang mempunyai genotype baik (good genotype) seperti produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor fisik ialah benih bermutu tinggi yang meliputi kemurnian (high purity), persen perkecambahan tinggi (high viability and vigor), bebas dari kotoran.
Penggunaan biji bernas ditujukan untuk mendapatkan tanaman yang baik, serta untuk keseragaman tanaman dalam pemanenan dan pertubuhan tanaman. Penggunaan biji bernas ini sangat penting dalam pertanian untuk peningkatan kualitas dan kuantitas serta proses penyimpanan yang lebih lama dan mendapatkan benih atau bibit yang lebih berkualitas. Adapun beberapa manfaat penggunaan biji bernas yaitu cepat tumbuh, pertumbuhan serempak, bila disemaikan dapat menjadi bibit vigorous (tegar) dan sehat, populasi tanaman optimum dan  dapat menghasilkan hasil yang lebih tinggi.
Praktikum biji bernas ini ditujukan untuk mendapatkan biji bernas, biji bernas adalah biji yang memiliki kualitas tinggi. Pengujian dilakukan juga untuk mendapatkan seberapa besar nilai biji bernas, serta untuk menapatkan kseragaman dalam pertumbuhan tanaman. Hasil dari pengamatan serta penganalisaan data menghasilkan persentasepada biji bernas yaitu 72% dan persentase pada biji tidak bernas 28%.














E.     Kesimpulan Dan Saran
1.      Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah ditentukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
a.       Penggunaan biji bernas ini sangat penting dalam pertanian untuk peningkatan kualitas dan kuantitas serta proses penyimpanan yang lebih lama dan mendapatkan benih atau bibit yang lebih berkualitas.
b.        Persentase biji bernas pada benih padi adalah 72%.
c.         Persentase biji tidak bernas pada benih padi adalah 28%.
d.        Pengujian dilakukan untuk mendapatkan seberapa besar nilai biji bernas, serta untuk menapatkan kseragaman dalam pertumbuhan tanaman.
2.      Saran
Agar lebih  memantapkan  hasil pada praktikum uji bernas  sebaiknya dilakukan dengan lebih dari 1 jenis komoditas supaya bisa membandingkan antara varietas satu dengan variestas yang lainnya.






 
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, H. Y. 2002. Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Air Benih Kedelai. Jurnal Penelitian Tropika, 8 (1):12-23.
Lubis, Khairunnisa. 2005. Pemuliaan Tanaman. http:// www.unsu.ac.id.html/. Diakses pada hari Rabu, 18 November 2013 pukul 08:08 WIB.
Metode Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura. 2010. BBP2MB-TPH. Dirjen Tanaman Pangan. Kementrian Pertanian.
Mugnisyah, W. 2001. Pengantar Produksi Benih. Rajawali Press. Jakarta.
Williams. N.H. 2002. The Biology of orchids and euglossine bees. In: Arditti, J. (ed.). Orchid Biology and Perspective. Vol. II. Ithaca: Cornell University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar