Minggu, 23 Februari 2014

Laporan Kesuburan Tanah dan Pemupukan



I.          PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Tanah merupakan suatu sistem yang ada dalam suatu keseimbangan dinamis dengan lingkungannya (lingkungan hidup atau lingkungan lainnya). Tanah tersusun atas lima komponen yaitu partikel mineral berupa fraksi an-organik hasil perombakan bahan-bahan batuan yang terdapat di permukaan bumi; bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang; air; udara tanah; dan kehidupan jasad renik. Tanah memegang peranan vital bagi semua kehidupan makhluk hidup karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan air serta sebagai penopang akar tumbuhan. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga sebagai habitat hidup berbagai organisme. Selain itu dari segi klimatologi tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah itu sendiri bisa tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Seluruh sistem bumi berinteraksi di dalam tanah, yang tersusun dari materi organik tak terlarut yang dihasilkan oleh pelapukan dan penghancuran batuan, mineral, dan sedimen; bahan makanan digunakan oleh tumbuh-tumbuhan; bermacam-macam materi organik, organisme baik hidup maupun mati, udara dan gas-gas lain serta air.
Setiap orang berkepentingan terhadap tanah. Tanah sebagai sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam aktivitas guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanah sebagai sumberdaya yang digunakan untuk keperluan pertanian dapat bersifat sebagai sumberdaya yang dapat pulih (reversible) dan dapat pula sebagai sumberdaya yang dapat habis. Dalam usaha pertanian tanah mempunyai fungsi utama sebagai sumber penggunaan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, dan sebagai tempat tumbuh dan berpegangnya akar serta tempat penyimpan air yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup tumbuhan.
Sebagian besar tanah digunakan sebagai lahan pertanian sehingga dilihat dari sudut pertanian pengertian tanah adalah sebagai alat produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk pertanian. Pada tanaman tanah mempunyai pengaruh dalam menyediakan unsur-unsur hara, mineral-mineral dan bahan-bahan organik yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Tanah juga merupakan tempat tumbuhnya tanaman yang berperan penting dalam menopang tanaman. Tanah diolah menjadi subur atau ingin dibuat seperti apa dilakukan untuk mempengaruhi tumbuhan.
Dengan bertambah majunya peradaban manusia dan sejalan dengan perkembangan pertanian yang juga disertai perkembangan penduduk yang sangat pesat maka memaksa manusia menghadapi berbagai masalah pencemaran tanah. Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya benda asing (misalnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah sehingga terjadi penurunan kualitas dalam fungsi tanah. Pencemaran tersebut antara lain berupa kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida berlebih, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub permukaan, air limbah dari tempat penimbunan sampah,  kecelakaan kerja  industri kimia dan perminyakan, serta limbah industri yang secara langsung dibuang ke tanah (illegal dumping).
Oleh sebab itu, agar dapat dilakukan pengolahan tanah yang tepat terhadap tanah Entisols, maka terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifat tanahnya. Baik itu sifat sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Dengan mengetahui sifat-sifat tanah baik dari segi fisika, kimia  maupun biologi maka akan sangat membantu dalam penelitian mengenai tanah. Juga dengan mengetahui sifat fisika, kimia dan biologi suatu tanah maka akan dapat membantu menentukan kesuburan suatu tanah sehingga akan dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis tanaman yang sesuai untuk tanah tersebut. 
B.           Tujuan Praktikum
Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan bertujuan supaya mahasiswa bisa melakukan analisis beberapasifat kimia tanah.
C.           Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2013 pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB di laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta serta penanaman kangkung tanggal  16 November 2013 pukul 07.00 sampai 14 Desember 2013 09.00 di lahan Jumantono, Karanganyar.















II.       TINJAUAN PUSTAKA
A.    Alfisol
Alfisol merupakan tanah yang relatif muda masih banyak mengandung mineral primer yang mudah lapuk, mineral liat kristalin dan kaya unsur hara. Tanah ini mempunyai kejenuhan basa tinggi, KTK dan cadangan unsur hara tinggi. Alfisol merupakan tanah-tanah dimana terdapat penimbunan liat di horison bawah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan tercuci kebawah bersama gerakan air perkolasi (Foth 1994). 
Alfisol merupakan tanah yang relatif muda masih banyak mengandung mineral primer yang mudah lapuk, mineral liat kristalin dan kaya unsur hara. Tanah ini mempunyai kejenuhan basa tinggi, KTK dan cadangan unsur hara tinggi. Alfisol merupakan tanah-tanah dimana terdapat penimbunan liat di horison bawah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan tercuci kebawah bersama gerakan air perkolasi (Foth H D1994).
Tanah Alfiols adalah tanah dimana terdapat penimbunan liat dihorison bawah (argilik) dan mempunyai kejenuhan basa (berdasarkan jumlah kation) yang tertinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 150 cm dari permukaan tanah. Horison argilik merupakan horison atau lapisan tanah yang terbentuk akibat terjadi akumulasi liat. Liat yang tertimbun dari horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air (Hardjowigeno 2003).
Pada tanah Alfisol memilki kandungan P dan K sangat tergantung dengan umur dan macam tuff. Tanah-tanah yang berkembang dari batuan kapur tidak memperlihatkan bercak-bercak besi dan mangan, tekstur dengan bercak-bercak gloy, pH dan kejenuhan basa yang tingi serta kandungan P dan K yang rendah. Biasanya pada tanah Alfisol terdapat konkresi di bawah pada bajak dan mempunyai liat pada pod surfaces. Bentuk dan sifat pergerakan serta redistribusi fosfor telah menjadi bahan pada banyak penelitian dalam Alfisol dan tanah-tanah lainnya. Hal ini utamanya diakibatkan oleh peranan fosfor dalam hara tanaman. Translokasi fosfor dalam Albaqualfs dan menemukan adanya penimbunan P dari tanah-tanah sekitarnya yang tergolong Aquoll. Dengan meningkatnya perkembangan profil kalsium-P berkurang dalam profil yang terlapuk sementara Fe-P meningkat. Horison-horison dengan liat maksimum umumnya mengandung total P yang minimal yang menunjukkan bahwa liat tidak efektif dalam mengikat P (Askari 2010).
Hasil analisis KTK menunjukkan bahwa pada kedalaman 0-20 cm berstatus sedang hingga sangat tinggi. Demikian juga pada kedalaman 20 – 40 cm status KTK ada pada taraf sedang hingga sangat tinggi. Tanah Alfisol umumnya merupakatn tanah yang cukup subur yang ditunjukkan dengan nilai KTK tanah yang cukup tinggi. Tanah yang mempunyai liat dan bahan organik tinggi akan mempunyai KTK yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah berpasir dengan bahan organik yang rendah
( Wijanarko 2007 ).
B. Pupuk Urea dan Pupuk Kandang.
Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Pupuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis (Anonim  2006).
Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N).Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis.Urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia.pupuk urea(CO(NH2)2) yang mengandung 47% nitrogen (paling tinggi dibandingkan dengan pupuk nitrogen jenis lain). Urea sangat mudah larut dalam air dan juga mudah diubah menjadi ion nitra (NO3-) yang mudah diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Cara pembuatan urea :
2NH3(g) +CO2(g)                   CO(NH2)2(s) +H2O (l) (Anonim f, 2006).
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, rumus kimia NH2 CONH2, pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat dengan suhu ruangan. Pupuk6 urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen (Novizan 2002)
Fungsi pemupukan merupaka sebagai metode pelaku usaha dalam bidang pertanian untuk mengusahakan hal sebagai berikut:
1)        Usaha dalam menambah dan menyuburkan baik didalam tanah dan tanaman diatasnya. Apalagi pupuk sekarang sudah menggunakan unsur hara, humus, dan bahan organik yang dapat mengakibatkan dampak jangka panjang bagi kesuburan tanah;
2)        Pupuk sebagaimana vitamin bagi tubuh adalah nutrisi bagi tanah. Secara kimia tanah yang diberi pupuk akan mengalami perbaikan struktur tanah. Sehingga tanaman akan beradaptasi dengan struktur tanah makin baik struktur tanah, semakin baik pertumbuhan tanaman dan sebaliknya;
3)        Menghidupkan kembali jasad renik yang ada pada tanah;
4)        Merangsang tanaman agar tumbuh bagus;
5)        Pemupukan mampu menaikkan mutu dan produktivitas hasil tanam
(Warsono 1995).
Pemupukan merupakan tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada komplek tanah, baik langsung maupun tak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pertumbuhan tanaman (Zhukriatul 2013).

C.  Kesuburan Tanah (N, P, K, KPK, pH, KL)
Unsur N, P, dan K adalah unsur esensial yang dimana tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Dan jika kekurangan unsur ini dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk menambah kesediaan unsur-unsur ini dalam tanah dapat dilakukan dengan jalan pemupukan dengan pupuk-pupuk yang memiliki atau mengandung unsur-unsur ini baik N, P, dan K. Besarnya N, P, dan K dalam tanah di pengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pH tanah (Sudarsono 2004).
Kesuburan tanah dapat dilihat dari kondisi fisik, kimia, maupun biologi tanah. Dari segi fisik, tanah yang subur dicirikan keadaannya yang gembur. Untuk menggemburkannya, perlu dilakukan pembalikan, baik dicangkul maupun dibajak. Unsur kimia yang diperlukan tanaman disebut unsur hara. Kebutuhan unsur hara setiap tanaman berbeda-beda, kebutuhan unsur hara dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu: dalam jumlah banyak (makro), sedang (madya), dan sedikit (mikro)Unsur hara makro tersusun atas unsur hara makro primer yaitu: N, P, K dan unsur hara makro sekunder yaitu: Ca, Mg, S. Unsur hara mikro terdiri dari Fe, Mn, B, Zn, dan Mo. Kondisi biologi tanah yang baik dan prodiktif adalah tanah yang banyak mengandung bahan organik dan jasad hidup (mikro dan makro organisme). Jasad hidup berperan sebagai jasad perombak bahan organik menjadi bahan organik yang halus dan dapat diserap oleh tanaman (Novizan 1999).
Kekurangan unsur hara N, P, K, Mg, S, dan Ca dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman.Hal ini dapat terjadi karena hara-hara tersebut diperlukan dalam tanaman untuk menghasilkan nutrisi untuk pertumbuhannya.Gejala ini terlihat seperti tanaman menjadi kerdil, menguning, layu, dan paling parah menyebabkan kematian tanaman   (Novizan 1999).
Pupuk Fosfor (P) dibuat dengan menggunakan bahan baku batuan fosfat (apatit) dan diasamkan dengan asam sulfat untuk mengubah P yang tidak tersedia menjadi tersedia untuk tanaman. Bentuk pupuk ini berupatepung berwarna putih kelabu.Sedikit larut dalam air reaksi, fisiologis netral atau agak masam.Dalam menyimpan sering mengalami kerusakan fisik tapi tidak mengalami perubahan kimianya.Dalam pemakaiannya dianjurkan sebagai pupuk dasar yaitu pemupukan sebelum ada tanaman agar pada saat tanaman mulai tumbuh P sudah dapat diserap oleh akar tanaman (Yuwono 2006).
Fosfor dan kalium dapat diberikan baik pada musim penghujan maupun musim kemarau. Untuk tanaman semusim dan tanaman tahunan yang baru ditanam,pemberian secara sebar dan dicampur ke tanah hingga kedalaman 10 hingga 15 cm. Sedangkan untuk tanaman tahunan yang sudah besar disebar di sekitar tanaman dan mencampurkannya dalam tanah, akan tetapi dihindari untuk merusak perakaran (Winarso 2005).
Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas (matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah.Tegangan lengas tanah juga menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air ketersediaan (Notohadiprabowo 2006).



Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air.Status energi bebas (tekanan) lengas tanah dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman.Lengas tanah dipengaruhi oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi (Bridges, 1979).
Pengaruh pH tanah yang utama bersifat hayati. Beberapa organisme mempunyai toleransi agak kecil terhadap variasi pH tanah, tetapi organisme lainnya mempunyai toleransi kisaran pH-nya luas. Dari penelitian terbukti bahwa sesungguhnya konsentrasi H+ atau OH- tidak begitu penting kecuali pada keadaan yang  ekstrim. Yang  paling  penting   adalah   keadaan - keadaan  pH  tertentu   yang berkaitan (Foth 1994).
D.  Tanaman Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Bagus 2011).
Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari.Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual ke pasar (Bagus 2011).
Tanaman kangkung cepat memberikan hasil dalam 4-6 minggu sejak dari benih.Kangkung dapat dipanen optimal 8-10 kali per musim.Tanaman ini dapat tumbuh optimal di daerah tropik dataran rendah dengan kondisi temperatur yang tinggi dan tetap serta penyinaran matahari yang rendah. Rata-rata suhu pertumbuhan optimal adalah 20oC-32oC dengan kelembaban lebih dari 60%. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 2000 m dpl dan diutamakan lokasi lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindungi atau ternaungi tanaman kangkung akan tumbuh memanjang namun kurus-kurus (Balai Penelitian 2008).
Perbedaan kangkung darat dan kangkung air, yakni pada kangkung air mempunyai ciri: bentuk daun panjang dengan ujung agak tumpul, berwarna hijau kelam dan bunganya berwarna putih kekuning-kuningan atau kemerah-merahan dan dikembangbiakan secara vegetatif dengan stek-stek pucuk atau batang. Sedangkang kangkung darat mempunyai ciri: bentuk daun panjang dengan ujung runcing, berwarna keputih-putihan dan bunganya berwanra putih dan dapat dikembangbiakan secara vegetatif dengan biji-bijinya, atau secara vegetatif berupa stek pucuk (Polli 2009).
Kangkung merupakan tanaman yang sangat diminati masyarakat Indonesia, karena citarasa yang enak pada masakan dari kangkung. Tanaman kangkung memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom                     : Plantae
Subkingdom                : Tracheobionta
Super Divisio              : Spermatophyta
Divisio                         : Magnoliophyta
Kelas                           : Magnolipsida
Sub Kelas                    : Asteridae
Ordo                            : Solanales
Famili                          : Convolvulaceae
Genus                          : Ipomoea
Spesies                        : Ipomoea reptans (Rukmana 1995).
Pada tanah yang kurang air tanaman kangkung air pertumbuhannya akan kerdil, lambat dan rasanya menjadi liat (keras). Sedangkan kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan tidak mudah menggenang.Pada tanah yang becek, akar-akar dan batang tanaman kangkung darat mudah membusuk dan mati. Tumbuh optimum pada tanah yang memiliki pH 5,6-6,5 (Susilo 2006).









III.    CARA KERJA
A.    Analisis Laboratorium
1.      Kadar Lengas
a.       Menimbang botol timbangan kosong (a)
b.      Menimbang contoh tanah 5 gram dan memeasukkannya ke dalam botol timbang
c.       Menimbang botol timbang dan tanah (b)
d.      Mengoven selama 4 jam pada suhu 105 0 C
e.       Mendinginkan dalam eksikator lalu menimbang botol timbang (c)
f.       Menghitung kadar lengas tanah
Kadar Lengas (KL) =  x 100 %
2.      pH O Tanah
a.       Menimbang contoh tanah kering angin 6 gram, dimasukkan ke dalam flakon
b.      Menambah 15 cc aquades
c.       Mengocok hingga homogen selama 1 menit
d.      Mendiamkan selama 30 menit
e.       Mengukur pH dengan pHmeter
3.      N Total Tanah
a.       Destruksi
1)      Menimbang dengan gelas arloji bersih/ kertas contoh tanah kering angin diameter 0.5 mm 1 gram
2)      Memasukkan ke tabung Kjeldahl dan menambahkan 6 ml S pekat
3)      Menambahkan campuran serbuk S dan CuS 1 sendok kecil
4)      Melakukan destruksi hingga campuran homogen yaitu asap hilang dan larutan menjadi putih kehijauan atau tidak berwarna
b.      Destilasi
1)      Setelah larutan dalam tabung Kjeldahl dingin, menambahkan aquades 30 ml dan menuangkan dalam tabung destilasi (tanah tidak ikut), tambahkan 2 butir Zn dan 20 ml NaOH pekat
2)      Mengambil larutan penampung 10 ml (merupakan campuran S 0.1 N dan 2 tetes metyl red) pada beker glass atau erlenmeyer (larutan penampung sudah dibuatkan)
3)      Melakukan destilasi hingga volume larutan penampung 40 ml
c.       Titrasi
1)      Mengambil larutan penampung 10 ml dan melakukan titrasi pada larutan dalam beker glass hasil destilasi, dengan NaOH 0.1 N sampai warna hampir hilang/ kuning bening
2)      Melakukan prosedur diatas untuk blanko
3)      Menghitung nilai N total tanah
N total tanah =  x 100%
4.      P Tersedia Tanah
1)      Mengencerkan larutan standar P (dilakukan co-ass)
2)      Menimbang 1 gram tanah kering angin kemudian memasukkannya ke dalam flakon
3)      Menambah 7 ml larutan Bray I (0.025 N HCL + 0.03 N NF), lalu menggojognya selama 1 menit
4)      Menyaring dengan kertas whatman sampai jernih
5)      Mengambil 2 ml filtrat dan menambah 5 ml aquades
6)      Menambah 2 ml amonium molybdat hingga homogen
7)      Menambah 1 ml Sn dan menggojogny (sebelum ditembak)
8)      Mengukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm
ppmP =
5.      K Tersedia Tanah
1)      Menimbang contoh tanah 2.5 gram
2)      Menambah amonium asetat 25 ml dan menggojog selama 30 menit
3)      Menyaring ekstrak dan mengambil 5 ml
4)      Menambah 5 ml LiCdan menjadikan volume 50 ml dengan aquades
5)      Menembak dengan flamefotometer
K Tersedia Tanah =
6.      Bahan Organik
1)      Menimbang CTKA 0.5 mm seberat 0.5 gram dan memasukkan ke dalam labu takar 50 ml
2)      Menambahkan  1 N sebanyak 10 ml
3)      Menmabahkan dengan hati-hati lewat dinding 10 cc Asam Sulfat pekat setetes demi setetes, hingga menjadi berwarna jingga. Apabila muncul warna kehijauan, tambahkan lagi  dan S pekat dengan volume yang diketahui. Lakukan hal yang sama untuk blanko (tanpa tanah).
4)      Menggojog dengan memutar dan mendatar selama 1 menit, lalu mendiamkannya selama 30 menit
5)      Menambahkan Asam fosfat 85% dan mengencerkannya dengan aquades hingga tanda tera (vol 50 ml) dan gojog sampai homogen
6)      Mengambil 5 ml larutan bening dan menambah 15 ml aquades serta indikator DPA sebanyak 2 tetes, kemudian menggojognya bolak-balik sampai homogen
7)      Menitrasi dengan Fe S N hingga warna hijau cerah
Perhitungan :
Kadar C =
Kadar Bahan Organik =  X Kadar C
B = Blanko
A = Baku
KL = Kadar Lengas
7.      Kapasitas Pertukaran Kation
1)      Menimbang CTKA 0.5 mm 10 g, lalu dimasukkan dalam erlenmeyer
2)      Menambahkan amonium acetat dan menggojog selama 10 menit
3)      Mencuci dengan amonium acetat 8 kali dan CTKA dicuci lagi dengan alkohol 10 cc sebanyak 5 kali kemudian filtrat dibuang
4)      Mencuci dengan HCl 10 % 10 cc sebanyak 8 kali dan memindahkan filttrat kedalam labu destilasi
5)      Mengencerkan dengan aquades sampai volume 150 cc
6)      Melakukan destilasi dengan penampung 10 cc Asam Borat 2% dam menambah indikator campuran sebanyak 2 tetes
7)      Menunggu hasil destilasi sampai volume 40 cc
8)      Hasil destilasi dititrasi dengan HCl 0.1 N sampai warna kehijauan
9)      Mencatat jumlah HCl (ml/ cc) yang digunakan untuk titrasi
Perhitungan :
KPK =
Keterangan : hasil destilasi bisa hanya diambil 10 cc tetapi hasil titrasi dikalikan 4
8.      N Jaringan Tanaman
a.       Destruksi
1)      Menimbang sampel tanaman dengan kertas bersih dan kering sebanyak 0.1 gram
2)      Memasukkan ke dalam tabung Kjeldahl dan menambahkan 3 ml S pekat
3)      Menambahkan campuran serbuk Cu SS 1 sendok kecil
4)      Melakukan destruksi hingga campuran homogen yaitu asap hilang dan larutan menjadi putih kehijauan atau tidak berwarna
b.      Destilasi
1)      Menambahkan aquades 30 ml, setelah larutan dalam tabung Kjeldahl dingin dan menuangkan dalam tabung destilasi, tambahkan 2 butir Zn dan 20 NaOH pekat
2)      Membuat larutan penampung 10 ml campuran B 4% + indikator campuran pada gelas piala (sudah dibuatkan)
3)      Melakukan destilasi hingga volume larutan penampung 40 ml
c.       Titrasi
1)      Mengambil larutan hasil destilasi 10 ml dan melakukan titrasi dengan HCl 0.1 N (sampai warna menjadi kuning)
2)      Melakukan prosedur di atas untuk blanko
3)      Menghitung nilai N jaringan
N pupuk =  x 100%

B.     Percobaan Penanaman di Lapangan
Cara kerjanya sebagai berikut :
1.      Persiapan :
a.       Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah pada kedalaman olah, kemudian menggemburkan dan meratakannya serta dibersihkan dari sisa-sisa tanaman pengganggu
b.      Pembuatan petak
Pembuatan petak dengan ukuran 2 x 2 meter dengan jumlah petak seluruhnya yaitu 16 petak
2.      Pemberian pupuk masing-masing petak dilakukan pada larikan-larikan
3.      Menanam biji kangkung 3 biji per lubang tanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm
4.      Melakukan pemupukan
5.      Mengamati tinggi tanaman setiap seminggu sekali
Setiap praktikum wajib membawa penggaris/ meteran dan hasil pengamatan harus disetujui oleh asisten
6.      Setelah tanaman berumur 30 hari (1 bulan) dilakukan pemanenan
7.      Ambil seluruh bagian tanaman, bersihkan kemudian ditimbang sebagai brangkasan segar tanaman
C.     Perlakuan yang digunakan
Dosis pemupukan N :
N0 : Tanpa Pupuk N
N1 : 25 kg N (dalam bentuk pupuk Urea)
N2 : 50 kg N (dalam bentuk pupuk Urea)
N3 : 100 kg N (dalam bentuk pupuk Urea)
Masing-masing perlakuan diulang 4 kali
Cara pengukuran :
1.      Tinggi tanaman
Diukur dari pangkal batang tanaman (batas antara akar dan batang) hingga ujung daun tertinggi (helaian daun ditangkupkan)
2.      Berat berangkasan segar
Berangkasan segar meliputi seluruh bagian tanaman (daun, batang maupun akar). Seluruh bagian tanaman dibersihkan dan ditimbang berat berangkasan segarnya. Pada bagian akar dibersihkan dari tanah dengan cara dicuci menggunakan air sampai bersih. 3 tanaman sampel per petak.









IV.   HASIL DAN ANALISIS HASIL PRAKTIKUM
A. Analisis Laboratorium
1.    Kadar Lengas
1.    Hasil Pengamatan
Jenis Tanah
Kelompok
Kadar Lengas (%)
Andisol
1
37,8

5
24,06
Alfisol
2
38,3

6
30,16
Entisol
3
7,07

7
3,9
Vertisol
4
4, 6

8
4
Sumber : Laporan Sementara
2.    Analisis Hasil Praktikum
Jenis tanah : alfisol
Diketahui :
a      = 58,457   ;      b          = 63,471   ;      c          = 62,309
Ditanyakan :
KL = ...?
Jawab :







2.        pH H2O Tanah
1.    Hasil Pengamatan
Jenis Tanah
Kelompok
pH
Harkat
Andisol
1
6,36
Asam

5
6,2
Asam
Alfisol
2
5,7
Asam

6
5,1
Asam
Entisol
3
6,1
Asam

7
6,33
Asam
Vertisol
4
6,1
Asam

8
6
Asam
            Sumber : Laporan Sementara
3.        N Total Tanah
1.    Hasil Pengamatan
Jenis Tanah
Kelompok
N Total Tanah (%)
Harkat
Andisol
1
0,21
Sedang

5
0,25
Sedang
Alfisol
2
0,85
Sangat Tinggi

6
0,2
Sangat Rendah
Entisol
3
0,14
Rendah

7
0,16
Rendah
Vertisol
4
0,03
Sangat Rendah

8
1,4
Sangat Rendah
Sumber : Laporan Sementara
2.    Analisis Hasil Pengamatan
Jenis tanah : alfisol
Diketahui :
A    = 1,1                            N NaOH         = 0,1
B     = 0                               Berat tanah      = 1000 mg
KL  = 30,16
Ditanaya :
N total tanah           =...?




Jawab :
4.        P Tersedia Tanah        
1.    Hasil Pengamatan
 Jenis Tanah
Kelompok
P Total Tanah (ppm)
Harkat
Andisol
1
4,95
Sangat Rendah

5
19,19
Sedang
Alfisol
2
0,37
Sangat Rendah

6
2,9
Sangat Rendah
Entisol
3
11,55
Rendah

7
12,37
Rendah
Vertisol
4
0,03
Sangat Rendah

8
43,75
Sangat Tinggi
2.    Analisis Hasil Pengamatan
Jenis tanah : alfisol
Diketahui :
Larutan standar P
X
Y
0
0
0,1
0,038
0,2
0,081
0,4
0,153
0,6
0,234
0,8
0,316
1
0,389
x               = 0,025
a               = 2,558
b               = 0,000
KL           = 30,16
Berat tanah = 1 gr
Ditanya :
y               =...?
Ppm P         =...?
Jawab :
             y = 2,558 x + 0,000
                 = 2,558 x 0,025 + 0,000
                 = 0,064


 















5.        K Tersedia Tanah
1.    Hasil Pengamatan
Jenis Tanah
Kelompok
K Total Tanah (me/100g)
Harkat
Andisol
1
19,3
Rendah

5
33,75
Sangat Tinggi
Alfisol
2
1,68
Sangat Tinggi

6
1,17
Sangat Tinggi
Entisol
3
1,1
Sangat Tinggi

7
0,09
Sangat Rendah
Vertisol
4
0,08
Sangat Rendah

8
1,9
Sangat Tinggi
Sumber : Laporan Sementara
2.    Analisis Hasil Pengamatan
Diketahui :
Larutan standar P
X
Y
0
0
0,25
0,20
0,5
0,38
0,75
0,62
1
0,77
x                                 = 0,45
a                                 = 0,784
b                                 = 0,002
KL                             = 30,16
Berat tanah    = 10 gr
Ditanya :
y                     =...?
ppm K               =...?
K tersedia tanah =...?
Jawab :
                x    = 0,45 x 200
                      = 90
               y         = 0,784 x + 0,002
                       = 0,784 x 90 + 0,002
                       = 70,562
      



 



















6.        Bahan Organik
1.    Hasil Pengamatan
Jenis Tanah
Kelompok
C organik (%)
BO (%)
Harkat
Andisol
1
15,8
2
Rendah

5
16
1,67
Rendah
Alfisol
2
2,1
18,6
Sangat Tinggi

6
33
1,75
Rendah
Entisol
3
13
1,44
Rendah

7
2,56
5,6
Sangat Tinggi
Vertisol
4
0,02
0,34
Sangat Rendah

8
25
0,13
Sangat Rendah
Sumber : Laporan Sementara
2.    Analisis Hasil Pengamatan
Diketahui :
B         = 1,3                N FeSO4          = 0,5
A         = 1,1                Berat tanah      = 500 mg
KL       = 30,16
Ditanya :
Kadar C dan Kadar BO=...?
7.        Kapasitas Pertukaran Kation
1.    Hasil Pengamatan
Jenis Tanah
Kelompok
KPK (cmol(+)/kg)
Harkat
Andisol
1
15,8
Rendah

5
16
Rendah
Alfisol
2
2,1
Sangat Rendah

6
33
Tinggi
Entisol
3
13
Rendah

7
2,56
Sangat Rendah
Vertisol
4
0,02
Sangat Rendah

8
25
Tinggi
Sumber : Laporan Sementara
2.    Analisis Hasil Pengamatan
Jenis tanah : alfisol
Diketahui :
cc HCl     = 33   ;    N  HCl            = 0,1   ;   Berat tanah  = 10 gr
Ditanya :
KPK        =...?
B. Analisis Tanaman
1.    Analisis Budidaya Tanaman Kangkung
a.    Hasil Pengamatan
Tabel 4.6.1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kangkung Perlakuan K2
Ulangan
Minggu ke-
1 (cm)
2 (cm)
3 (cm)
4 (cm)
1
1
8
16
27
2
2
6
18
34
3
3
5
16
32
4
4
7
17
33
5
5
7
20
37
Sumber : Laporan sementara
Tabel 4.6.2 Hasil Rekapan Tanaman Kangkung
Kel.
Sample
Perlakuan
Tinggi Tanaman
(minggu ke)
dalam cm
Berat Tanaman segar (kg)
I
II
III
IV
9

1




3,00
2




3




4




5




10

1
8
16
27
45
4,6
2
6
18
34
47
3
5
16
32
51
4
7
17
33
48
5
7
20
37
42
11

1
8
11,4
24
48,3
4,25
2
6
16,6
34,5
35
3
5
14,4
33
47,5
4
7
14,7
31
41,4
5
6
18,5
23,5
56
12
U22
1
6
15,5
21
43
2,52
2
5
14,5
27
44
3
5
13,5
27,6
44,5
4
5,5
13,5
24,4
34
5
4,5
14,5
28
41
13

1
5
16,5
32,5
44
2,25
2
6
11,5
17
28
3
4,5
10
16
28
4
4,5
13,5
23
35
5
8
16,5
25
35
14

1
6,8
18
30
55
2.07
2
6,5
16
25
35
3
7
13
20
27
4
8
15
27
40
5
6,5
15
25
33
15

1
7
10,8
15
26
0,91
2
7,5
11
13
23
3
6
11
13
31
4
7
14
17
30
5
7
12
16.8
28
16

1
6
15
21,5
22,5
2,33
2
8
17
26,5
28
3
8
18
29,5
31,5
4
6,5
17,5
28,5
29
5
6,5
16,8
22
22,5

V. PEMBAHASAN
A. Analisis Tanah
1.      Jenis Tanah Andisol
Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan vulkanik seperti abu vulkan, batu apung, silinder, lava dan sebagainya, dan atau bahan volkanik lastik yang fraksi koloidnya didominasi oleh mineral “short range order” (alofan, imogolit, ferihidrit) atau kompleks Al-humus. Dalam keadaan lingkungan tertentu, pelapukan alumino silikat primer dalam bahan induk non-vulkanik dapat menghasilkan mineral “short range order”, sebagian tanah seperti ini yang termasuk dalam Andisol. Di Indonesia, Andisol terbentuk dari lahar, tuffa, dan debu volkanik berasal dari pegunungan Bukit Barisan di Sumatera dan daerah pegunungan di Pulau Jawa yang menjalar dari barat sampai ke timur. Lahar merupakan bahan-bahan volkanik lepas dan tersusun dari pecahan-pecahan batuan, butir-butir mineral, dan gelas volkanik.
a)      Kadar Lengas
Kadar Lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. Manfaat kadar lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi, mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air, dan perhitungan Nilai Perbandingan Dispersi (NDP). Faktor yang memperngaruhi kadar lengas tabah yaitu iklin, kandungan bahan organic, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan pebutup tanah (organic maupun anorganik).
Jenis Tanah Andisol Kadar Lengas dimiliki oleh kelompok 9 dan 13. Dari data rekapan kelas Agrofarmaka sendiri jenis tanah andisol kelompok 9 = 15 dan kemlompok 13 = 10,9. Dari data tersebut sudah terlihat bahwa Kadar Lengas dari kedua kelompok tersebut yang memiliki prosentase Kadar Lengas tertinggi dimiliki oleh kelompok 9 yaitu 15. Dan Kadar Lengas kelompok 5 lebih rendah daripada hasil Kadar Lengas kelompok 13 yaitu 10,9.
b)      pH  Tanah
Reaksi tanah (pH) menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion hidrogen di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Pembagian pH tanah dapat digolongkan menjadi:
pH 4 - 4,5             : amat sangat asam.
pH 5 – 5,5                        : amat asam.
pH 5,5 – 6            : asam sedang.
pH 6 – 7               : sedikit asam.
pH 7                     : netral.
pH 7 – 8,5                        : alkalis sedang.
pH 8,5 – 9                        : alkalis kuat.
Dari penjelasan tentang pH tanah diatas dapat disimpulkan bahwa tanah jenis Andisol dari kelompok 9 dan 13 memiliki pH tanah yang berbeda seperti kelompok 9 memiliki pH tanah 6,29 (Asam) dan kelompok 13 memiliki pH tanah 6,392 (Asam). Dari jenis tanah yang sama yaitu Andisol telah diketahui bahwa kedua kelompok tersebut memiliki pH tanah yang sama dalam kategori pH tanah asam.
c)      N total tanah
Nitrogen merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3-  atau NH4+ dari tanah. Kadar nitrogen rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2 % - 4 % berat kering.
Sedikit penjelesan diatas dapat di simpulkan pada jenis tanah Andisol yang dimiliki kelompok 9 dan 13 memiliki N total tanah yang berbeda yaitu kelompok 9 = 0,17 % dan kelompok 13 = 0,062 %. Namun harkat yang dimiliki dari kedua kelompok tersebut sama yaitu Asam.
d)     P tersedia tanah
Fosfor (P) merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium. Namun, walaupun begitu fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life).
Pengertian yang ada diatas dapat digunakan sebagai perbandingan P tersedia tanah dengan jenis tanah Andisol pada kelompok 9 dan 13 yaitu pada kelompok 9 = 14,6 yang mempunyai harkat sangat rendah dimabndingkan kelompok  13 = 0,005 yang memiliki harkat Asam.
e)      K tersedia tanah
Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah nitrogen dan fosfor. Kalium mempunyai velensi 1 dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem.
Jenis tanah Andisol kelompok 9 dan kelompok 13 memiliki K tersedia tanah yang berbeda jauh meskipun memiliki jenis tanah yang sama yaitu Andisol. Pada kelompok 9 memiliki K tersedia tanah ----- yang memiliki harkat rendah. Dan kelomopok 13 memiliki K tersedia tanah ---- yang memiliki harkat sangat tinggi.
f)       Bahan Organik
Bahan organik dalan tanah terdiri daribahan organik kasar dan bahan organik halus atauhumus.Humus terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tingginya daya menahan (menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari humus.
Sedikit penjelasan mengenai Bahan Organik (BO) diatas kita menyimpulkan jenis tanah Andisol dari kelompok 9 dan 13 yang memiliki BO berbeda namun golongan harkatnya sama. Pada kelompok 9 BO nya 0,77 % yang mempunyai harkat rendah. Dan kelompok 13 sendiri BO nya adalah 3,72 % yang mempunyai harkat Asam.
g)      Kapasitas Pertukaran Kation
Pengertian Kapasitas Tukar Kation adalah salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjdai indikator kesuburan tanah. KTK (Kapasitas Tukar Kation) merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KTK adalah miliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 gram tanah.
Penjelasan tentang KPK diatas dapat disimpulkan bahawa KPK pada jenis tanah Andisol pada kelompok 9 dan 13 sama-sama berharkat asam. Pada kelompok 9 KPK nya adalah 21 dan kelompok 13 mempunyai KPK 36,5. Jadi, kelompok  13 memiliki KPK yang lebih dari kelompok 9.

2.      Jenis Tanah Alfisol
Tanah  Alfisol memiliki struktur tanah yang liat. Liat yang bertimbun di horizon diatasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Dalam banyak pola Alfisol digambar adanya perubahan tekstur yang sangat jelas dalam jarak vertikal yang sangat pendek yang dikenal Taksonomi Tanah.
a)    Kadar Lengas
Kadar Lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. Manfaat kadar lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi, mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air, dan perhitungan Nilai Perbandingan Dispersi (NDP). Faktor yang memperngaruhi kadar lengas tabah yaitu iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan pebutup tanah (organik maupun anorganik).
 Jenis Tanah Alfisol Kadar Lengas dimiliki oleh kelompok 10 dan 14. Dari data rekapan  kelas Agrofarmaka sendiri jenis tanah alfisol kelompok 10 = 16,1 dan kemlompok 14 = 15,45. Dari data tersebut sudah terlihat bahwa Kadar Lengas dari kedua kelompok tersebut yang memiliki prosentase Kadar Lengas tertinggi dimiliki oleh kelompok 10 yaitu 16,1. Dan Kadar Lengas kelompok 14 lebih rendah daripada hasil Kadar Lengas kelompok 14 yaitu 15,45.
b)        pH  Tanah
Reaksi tanah (pH) menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion hidrogen di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Pembagian pH tanah dapat digolongkan menjadi:
pH 4 - 4,5                    : amat sangat asam.
pH 5 – 5,5                   : amat asam.
pH 5,5 – 6                   : asam sedang.
pH 6 – 7                      : sedikit asam.
pH 7                            : netral.
pH 7 – 8,5                   : alkalis sedang.
pH 8,5 – 9                   : alkalis kuat.
Penjelasan tentang pH tanah diatas dapat disimpulkan bahwa tanah jenis Alfisol dari kelompok 10 dan 14 memiliki pH tanah yang berbeda seperti kelompok10 memilikipH tanah6,418 (Asam) dan kelompok 14 memiliki pH tanah 5,43 (Asam). Dari jenis tanah yang sama yaitu Alfisol telah diketahui bahwa kedua kelompok tersebut memiliki pH tanah yang sama dalam kategori pH tanah asam.
c)         N total tanah
Nitrogen merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3-  atau NH4+ dari tanah. Kadar nitrogen rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2 % - 4 % berat kering.
Sedikit penjelesan diatas dapat di simpulkan  pada jenis tanah Alfisol yang dimiliki kelompok 10 dan 14 memiliki N total tanah yang berbeda yaitu kelompok 10 = 0,0812 % dan kelompok 14 = 0,16 %. Namun harkat yang dimiliki dari kedua kelompok tersebut sama yaitu harkat pada kelompok 14dan 10 adalah harkat Asam.
d)        P tersedia tanah
Fosfor (P) merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium. Namun, walaupun begitu fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life).
Pengertian yang ada diatas dapat digunakan sebagai perbandingan P tersedia tanah dengan jenis tanah Alfisol pada kelompok 10 dan 14 yaitu pada kelompok 14 = 0,438 yang mempunyai harkat Asam dibandingkan kelompok  10 = 1,52 yang memiliki harkat Asam juga.
e)         K tersedia tanah
Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah nitrogen dan fosfor. Kalium mempunyai velensi 1 dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem.
Jenis tanah Alfisol kelompok 10 dan kelompok 14 memiliki K tersedia tanah yang berbeda  meskipun  memiliki jenis tanah yang sama yaitu Alfisol. Pada kelompok 10 memiliki K tersedia tanah --- yang memiliki harkat sangat tinggi. Dan kelomopok 14 memiliki K tersedia tanah --- yang memiliki harkat sangat tinggi.
f)         Bahan Organik
Bahan organik dalan tanah terdiri daribahan organik kasar dan bahan organik halus atauhumus.Humus terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tingginya daya menahan (menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari humus.
Sedikit penjelasan mengenai Bahan Organik (BO) diatas kita menyimpulkan jenis tanah Alfisol dari kelompok 10 dan 14 yang memiliki BO berbeda. Pada kelompok 10 BO nya 0,518 % yang mempunyai harkat Asam. Dan kelompok 14 sendiri BO nya adalah 0,647 % yang mempunyai harkat Asam.
g)        Kapasitas Pertukaran Kation
Pengertian Kapasitas Tukar Kation adalah salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah. KTK (Kapasitas Tukar Kation) merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KTK adalah miliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 gram tanah.
Penjelasan  tentang KPK diatas dapat disimpulkan bahawa KPK pada jenis tanah  Alfisol  pada kelompok 10 dan 14 berbeda. Pada kelompok 10 KPK nya adalah 29,5 dengan harkat asam  dan kelompok 14 mempunyai KPK 18,4 dengan harkat Asam.
3.      Jenis Tanah Entisol
Tanah  yang  termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol.
a)         Kadar Lengas Tanah
Kadar Lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. Manfaat kadar lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi, mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air, dan perhitungan Nilai Perbandingan Dispersi (NDP). Faktor yang memperngaruhi kadar lengas tabah yaitu iklin, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan pebutup tanah (organik maupun anorganik).
 Jenis Tanah Entisol Kadar Lengas dimiliki oleh kelompok 11 dan 15. Dari data rekapan kelas Agrofarmaka sendiri jenis tanah entisol  kelompok 11 = 4,772 dan kelompok 15 = 13,38. Dari data tersebut sudah terlihat bahwa Kadar Lengas dari kedua kelompok tersebut yang memiliki prosentase Kadar Lengas tertinggi dimiliki oleh kelompok 15 yaitu 13,38. Dan Kadar Lengas kelompok 11 lebih rendah daripada hasil Kadar Lengas kelompok 15 yaitu 13,38.
b)        pH  Tanah
Reaksi tanah (pH) menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion hidrogen di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Pembagian pH tanah dapat digolongkan menjadi:

pH 4 - 4,5             : amat sangat asam.
pH 5 – 5,5                        : amat asam.
pH 5,5 – 6            : asam sedang.
pH 6 – 7               : sedikit asam.
pH 7                     : netral.
pH 7 – 8,5                        : alkalis sedang.
pH 8,5 – 9                        : alkalis kuat.
Penjelasan tentang pH tanah diatas dapat disimpulkan bahwa tanah jenis Entisol dari kelompok 11 dan 15 memiliki pH tanah yang berbeda. Seperti kelompok11 memilikipH tanah6,5 (Asam)  dan kelompok 15 memiliki pH tanah 6,057 (Asam). Darijenis tanah yang sama yaitu Entisol  telah diketahui bahwa kedua kelompok tersebut memiliki pH tanah yang sama dalam kategori pH tanah asam.
c)         N total tanah
Nitrogen merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3-  atau NH4+ dari tanah. Kadar nitrogen rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2 % - 4 % berat kering.
Sedikit penjelesan diatas dapat di simpulkan  pada jenis tanah Entisol yang dimiliki kelompok 11 dan 15 memiliki N total tanah yang berbeda yaitu kelompok 11 = 0,2 % dan kelompok 15 = 0,175 %. Harkat yang dimiliki dari kedua kelompok tersebut  yaitu  harkat Asam.
d)        P tersedia tanah
Fosfor (P) merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium. Namun, walaupun begitu fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life).
Pengertian yang ada diatas dapat digunakan sebagai perbandingan P tersedia tanah dengan jenis tanah Entisol pada kelompok 11 dan 15 yaitu pada kelompok 11 = 0,2 yang mempunyai harkat Asam dibandingkan kelompok  15 = 7 yang memiliki harkat Asam juga.
e)         K tersedia tanah
Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah nitrogen dan fosfor. Kalium mempunyai velensi 1 dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem.
Jenis tanah Entisol kelompok 11 dan kelompok 15 memiliki K tersedia tanah yang berbeda  meskipun  memiliki jenis tanah yang sama yaitu Entisol. Pada kelompok 11 memiliki K tersedia tanah ---- yang memiliki harkat sangat tinggi. Dan kelomopok 15 memiliki K tersedia tanah ---- yang memiliki harkat sangat rendah.
f)         Bahan Organik
Bahan organik dalan tanah terdiri daribahan organik kasar dan bahan organik halus atauhumus.Humus terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tingginya daya menahan (menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari humus.
Sedikit penjelasan mengenai Bahan Organik (BO) diatas kita menyimpulkan jenis tanah Entisol dari kelompok 11 dan 15 yang memiliki BO berbeda. Pada kelompok 11 BO nya 3,587 % yang mempunyai harkat asam. Dan kelompok 15 sendiri BO nya adalah 0,762 % yang mempunyai harkat asam.
g)        Kapasitas Pertukaran Kation
Pengertian Kapasitas Tukar Kation adalah salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjdai indikator kesuburan tanah. KTK (Kapasitas Tukar Kation) merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KTK adalah miliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 gram tanah.
Penjelasan  tentang KPK diatas dapat disimpulkan bahawa KPK pada jenis tanah  Entisol  pada kelompok 11 dan15 berbeda. Pada kelompok 11 KPK nya adalah 13 dengan harkat rendah dan kelompok 15 mempunyai KPK 26,25 dengan harkat asam.
4.      Jenis Tanah Vertisol
Tanah vertisol adalah tanah yang dimana ada kandungan tinggi dari tanah ekspansif dikenal sebagai montmorilonit yang terbentuk retakan dalam musim kering atau tahunan. Tanah vertisol terbuat dari bahan yang dari dasar ke permukaan sering menimbulkan microrelief dikenal sebagai gilgai. Vertisol biasanya terbentuk dari batuan yang sangat dasar seperti basalt di iklim yang lembab musiman atau tidak menentu kekeringan dan banjir.
a)      Kadar Lengas Tanah
Kadar Lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. Manfaat kadar lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi, mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air, dan perhitungan Nilai Perbandingan Dispersi (NDP). Faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah yaitu iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup tanah (organic maupun anorganik).
 Jenis Tanah Vertisol Kadar Lengas dimiliki oleh kelompok 12 sebesar 23,59. Pada praktikum dari kelas Agrofarmaka vertisol hanya satu kelompok. Tanah vertisol diambil Jatikuwung.
b)      pH  Tanah
Reaksi tanah (pH) menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion hidrogen di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Pembagian pH tanah dapat digolongkan menjadi:
pH 4 - 4,5                       : amat sangat asam.
pH 5 – 5,5                      : amat asam.
pH 5,5 – 6                      : asam sedang.
pH 6 – 7                         : sedikit asam.
pH 7                               : netral.
pH 7 – 8,5                      : alkalis sedang.
pH 8,5 – 9                      : alkalis kuat.
Penjelasan tentang pH tanah diatas dapat disimpulkan bahwa tanah jenis Vertisol dari kelompok 12 dan 16 memiliki pH tanah yang berbeda. Seperti kelompok 12 memilikipH tanah 6,58 (Netral) dan kelompok 16 memiliki pH tanah 6,48 (Asam). Darijenis tanah yang sama yaitu Vertisol  telah diketahui bahwa kedua kelompok tersebut memiliki pH tanah yang berbeda dalam kategori pH tanah asam.
c)      N total tanah
Nitrogen merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3-  atau NH4+ dari tanah. Kadar nitrogen rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2 % - 4 % berat kering.
Sedikit penjelesan diatas dapat di simpulkan  pada jenis tanah Vertisol yang dimiliki kelompok 12 dan 16 memiliki N total tanah yang berbeda yaitu kelompok 12 = 0,10 % dengan harkat sangat rendah dan kelompok 12 = 1,14 %. Yang memiliki harkat sangat tinggi.
d)     P tersedia tanah
Fosfor (P) merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium. Namun, walaupun begitu fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life).
Pengertian yang ada diatas dapat digunakan sebagai perbandingan P tersedia tanah dengan jenis tanah Vertisol pada kelompok 4 dan 8 yaitu pada kelompok 12 = 14,06 yang mempunyai harkat sangat rendah dibandingkan kelompok 16 = 16,21 yang memiliki harkat tinggi.
e)      K tersedia tanah
Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah nitrogen dan fosfor. Kalium mempunyai velensi 1 dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem.
Jenis tanah Vertisol kelompok 12 dan kelompok 16 memiliki K tersedia tanah yang berbeda  meskipun  memiliki jenis tanah yang sama yaitu Vertisol. Pada kelompok 12 memiliki K tersedia tanah - yang memiliki harkat sangat rendah. Dan kelomopok 16 memiliki K tersedia tanah - yang memiliki harkat sangat tinggi.
f)       Bahan Organik
Bahan organik dalan tanah terdiri daribahan organik kasar dan bahan organik halus atauhumus.Humus terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tingginya daya menahan (menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari humus.
Sedikit penjelasan mengenai Bahan Organik (BO) diatas kita menyimpulkan jenis tanah Vertisol dari kelompok 12 dan 16 yang memiliki BO berbeda. Pada kelompok 12 BO nya 0,65 % yang mempunyai harkat  sangat rendah. Dan kelompok 8 sendiri BO nya adalah 1,84 % yang mempunyai harkat tinggi.
g)      Kapasitas Pertukaran Kation
Pengertian Kapasitas Tukar Kation adalah salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjdai indikator kesuburan tanah. KTK (Kapasitas Tukar Kation) merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KTK adalah miliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 gram tanah.
Penjelasan  tentang KPK diatas dapat disimpulkan bahawa KPK pada jenis tanah  Vertisol  pada kelompok 12 dan 16 berbeda. Pada kelompok 12 KPK nya adalah 0,65 dengan harkat sangat rendah dan kelompok 16 mempunyai KPK 1,84 dengan harkat sangat tinggi.
B.     Analisis Tanaman Lapang.
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung.
Budidaya tanaman kangkung pada praktikum kali ini di awali dengan pengolahan lahan tanam atau pembuatan bedengan. Maksud dari pembuatan bedengan adalah sebagai tempat genangan atau tampungan air pada saat hujan. Setelah itu dilakukan pencampuran media tanah dengan pupuk kandang. Selanjutnya bibit kangkung yang bersertifikasi siap ditanam didalam lubang bedengan. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 20 cm.
Minggu ke dua dan minggu ke tiga melakukan pengamatan terhadap kangkung dan mengukur mulai dari pangkal bawah hingga daun. Kemudian minggu keempat tanaman kangkung siap di panen. Hasil panen kangkung kelompok 10 dijual kepada warga dengan cara membagi 20,75 kg kangkung menjadi beberapa ikatan. Kemudian menjual satu ikat kangkung seharga 1.000 rupiah. Kemudian 25 ikat kangkung tersebut dikalikan 1.000 rupiah maka kelompok 10 menghasilkan 25.000 rupiah pada praktikum ini. Sisa kangkung yang tidak dijual dapat dikonsumsi oleh anggota kelompok secara merata.













V.    KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan yang diatas dapat diambil kesimpulan:
1.    Sifat tanah Andisol, Alfisol, Entisol, dan Vertisol sama-sama bersifat asam.
2.    pH sebesar 6,58 yang dimiliki pada tanah jenis Vertisol.
3.    Kadar N dalam tanah sangat kecil dibandingkan dengan kadar N di udara bebas, namun walaupun begitu yang digunakan oleh tanaman adalah yang berasal dari dalam tanah.
4.    Total kadar P dan K tanah entisol yaitu sebesar
5.    Sifat kimia tanah, cara pengolahan tanah, dosis pupuk, dan cara pemberian pupuk sangat mempengaruhi tinggi dan berat brangkasan segar tanaman kangkung darat.
6.    Tanah Alfisol tanah yang paling padat dan memiliki kepekatan paling padat.
B.     Saran
1.    Diharapkan praktikan mampu memahami tahap–tahap atau cara–cara analisis Laboratorium yang sudah dilaksanakan.
2.    Sebaiknya Praktikan yang belum memahami masalah uji pengamatan, uji analisis harus sebisa mungkin mengetahui apa yang diujikan.
3.    Coas harus ngasih contoh yang baik pada praktikan dengan datang tepat waktu.
4.    Dalam melakukan praktikum di  laboratorium sebaiknya mahasiswa semuanya bekerja, walaupun hasil laporan sementaranya kelompok.
5.    Sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan hati-hati supaya tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
6.    Untuk praktikum selanjutnya di harapkan jangan satukomoditas saja tapi lebih dari satu komoditas yang dijadikan sebagai pengamatan.
7.    Dalam praktikum pada lapangan perlu dilakukan pemeliharaan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar