I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanah merupakan suatu
sistem yang ada dalam suatu keseimbangan dinamis dengan lingkungannya
(lingkungan hidup atau lingkungan lainnya). Tanah tersusun atas lima komponen
yaitu partikel mineral berupa fraksi an-organik hasil perombakan bahan-bahan
batuan yang terdapat di permukaan bumi; bahan organik yang berasal dari
sisa-sisa tanaman dan binatang; air; udara tanah; dan kehidupan jasad renik.
Tanah memegang peranan vital bagi semua kehidupan makhluk hidup karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan air serta
sebagai penopang akar tumbuhan. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga
sebagai habitat hidup berbagai organisme. Selain itu dari segi klimatologi
tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi,
meskipun tanah itu sendiri bisa tererosi.
Komposisi tanah
berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Seluruh sistem bumi
berinteraksi di dalam tanah, yang tersusun dari materi organik tak terlarut
yang dihasilkan oleh pelapukan dan penghancuran batuan, mineral, dan sedimen;
bahan makanan digunakan oleh tumbuh-tumbuhan; bermacam-macam materi organik,
organisme baik hidup maupun mati, udara dan gas-gas lain serta air.
Setiap orang berkepentingan terhadap tanah.
Tanah sebagai sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
berbagai macam aktivitas guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanah sebagai
sumberdaya yang digunakan untuk keperluan pertanian dapat bersifat sebagai
sumberdaya yang dapat pulih (reversible) dan dapat pula sebagai
sumberdaya yang dapat habis. Dalam usaha pertanian tanah mempunyai fungsi utama
sebagai sumber penggunaan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,
dan sebagai tempat tumbuh dan berpegangnya akar serta tempat penyimpan air yang
sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup tumbuhan.
Sebagian besar tanah digunakan sebagai lahan
pertanian sehingga dilihat dari sudut pertanian pengertian tanah adalah sebagai
alat produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk pertanian. Pada tanaman tanah
mempunyai pengaruh dalam menyediakan unsur-unsur hara, mineral-mineral dan
bahan-bahan organik yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Tanah juga merupakan tempat
tumbuhnya tanaman yang berperan penting dalam menopang tanaman. Tanah diolah
menjadi subur atau ingin dibuat seperti apa dilakukan untuk mempengaruhi
tumbuhan.
Dengan bertambah majunya
peradaban manusia dan sejalan dengan perkembangan pertanian yang juga disertai
perkembangan penduduk yang sangat pesat maka memaksa manusia menghadapi
berbagai masalah pencemaran tanah. Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya
benda asing (misalnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah sehingga terjadi
penurunan kualitas dalam fungsi tanah. Pencemaran tersebut antara lain berupa
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida berlebih, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub permukaan, air limbah dari tempat penimbunan sampah, kecelakaan kerja industri kimia dan perminyakan, serta limbah
industri yang secara langsung dibuang ke tanah (illegal dumping).
Oleh sebab itu, agar dapat dilakukan pengolahan tanah yang tepat
terhadap tanah Entisols, maka terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifat
tanahnya. Baik itu sifat sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Dengan
mengetahui sifat-sifat tanah baik dari segi fisika, kimia maupun biologi maka akan sangat membantu
dalam penelitian mengenai tanah. Juga dengan mengetahui sifat fisika, kimia dan
biologi suatu tanah maka akan dapat membantu menentukan kesuburan suatu tanah
sehingga akan dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis tanaman yang sesuai
untuk tanah tersebut.
B.
Tujuan Praktikum
Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan bertujuan supaya mahasiswa bisa
melakukan analisis beberapasifat kimia tanah.
C.
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan
dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2013 pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB di
laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta serta penanaman
kangkung tanggal 16 November 2013 pukul
07.00 sampai 14 Desember 2013 09.00 di lahan Jumantono, Karanganyar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Alfisol
Alfisol merupakan tanah
yang relatif muda masih banyak mengandung mineral primer yang mudah lapuk,
mineral liat kristalin dan kaya unsur hara. Tanah ini mempunyai kejenuhan basa
tinggi, KTK dan cadangan unsur hara tinggi. Alfisol merupakan tanah-tanah
dimana terdapat penimbunan liat di horison bawah. Liat yang tertimbun di
horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan tercuci kebawah bersama
gerakan air perkolasi (Foth 1994).
Alfisol merupakan tanah yang relatif
muda masih banyak mengandung mineral primer yang mudah lapuk, mineral liat
kristalin dan kaya unsur hara. Tanah ini mempunyai kejenuhan basa tinggi, KTK
dan cadangan unsur hara tinggi. Alfisol merupakan tanah-tanah dimana terdapat
penimbunan liat di horison bawah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini
berasal dari horison diatasnya dan tercuci kebawah bersama gerakan air
perkolasi (Foth H D1994).
Tanah Alfiols adalah
tanah dimana terdapat penimbunan liat dihorison bawah (argilik) dan mempunyai
kejenuhan basa (berdasarkan jumlah kation) yang tertinggi yaitu lebih dari 35%
pada kedalaman 150 cm dari permukaan tanah. Horison argilik merupakan horison atau lapisan tanah yang
terbentuk akibat terjadi akumulasi liat. Liat
yang tertimbun dari horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan
tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air (Hardjowigeno 2003).
Pada
tanah Alfisol memilki kandungan P dan K sangat tergantung dengan umur dan macam
tuff. Tanah-tanah yang berkembang dari batuan kapur tidak memperlihatkan
bercak-bercak besi dan mangan, tekstur dengan bercak-bercak gloy, pH dan
kejenuhan basa yang tingi serta kandungan P dan K yang rendah. Biasanya pada
tanah Alfisol terdapat konkresi di bawah pada bajak dan mempunyai liat pada pod
surfaces. Bentuk dan sifat pergerakan serta redistribusi fosfor telah menjadi
bahan pada banyak penelitian dalam Alfisol dan tanah-tanah lainnya. Hal ini
utamanya diakibatkan oleh peranan fosfor dalam hara tanaman. Translokasi fosfor
dalam Albaqualfs dan menemukan adanya penimbunan P dari tanah-tanah sekitarnya
yang tergolong Aquoll. Dengan meningkatnya perkembangan profil kalsium-P
berkurang dalam profil yang terlapuk sementara Fe-P meningkat. Horison-horison
dengan liat maksimum umumnya mengandung total P yang minimal yang menunjukkan
bahwa liat tidak efektif dalam mengikat P (Askari 2010).
Hasil analisis KTK menunjukkan bahwa pada kedalaman
0-20 cm berstatus sedang hingga sangat tinggi. Demikian juga pada kedalaman 20
– 40 cm status KTK ada pada taraf sedang hingga sangat tinggi. Tanah Alfisol
umumnya merupakatn tanah yang cukup subur yang ditunjukkan dengan nilai KTK
tanah yang cukup tinggi. Tanah yang mempunyai liat dan bahan organik tinggi akan
mempunyai KTK yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah berpasir dengan bahan
organik yang rendah
( Wijanarko
2007 ).
B.
Pupuk Urea dan Pupuk Kandang.
Pupuk anorganik atau pupuk
buatan (dari senyawa anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia
dalam pabrik dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk
anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang
diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Pupuk anorganik dapat menghasilkan
bulir hijau yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis (Anonim 2006).
Pupuk
urea mengandung 46% nitrogen (N).Karena kandungan N
yang tinggi menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis.Urea sangat mudah larut
dalam air dan bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia.pupuk urea(CO(NH2)2)
yang mengandung 47% nitrogen (paling tinggi dibandingkan
dengan pupuk nitrogen jenis lain). Urea sangat mudah larut dalam air dan juga
mudah diubah menjadi ion nitra (NO3-) yang mudah diserap
oleh tumbuh-tumbuhan. Cara pembuatan urea :
2NH3(g) +CO2(g) CO(NH2)2(s)
+H2O (l) (Anonim f, 2006).
Pupuk
Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur
nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea
berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, rumus kimia NH2 CONH2,
pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup
rapat dengan suhu ruangan. Pupuk6 urea mengandung unsur hara N sebesar 46%
dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen (Novizan 2002)
Fungsi
pemupukan merupaka sebagai metode pelaku usaha dalam bidang pertanian untuk
mengusahakan hal sebagai berikut:
1)
Usaha dalam menambah
dan menyuburkan baik didalam tanah dan tanaman diatasnya. Apalagi pupuk
sekarang sudah menggunakan unsur hara, humus, dan bahan organik yang dapat
mengakibatkan dampak jangka panjang bagi kesuburan tanah;
2)
Pupuk sebagaimana
vitamin bagi tubuh adalah nutrisi bagi tanah. Secara kimia tanah yang diberi
pupuk akan mengalami perbaikan struktur tanah. Sehingga tanaman akan
beradaptasi dengan struktur tanah makin baik struktur tanah, semakin baik
pertumbuhan tanaman dan sebaliknya;
3)
Menghidupkan kembali
jasad renik yang ada pada tanah;
4)
Merangsang tanaman agar
tumbuh bagus;
5)
Pemupukan mampu
menaikkan mutu dan produktivitas hasil tanam
(Warsono 1995).
(Warsono 1995).
Pemupukan merupakan tindakan memberikan
tambahan unsur-unsur hara pada komplek tanah, baik langsung maupun tak langsung
dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman untuk memperbaiki tingkat
kesuburan tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup dalam meningkatkan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan tanaman (Zhukriatul 2013).
C. Kesuburan
Tanah (N, P, K, KPK, pH, KL)
Unsur N, P, dan K adalah unsur esensial yang dimana tidak
dapat digantikan oleh unsur lain. Dan jika kekurangan unsur ini dapat menganggu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk menambah kesediaan unsur-unsur ini
dalam tanah dapat dilakukan dengan jalan pemupukan dengan pupuk-pupuk yang
memiliki atau mengandung unsur-unsur ini baik N, P, dan K. Besarnya N, P, dan K
dalam tanah di pengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pH tanah
(Sudarsono 2004).
Kesuburan tanah dapat
dilihat dari kondisi fisik, kimia, maupun biologi tanah. Dari segi fisik, tanah
yang subur dicirikan keadaannya yang gembur. Untuk menggemburkannya, perlu
dilakukan pembalikan, baik dicangkul maupun dibajak. Unsur kimia yang
diperlukan tanaman disebut unsur hara. Kebutuhan unsur hara setiap tanaman
berbeda-beda, kebutuhan unsur hara dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
dalam jumlah banyak (makro), sedang (madya), dan sedikit (mikro)Unsur hara
makro tersusun atas unsur hara makro primer yaitu: N, P, K dan unsur hara makro
sekunder yaitu: Ca, Mg, S. Unsur hara mikro terdiri dari Fe, Mn, B, Zn, dan Mo.
Kondisi biologi tanah yang baik dan prodiktif adalah tanah yang banyak
mengandung bahan organik dan jasad hidup (mikro dan makro organisme). Jasad
hidup berperan sebagai jasad perombak bahan organik menjadi bahan organik yang
halus dan dapat diserap oleh tanaman (Novizan 1999).
Kekurangan unsur hara N, P, K, Mg, S,
dan Ca dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman.Hal ini
dapat terjadi karena hara-hara tersebut diperlukan dalam tanaman untuk
menghasilkan nutrisi untuk pertumbuhannya.Gejala ini terlihat seperti tanaman
menjadi kerdil, menguning, layu, dan paling parah menyebabkan kematian
tanaman (Novizan 1999).
Pupuk
Fosfor (P) dibuat dengan menggunakan bahan baku batuan fosfat (apatit) dan
diasamkan dengan asam sulfat untuk mengubah P yang tidak tersedia menjadi
tersedia untuk tanaman. Bentuk pupuk ini berupatepung berwarna putih
kelabu.Sedikit larut dalam air reaksi, fisiologis netral atau agak masam.Dalam
menyimpan sering mengalami kerusakan fisik tapi tidak mengalami perubahan
kimianya.Dalam pemakaiannya dianjurkan sebagai pupuk dasar yaitu pemupukan
sebelum ada tanaman agar pada saat tanaman mulai tumbuh P sudah dapat diserap
oleh akar tanaman (Yuwono 2006).
Fosfor
dan kalium dapat diberikan baik pada musim penghujan maupun musim kemarau.
Untuk tanaman semusim dan tanaman tahunan yang baru ditanam,pemberian secara
sebar dan dicampur ke tanah hingga kedalaman 10 hingga 15 cm. Sedangkan untuk
tanaman tahunan yang sudah besar disebar di sekitar tanaman dan mencampurkannya
dalam tanah, akan tetapi dihindari untuk merusak perakaran (Winarso 2005).
Lengas
tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas
(matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan
permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah.Tegangan
lengas tanah juga menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan.
Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air ketersediaan
(Notohadiprabowo 2006).
Keberadaan
lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan
tekanan air.Status energi bebas (tekanan) lengas tanah dipengaruhi oleh
perilaku dan keberadaannya oleh tanaman.Lengas tanah dipengaruhi oleh
keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan
dengan konsentrasi tinggi (Bridges, 1979).
Pengaruh pH tanah yang utama
bersifat hayati. Beberapa organisme mempunyai toleransi agak kecil terhadap
variasi pH tanah, tetapi organisme lainnya mempunyai toleransi kisaran pH-nya
luas. Dari penelitian terbukti bahwa sesungguhnya konsentrasi H+
atau OH- tidak begitu penting kecuali pada keadaan yang ekstrim. Yang
paling penting adalah
keadaan - keadaan pH
tertentu yang berkaitan (Foth
1994).
D. Tanaman
Kangkung
Kangkung
merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6
minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea
reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut
Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau
parit-parit (Bagus 2011).
Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di
Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung
merupakan lumbung hidup sehari-hari.Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh
Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga
maupun untuk dijual ke pasar (Bagus 2011).
Tanaman kangkung cepat memberikan hasil dalam 4-6 minggu sejak dari benih.Kangkung
dapat dipanen optimal 8-10 kali per musim.Tanaman
ini dapat tumbuh optimal di daerah tropik dataran rendah dengan kondisi
temperatur yang tinggi dan tetap serta penyinaran matahari yang rendah. Rata-rata
suhu pertumbuhan optimal adalah 20oC-32oC dengan kelembaban lebih dari 60%. Kangkung dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang
lebih 2000 m dpl dan diutamakan lokasi lahannya terbuka atau
mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindungi atau ternaungi
tanaman kangkung akan tumbuh memanjang namun kurus-kurus (Balai
Penelitian
2008).
Perbedaan kangkung darat dan kangkung air, yakni pada
kangkung air mempunyai ciri: bentuk daun panjang dengan ujung agak tumpul,
berwarna hijau kelam dan bunganya berwarna putih kekuning-kuningan atau
kemerah-merahan dan dikembangbiakan secara vegetatif dengan stek-stek pucuk
atau batang. Sedangkang kangkung darat mempunyai ciri: bentuk daun panjang
dengan ujung runcing, berwarna keputih-putihan dan bunganya berwanra putih dan
dapat dikembangbiakan secara vegetatif dengan biji-bijinya, atau secara
vegetatif berupa stek pucuk (Polli 2009).
Kangkung
merupakan tanaman yang sangat diminati masyarakat Indonesia, karena citarasa
yang enak pada masakan dari kangkung. Tanaman kangkung memiliki klasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Super
Divisio : Spermatophyta
Divisio :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnolipsida
Sub
Kelas :
Asteridae
Ordo :
Solanales
Famili :
Convolvulaceae
Genus :
Ipomoea
Spesies :
Ipomoea reptans (Rukmana 1995).
Pada tanah yang kurang air tanaman kangkung air
pertumbuhannya akan kerdil, lambat dan rasanya menjadi liat (keras). Sedangkan
kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik dan tidak mudah menggenang.Pada tanah yang becek, akar-akar dan batang
tanaman kangkung darat mudah membusuk dan mati. Tumbuh optimum pada tanah yang
memiliki pH 5,6-6,5 (Susilo 2006).
III. CARA KERJA
A.
Analisis Laboratorium
1.
Kadar Lengas
a.
Menimbang botol
timbangan kosong (a)
b.
Menimbang contoh
tanah 5 gram dan memeasukkannya ke dalam botol timbang
c.
Menimbang botol
timbang dan tanah (b)
d.
Mengoven selama 4
jam pada suhu 105 0 C
e.
Mendinginkan dalam
eksikator lalu menimbang botol timbang (c)
f.
Menghitung kadar
lengas tanah
Kadar Lengas (KL) = x 100 %
2. pH O
Tanah
a. Menimbang contoh tanah kering angin 6 gram, dimasukkan ke
dalam flakon
b. Menambah 15 cc aquades
c. Mengocok hingga homogen selama 1 menit
d. Mendiamkan selama 30 menit
e. Mengukur pH dengan pHmeter
3. N Total Tanah
a. Destruksi
1) Menimbang dengan gelas arloji bersih/ kertas contoh tanah
kering angin diameter 0.5 mm 1 gram
2) Memasukkan ke tabung Kjeldahl dan menambahkan 6 ml S pekat
3) Menambahkan campuran serbuk S dan CuS 1 sendok kecil
4) Melakukan destruksi hingga campuran homogen yaitu asap
hilang dan larutan menjadi putih kehijauan atau tidak berwarna
b. Destilasi
1) Setelah larutan dalam tabung Kjeldahl dingin, menambahkan
aquades 30 ml dan menuangkan dalam tabung destilasi (tanah tidak ikut),
tambahkan 2 butir Zn dan 20 ml NaOH pekat
2) Mengambil larutan penampung 10 ml (merupakan campuran S 0.1 N dan 2 tetes metyl red) pada beker glass
atau erlenmeyer (larutan penampung sudah dibuatkan)
3) Melakukan destilasi hingga volume larutan penampung 40 ml
c. Titrasi
1) Mengambil larutan penampung 10 ml dan melakukan titrasi
pada larutan dalam beker glass hasil destilasi, dengan NaOH 0.1 N sampai warna hampir
hilang/ kuning bening
2) Melakukan prosedur diatas untuk blanko
3) Menghitung nilai N total tanah
N total tanah = x 100%
4. P Tersedia Tanah
1) Mengencerkan larutan standar P (dilakukan co-ass)
2) Menimbang 1 gram tanah kering angin kemudian
memasukkannya ke dalam flakon
3) Menambah 7 ml larutan Bray I (0.025 N HCL + 0.03 N NF),
lalu menggojognya selama 1 menit
4) Menyaring dengan kertas whatman sampai jernih
5) Mengambil 2 ml filtrat dan menambah 5 ml aquades
6) Menambah 2 ml amonium molybdat hingga homogen
7) Menambah 1 ml Sn dan menggojogny (sebelum ditembak)
8) Mengukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
660 nm
ppmP =
5.
K Tersedia Tanah
1)
Menimbang contoh
tanah 2.5 gram
2)
Menambah amonium
asetat 25 ml dan menggojog selama 30 menit
3)
Menyaring ekstrak
dan mengambil 5 ml
4)
Menambah 5 ml LiCdan
menjadikan volume 50 ml dengan aquades
5)
Menembak dengan
flamefotometer
K Tersedia Tanah =
6.
Bahan Organik
1)
Menimbang CTKA 0.5
mm seberat 0.5 gram dan memasukkan ke dalam labu takar 50 ml
2)
Menambahkan 1 N sebanyak 10 ml
3)
Menmabahkan dengan
hati-hati lewat dinding 10 cc Asam Sulfat pekat setetes demi setetes, hingga
menjadi berwarna jingga. Apabila muncul warna kehijauan, tambahkan lagi dan S pekat dengan volume yang diketahui. Lakukan
hal yang sama untuk blanko (tanpa tanah).
4)
Menggojog dengan
memutar dan mendatar selama 1 menit, lalu mendiamkannya selama 30 menit
5)
Menambahkan Asam
fosfat 85% dan mengencerkannya dengan aquades hingga tanda tera (vol 50 ml) dan
gojog sampai homogen
6)
Mengambil 5 ml
larutan bening dan menambah 15 ml aquades serta indikator DPA sebanyak 2 tetes,
kemudian menggojognya bolak-balik sampai homogen
7)
Menitrasi dengan Fe
S N hingga warna hijau cerah
Perhitungan :
Kadar C =
Kadar Bahan Organik = X Kadar C
B = Blanko
A = Baku
KL = Kadar Lengas
7.
Kapasitas
Pertukaran Kation
1)
Menimbang CTKA 0.5
mm 10 g, lalu dimasukkan dalam erlenmeyer
2)
Menambahkan amonium
acetat dan menggojog selama 10 menit
3)
Mencuci dengan
amonium acetat 8 kali dan CTKA dicuci lagi dengan alkohol 10 cc sebanyak 5 kali
kemudian filtrat dibuang
4)
Mencuci dengan HCl
10 % 10 cc sebanyak 8 kali dan memindahkan filttrat kedalam labu destilasi
5)
Mengencerkan dengan
aquades sampai volume 150 cc
6)
Melakukan destilasi
dengan penampung 10 cc Asam Borat 2% dam menambah indikator campuran sebanyak 2
tetes
7)
Menunggu hasil
destilasi sampai volume 40 cc
8)
Hasil destilasi
dititrasi dengan HCl 0.1 N sampai warna kehijauan
9)
Mencatat jumlah HCl
(ml/ cc) yang digunakan untuk titrasi
Perhitungan :
KPK =
Keterangan : hasil
destilasi bisa hanya diambil 10 cc tetapi hasil titrasi dikalikan 4
8.
N Jaringan Tanaman
a.
Destruksi
1)
Menimbang sampel
tanaman dengan kertas bersih dan kering sebanyak 0.1 gram
2)
Memasukkan ke dalam
tabung Kjeldahl dan menambahkan 3 ml S pekat
3)
Menambahkan campuran
serbuk Cu SS 1 sendok kecil
4)
Melakukan destruksi
hingga campuran homogen yaitu asap hilang dan larutan menjadi putih kehijauan
atau tidak berwarna
b.
Destilasi
1)
Menambahkan aquades
30 ml, setelah larutan dalam tabung Kjeldahl dingin dan menuangkan dalam tabung
destilasi, tambahkan 2 butir Zn dan 20 NaOH pekat
2)
Membuat larutan
penampung 10 ml campuran B 4% + indikator campuran pada gelas piala
(sudah dibuatkan)
3)
Melakukan destilasi
hingga volume larutan penampung 40 ml
c.
Titrasi
1)
Mengambil larutan hasil
destilasi 10 ml dan melakukan titrasi dengan HCl 0.1 N (sampai warna menjadi
kuning)
2)
Melakukan prosedur
di atas untuk blanko
3)
Menghitung nilai N
jaringan
N pupuk = x 100%
B. Percobaan Penanaman di Lapangan
Cara kerjanya sebagai
berikut :
1.
Persiapan :
a.
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah
dilakukan dengan mencangkul tanah pada kedalaman olah, kemudian menggemburkan
dan meratakannya serta dibersihkan dari sisa-sisa tanaman pengganggu
b.
Pembuatan petak
Pembuatan petak
dengan ukuran 2 x 2 meter dengan jumlah petak seluruhnya yaitu 16 petak
2.
Pemberian pupuk
masing-masing petak dilakukan pada larikan-larikan
3.
Menanam biji
kangkung 3 biji per lubang tanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm
4.
Melakukan pemupukan
5.
Mengamati tinggi
tanaman setiap seminggu sekali
Setiap praktikum
wajib membawa penggaris/ meteran dan hasil pengamatan harus disetujui oleh
asisten
6.
Setelah tanaman
berumur 30 hari (1 bulan) dilakukan pemanenan
7.
Ambil seluruh
bagian tanaman, bersihkan kemudian ditimbang sebagai brangkasan segar tanaman
C.
Perlakuan yang digunakan
Dosis pemupukan N :
N0 : Tanpa Pupuk N
N1 : 25 kg N (dalam
bentuk pupuk Urea)
N2 : 50 kg N (dalam
bentuk pupuk Urea)
N3 : 100 kg N
(dalam bentuk pupuk Urea)
Masing-masing
perlakuan diulang 4 kali
Cara pengukuran :
1.
Tinggi tanaman
Diukur dari pangkal
batang tanaman (batas antara akar dan batang) hingga ujung daun tertinggi
(helaian daun ditangkupkan)
2.
Berat berangkasan
segar
Berangkasan segar
meliputi seluruh bagian tanaman (daun, batang maupun akar). Seluruh bagian tanaman
dibersihkan dan ditimbang berat berangkasan segarnya. Pada bagian akar
dibersihkan dari tanah dengan cara dicuci menggunakan air sampai bersih. 3
tanaman sampel per petak.
IV. HASIL DAN ANALISIS HASIL PRAKTIKUM
A. Analisis
Laboratorium
1. Kadar
Lengas
1. Hasil
Pengamatan
Jenis Tanah
|
Kelompok
|
Kadar Lengas (%)
|
Andisol
|
1
|
37,8
|
5
|
24,06
|
|
Alfisol
|
2
|
38,3
|
6
|
30,16
|
|
Entisol
|
3
|
7,07
|
7
|
3,9
|
|
Vertisol
|
4
|
4, 6
|
8
|
4
|
Sumber : Laporan
Sementara
2. Analisis
Hasil Praktikum
Jenis tanah : alfisol
Diketahui
:
a = 58,457
; b = 63,471 ; c =
62,309
Ditanyakan
:
KL = ...?
Jawab :
2.
pH H2O Tanah
1. Hasil
Pengamatan
Jenis Tanah
|
Kelompok
|
pH
|
Harkat
|
Andisol
|
1
|
6,36
|
Asam
|
5
|
6,2
|
Asam
|
|
Alfisol
|
2
|
5,7
|
Asam
|
6
|
5,1
|
Asam
|
|
Entisol
|
3
|
6,1
|
Asam
|
7
|
6,33
|
Asam
|
|
Vertisol
|
4
|
6,1
|
Asam
|
8
|
6
|
Asam
|
Sumber : Laporan Sementara
3.
N Total Tanah
1. Hasil
Pengamatan
Jenis Tanah
|
Kelompok
|
N Total Tanah (%)
|
Harkat
|
Andisol
|
1
|
0,21
|
Sedang
|
5
|
0,25
|
Sedang
|
|
Alfisol
|
2
|
0,85
|
Sangat
Tinggi
|
6
|
0,2
|
Sangat
Rendah
|
|
Entisol
|
3
|
0,14
|
Rendah
|
7
|
0,16
|
Rendah
|
|
Vertisol
|
4
|
0,03
|
Sangat
Rendah
|
8
|
1,4
|
Sangat
Rendah
|
Sumber
: Laporan Sementara
2. Analisis
Hasil Pengamatan
Jenis tanah : alfisol
Diketahui :
A = 1,1 N
NaOH = 0,1
B = 0 Berat
tanah = 1000 mg
KL = 30,16
Ditanaya :
N total tanah =...?
Jawab :
4.
P Tersedia Tanah
1. Hasil
Pengamatan
Jenis Tanah
|
Kelompok
|
P Total Tanah (ppm)
|
Harkat
|
Andisol
|
1
|
4,95
|
Sangat Rendah
|
5
|
19,19
|
Sedang
|
|
Alfisol
|
2
|
0,37
|
Sangat
Rendah
|
6
|
2,9
|
Sangat
Rendah
|
|
Entisol
|
3
|
11,55
|
Rendah
|
7
|
12,37
|
Rendah
|
|
Vertisol
|
4
|
0,03
|
Sangat
Rendah
|
8
|
43,75
|
Sangat
Tinggi
|
2. Analisis
Hasil Pengamatan
Jenis tanah : alfisol
Diketahui :
Larutan standar P
|
|
X
|
Y
|
0
|
0
|
0,1
|
0,038
|
0,2
|
0,081
|
0,4
|
0,153
|
0,6
|
0,234
|
0,8
|
0,316
|
1
|
0,389
|
x = 0,025
a = 2,558
b = 0,000
KL = 30,16
Berat tanah = 1 gr
Ditanya :
y =...?
Ppm P =...?
Jawab :
y =
2,558 x + 0,000
= 2,558 x 0,025 + 0,000
= 0,064
5.
K Tersedia Tanah
1. Hasil
Pengamatan
Jenis Tanah
|
Kelompok
|
K Total Tanah (me/100g)
|
Harkat
|
Andisol
|
1
|
19,3
|
Rendah
|
5
|
33,75
|
Sangat
Tinggi
|
|
Alfisol
|
2
|
1,68
|
Sangat
Tinggi
|
6
|
1,17
|
Sangat
Tinggi
|
|
Entisol
|
3
|
1,1
|
Sangat
Tinggi
|
7
|
0,09
|
Sangat
Rendah
|
|
Vertisol
|
4
|
0,08
|
Sangat
Rendah
|
8
|
1,9
|
Sangat
Tinggi
|
Sumber
: Laporan Sementara
2. Analisis
Hasil Pengamatan
Diketahui :
Larutan standar P
|
|
X
|
Y
|
0
|
0
|
0,25
|
0,20
|
0,5
|
0,38
|
0,75
|
0,62
|
1
|
0,77
|
x = 0,45
a = 0,784
b = 0,002
KL = 30,16
Berat tanah = 10
gr
Ditanya :
y =...?
ppm K
=...?
K tersedia tanah =...?
Jawab :
x = 0,45 x 200
= 90
y = 0,784 x +
0,002
= 0,784
x 90 + 0,002
= 70,562
6.
Bahan Organik
1. Hasil
Pengamatan
Jenis Tanah
|
Kelompok
|
C organik (%)
|
BO (%)
|
Harkat
|
Andisol
|
1
|
15,8
|
2
|
Rendah
|
5
|
16
|
1,67
|
Rendah
|
|
Alfisol
|
2
|
2,1
|
18,6
|
Sangat
Tinggi
|
6
|
33
|
1,75
|
Rendah
|
|
Entisol
|
3
|
13
|
1,44
|
Rendah
|
7
|
2,56
|
5,6
|
Sangat
Tinggi
|
|
Vertisol
|
4
|
0,02
|
0,34
|
Sangat
Rendah
|
8
|
25
|
0,13
|
Sangat
Rendah
|
Sumber
: Laporan Sementara
2. Analisis
Hasil Pengamatan
Diketahui :
B = 1,3 N
FeSO4 = 0,5
A = 1,1 Berat
tanah = 500 mg
KL = 30,16
Ditanya :
Kadar C dan Kadar
BO=...?
7.
Kapasitas Pertukaran
Kation
1. Hasil
Pengamatan
Jenis Tanah
|
Kelompok
|
KPK (cmol(+)/kg)
|
Harkat
|
Andisol
|
1
|
15,8
|
Rendah
|
5
|
16
|
Rendah
|
|
Alfisol
|
2
|
2,1
|
Sangat
Rendah
|
6
|
33
|
Tinggi
|
|
Entisol
|
3
|
13
|
Rendah
|
7
|
2,56
|
Sangat
Rendah
|
|
Vertisol
|
4
|
0,02
|
Sangat
Rendah
|
8
|
25
|
Tinggi
|
Sumber
: Laporan Sementara
2. Analisis
Hasil Pengamatan
Jenis tanah : alfisol
Diketahui :
cc HCl = 33
; N HCl =
0,1 ;
Berat tanah = 10 gr
Ditanya :
KPK =...?
B. Analisis Tanaman
1. Analisis
Budidaya Tanaman Kangkung
a. Hasil
Pengamatan
Tabel 4.6.1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman
Kangkung Perlakuan K2
Ulangan
|
Minggu ke-
|
|||
1 (cm)
|
2 (cm)
|
3 (cm)
|
4 (cm)
|
|
1
|
1
|
8
|
16
|
27
|
2
|
2
|
6
|
18
|
34
|
3
|
3
|
5
|
16
|
32
|
4
|
4
|
7
|
17
|
33
|
5
|
5
|
7
|
20
|
37
|
Sumber : Laporan sementara
Tabel 4.6.2 Hasil Rekapan Tanaman Kangkung
Kel.
|
Sample
|
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman
(minggu ke)
dalam cm
|
Berat
Tanaman segar (kg)
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||||
9
|
1
|
3,00
|
|||||
2
|
|||||||
3
|
|||||||
4
|
|||||||
5
|
|||||||
10
|
1
|
8
|
16
|
27
|
45
|
4,6
|
|
2
|
6
|
18
|
34
|
47
|
|||
3
|
5
|
16
|
32
|
51
|
|||
4
|
7
|
17
|
33
|
48
|
|||
5
|
7
|
20
|
37
|
42
|
|||
11
|
1
|
8
|
11,4
|
24
|
48,3
|
4,25
|
|
2
|
6
|
16,6
|
34,5
|
35
|
|||
3
|
5
|
14,4
|
33
|
47,5
|
|||
4
|
7
|
14,7
|
31
|
41,4
|
|||
5
|
6
|
18,5
|
23,5
|
56
|
|||
12
|
U22
|
1
|
6
|
15,5
|
21
|
43
|
2,52
|
2
|
5
|
14,5
|
27
|
44
|
|||
3
|
5
|
13,5
|
27,6
|
44,5
|
|||
4
|
5,5
|
13,5
|
24,4
|
34
|
|||
5
|
4,5
|
14,5
|
28
|
41
|
|||
13
|
1
|
5
|
16,5
|
32,5
|
44
|
2,25
|
|
2
|
6
|
11,5
|
17
|
28
|
|||
3
|
4,5
|
10
|
16
|
28
|
|||
4
|
4,5
|
13,5
|
23
|
35
|
|||
5
|
8
|
16,5
|
25
|
35
|
|||
14
|
1
|
6,8
|
18
|
30
|
55
|
2.07
|
|
2
|
6,5
|
16
|
25
|
35
|
|||
3
|
7
|
13
|
20
|
27
|
|||
4
|
8
|
15
|
27
|
40
|
|||
5
|
6,5
|
15
|
25
|
33
|
|||
15
|
1
|
7
|
10,8
|
15
|
26
|
0,91
|
|
2
|
7,5
|
11
|
13
|
23
|
|||
3
|
6
|
11
|
13
|
31
|
|||
4
|
7
|
14
|
17
|
30
|
|||
5
|
7
|
12
|
16.8
|
28
|
|||
16
|
1
|
6
|
15
|
21,5
|
22,5
|
2,33
|
|
2
|
8
|
17
|
26,5
|
28
|
|||
3
|
8
|
18
|
29,5
|
31,5
|
|||
4
|
6,5
|
17,5
|
28,5
|
29
|
|||
5
|
6,5
|
16,8
|
22
|
22,5
|
V. PEMBAHASAN
A.
Analisis Tanah
1.
Jenis Tanah Andisol
Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan
vulkanik seperti abu vulkan, batu apung, silinder, lava dan sebagainya, dan
atau bahan volkanik lastik yang fraksi koloidnya didominasi oleh mineral “short
range order” (alofan, imogolit, ferihidrit) atau kompleks Al-humus. Dalam
keadaan lingkungan tertentu, pelapukan alumino silikat primer dalam bahan induk
non-vulkanik dapat menghasilkan mineral “short range order”, sebagian tanah
seperti ini yang termasuk dalam Andisol. Di Indonesia, Andisol terbentuk dari
lahar, tuffa, dan debu volkanik berasal dari pegunungan Bukit Barisan di
Sumatera dan daerah pegunungan di Pulau Jawa yang menjalar dari barat sampai ke
timur. Lahar merupakan bahan-bahan volkanik lepas dan tersusun dari
pecahan-pecahan batuan, butir-butir mineral, dan gelas volkanik.
a) Kadar
Lengas
Kadar
Lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. Manfaat kadar
lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi,
mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air, dan perhitungan
Nilai Perbandingan Dispersi (NDP). Faktor yang memperngaruhi kadar lengas tabah
yaitu iklin, kandungan bahan organic, fraksi lempung tanah, topografi, dan
adanya bahan pebutup tanah (organic maupun anorganik).
Jenis Tanah Andisol Kadar Lengas dimiliki oleh
kelompok 9 dan 13. Dari data rekapan kelas Agrofarmaka sendiri jenis tanah
andisol kelompok 9 = 15 dan kemlompok 13 = 10,9. Dari data tersebut sudah
terlihat bahwa Kadar Lengas dari kedua kelompok tersebut yang memiliki
prosentase Kadar Lengas tertinggi dimiliki oleh kelompok 9 yaitu 15. Dan Kadar
Lengas kelompok 5 lebih rendah daripada hasil Kadar Lengas kelompok 13 yaitu
10,9.
b)
pH Tanah
Reaksi tanah (pH) menunjukkan sifat kemasaman atau
alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi
kadar ion hidrogen di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Pembagian
pH tanah dapat digolongkan menjadi:
pH 4 - 4,5 :
amat sangat asam.
pH 5 – 5,5 :
amat asam.
pH 5,5 – 6 :
asam sedang.
pH 6 – 7 :
sedikit asam.
pH 7 :
netral.
pH 7 – 8,5 :
alkalis sedang.
pH 8,5 – 9 :
alkalis kuat.
Dari penjelasan tentang pH tanah diatas dapat
disimpulkan bahwa tanah jenis Andisol dari kelompok 9 dan 13 memiliki pH tanah
yang berbeda seperti kelompok 9 memiliki pH tanah 6,29 (Asam) dan kelompok 13
memiliki pH tanah 6,392 (Asam). Dari jenis tanah yang sama yaitu Andisol telah
diketahui bahwa kedua kelompok tersebut memiliki pH tanah yang sama dalam
kategori pH tanah asam.
c)
N total tanah
Nitrogen
merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- atau NH4+ dari tanah.
Kadar nitrogen rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2 % - 4 % berat kering.
Sedikit penjelesan diatas dapat di simpulkan pada jenis
tanah Andisol yang dimiliki kelompok 9 dan 13 memiliki N total tanah yang berbeda yaitu kelompok 9 = 0,17 % dan kelompok 13 = 0,062 %. Namun harkat yang dimiliki dari kedua kelompok
tersebut sama yaitu Asam.
d)
P tersedia tanah
Fosfor
(P) merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah
fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium.
Namun, walaupun begitu fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life).
Pengertian yang ada diatas dapat digunakan sebagai
perbandingan P tersedia tanah dengan jenis tanah Andisol pada kelompok 9 dan 13 yaitu pada kelompok 9 = 14,6 yang mempunyai harkat sangat rendah dimabndingkan
kelompok 13 = 0,005 yang memiliki harkat Asam.
e)
K tersedia tanah
Kalium
(K) merupakan hara utama ketiga setelah nitrogen dan fosfor. Kalium mempunyai
velensi 1 dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur
yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam
xylem dan floem.
Jenis tanah Andisol kelompok 9 dan kelompok 13 memiliki K tersedia tanah yang berbeda jauh meskipun
memiliki jenis tanah yang sama yaitu Andisol. Pada kelompok 9 memiliki K tersedia tanah ----- yang memiliki harkat rendah. Dan kelomopok 13 memiliki K tersedia tanah ---- yang memiliki harkat sangat tinggi.
f)
Bahan Organik
Bahan
organik dalan tanah terdiri daribahan organik kasar dan bahan organik halus
atauhumus.Humus terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan
organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan
organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus
merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan
mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tingginya daya menahan
(menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari
humus.
Sedikit penjelasan mengenai Bahan Organik (BO) diatas
kita menyimpulkan jenis tanah Andisol dari kelompok 9 dan 13 yang memiliki BO berbeda namun golongan harkatnya sama.
Pada kelompok 9
BO nya 0,77 %
yang mempunyai harkat rendah. Dan kelompok 13 sendiri BO nya adalah 3,72 % yang mempunyai harkat Asam.
g)
Kapasitas
Pertukaran Kation
Pengertian Kapasitas Tukar Kation adalah salah satu sifat
kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjdai
indikator kesuburan tanah. KTK (Kapasitas Tukar Kation) merupakan jumlah total
kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif.
Satuan hasil pengukuran KTK adalah miliequivalen kation dalam 100 gram tanah
atau me kation per 100 gram tanah.
Penjelasan tentang KPK diatas dapat disimpulkan bahawa
KPK pada jenis tanah Andisol pada kelompok 9 dan 13 sama-sama berharkat asam. Pada kelompok 9 KPK nya adalah 21 dan kelompok 13 mempunyai KPK 36,5. Jadi, kelompok 13 memiliki
KPK yang lebih dari kelompok 9.
2.
Jenis Tanah Alfisol
Tanah Alfisol memiliki struktur
tanah yang liat. Liat yang bertimbun di horizon diatasnya dan tercuci kebawah
bersama dengan gerakan air. Dalam banyak pola Alfisol digambar adanya perubahan
tekstur yang sangat jelas dalam jarak vertikal yang sangat pendek yang dikenal
Taksonomi Tanah.
a)
Kadar Lengas
Kadar
Lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. Manfaat kadar
lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi,
mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air, dan perhitungan
Nilai Perbandingan Dispersi (NDP). Faktor yang memperngaruhi kadar lengas tabah
yaitu iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan
adanya bahan pebutup tanah (organik maupun anorganik).
Jenis Tanah
Alfisol Kadar Lengas dimiliki oleh kelompok 10 dan 14. Dari data rekapan kelas Agrofarmaka sendiri jenis tanah alfisol
kelompok 10 = 16,1 dan kemlompok 14 = 15,45. Dari data tersebut sudah terlihat
bahwa Kadar Lengas dari kedua kelompok tersebut yang memiliki prosentase Kadar
Lengas tertinggi dimiliki oleh kelompok 10 yaitu 16,1. Dan Kadar Lengas
kelompok 14 lebih rendah daripada hasil Kadar Lengas kelompok 14 yaitu 15,45.
b)
pH Tanah
Reaksi tanah (pH) menunjukkan sifat kemasaman atau
alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya
konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion
hidrogen di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Pembagian pH tanah
dapat digolongkan menjadi:
pH 4 - 4,5 : amat sangat asam.
pH
5 – 5,5 : amat asam.
pH
5,5 – 6 : asam sedang.
pH 6 – 7 :
sedikit asam.
pH 7 :
netral.
pH 7 – 8,5 :
alkalis sedang.
pH 8,5 – 9 :
alkalis kuat.
Penjelasan tentang pH
tanah diatas dapat disimpulkan bahwa tanah jenis Alfisol dari kelompok 10 dan
14 memiliki pH tanah yang berbeda seperti kelompok10 memilikipH tanah6,418
(Asam) dan kelompok 14 memiliki pH tanah 5,43 (Asam). Dari jenis tanah yang
sama yaitu Alfisol
telah diketahui bahwa kedua kelompok tersebut memiliki pH tanah yang sama dalam
kategori pH tanah asam.
c)
N total tanah
Nitrogen
merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- atau NH4+ dari tanah.
Kadar nitrogen rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2 % - 4 % berat kering.
Sedikit
penjelesan diatas dapat di simpulkan
pada jenis tanah Alfisol yang dimiliki kelompok 10 dan 14 memiliki N total tanah yang berbeda yaitu kelompok 10 = 0,0812 % dan kelompok 14 = 0,16 %. Namun harkat yang dimiliki dari kedua kelompok
tersebut sama
yaitu harkat pada kelompok 14dan 10 adalah harkat
Asam.
d)
P tersedia tanah
Fosfor
(P) merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah
fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium.
Namun, walaupun begitu fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life).
Pengertian yang ada diatas dapat digunakan sebagai perbandingan P tersedia
tanah dengan jenis tanah Alfisol pada kelompok 10 dan 14 yaitu pada kelompok 14 = 0,438 yang mempunyai harkat Asam dibandingkan kelompok 10 =
1,52 yang memiliki
harkat Asam
juga.
e)
K tersedia tanah
Kalium
(K) merupakan hara utama ketiga setelah nitrogen dan fosfor. Kalium mempunyai
velensi 1 dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur
yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam
xylem dan floem.
Jenis tanah Alfisol kelompok 10 dan kelompok 14 memiliki K tersedia tanah yang berbeda meskipun
memiliki jenis tanah yang sama yaitu Alfisol. Pada kelompok 10 memiliki K tersedia tanah --- yang memiliki harkat sangat tinggi. Dan kelomopok 14 memiliki K tersedia tanah --- yang memiliki harkat sangat tinggi.
f)
Bahan Organik
Bahan
organik dalan tanah terdiri daribahan organik kasar dan bahan organik halus atauhumus.Humus
terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan organik kasar
serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut
melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang
resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam
atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi.
Tingginya daya menahan (menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas
tukar kation dari humus.
Sedikit penjelasan mengenai Bahan Organik (BO) diatas
kita menyimpulkan jenis tanah Alfisol dari kelompok 10 dan 14 yang memiliki BO berbeda. Pada kelompok 10 BO nya 0,518 % yang mempunyai harkat Asam. Dan kelompok 14 sendiri BO nya adalah 0,647 % yang mempunyai harkat
Asam.
g)
Kapasitas
Pertukaran Kation
Pengertian Kapasitas Tukar Kation adalah salah satu sifat kimia tanah yang
terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah. KTK (Kapasitas Tukar Kation)
merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid
yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KTK adalah miliequivalen kation
dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 gram tanah.
Penjelasan tentang KPK diatas dapat
disimpulkan bahawa KPK pada jenis tanah
Alfisol pada kelompok 10 dan 14 berbeda. Pada kelompok 10 KPK nya adalah 29,5 dengan harkat asam dan kelompok 14 mempunyai KPK 18,4 dengan harkat Asam.
3.
Jenis Tanah Entisol
Tanah
yang termasuk ordo Entisol
merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam
perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik
atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem
klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol.
a)
Kadar Lengas Tanah
Kadar
Lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. Manfaat kadar
lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi,
mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air, dan perhitungan
Nilai Perbandingan Dispersi (NDP). Faktor yang memperngaruhi kadar lengas tabah
yaitu iklin, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan
adanya bahan pebutup tanah (organik maupun anorganik).
Jenis Tanah
Entisol Kadar Lengas dimiliki oleh kelompok 11 dan 15. Dari data rekapan kelas
Agrofarmaka sendiri jenis tanah entisol
kelompok 11 = 4,772 dan kelompok 15 = 13,38. Dari data tersebut sudah
terlihat bahwa Kadar Lengas dari kedua kelompok tersebut yang memiliki prosentase
Kadar Lengas tertinggi dimiliki oleh kelompok 15 yaitu 13,38. Dan Kadar Lengas
kelompok 11 lebih rendah daripada hasil Kadar Lengas kelompok 15 yaitu 13,38.
b)
pH Tanah
Reaksi
tanah (pH) menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+)
di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion hidrogen di dalam tanah, maka semakin
masam tanah tersebut. Pembagian pH tanah dapat digolongkan menjadi:
pH
4 - 4,5 : amat sangat asam.
pH 5 – 5,5 :
amat asam.
pH 5,5 – 6 :
asam sedang.
pH
6 – 7 :
sedikit asam.
pH
7 : netral.
pH
7 – 8,5 :
alkalis sedang.
pH
8,5 – 9 :
alkalis kuat.
Penjelasan tentang pH tanah diatas dapat
disimpulkan bahwa tanah jenis Entisol
dari kelompok 11 dan 15 memiliki pH tanah yang berbeda. Seperti kelompok11
memilikipH tanah6,5 (Asam) dan kelompok
15 memiliki pH tanah 6,057 (Asam). Darijenis tanah yang sama yaitu Entisol telah diketahui bahwa kedua kelompok tersebut
memiliki pH tanah yang sama dalam kategori pH tanah asam.
c)
N total tanah
Nitrogen
merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- atau NH4+ dari tanah.
Kadar nitrogen rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2 % - 4 % berat kering.
Sedikit penjelesan diatas dapat di simpulkan pada jenis tanah Entisol yang dimiliki
kelompok 11
dan 15
memiliki N total tanah yang berbeda yaitu kelompok 11 = 0,2 % dan kelompok 15 = 0,175 %. Harkat yang dimiliki dari kedua kelompok
tersebut yaitu harkat Asam.
d)
P tersedia tanah
Fosfor
(P) merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah
fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium.
Namun, walaupun begitu fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life).
Pengertian yang ada diatas dapat digunakan sebagai
perbandingan P tersedia tanah dengan jenis tanah Entisol pada kelompok 11 dan 15 yaitu pada kelompok 11 = 0,2 yang mempunyai harkat Asam dibandingkan kelompok 15 =
7 yang memiliki harkat Asam juga.
e)
K tersedia tanah
Kalium
(K) merupakan hara utama ketiga setelah nitrogen dan fosfor. Kalium mempunyai
velensi 1 dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur
yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam
xylem dan floem.
Jenis tanah Entisol kelompok 11 dan kelompok 15 memiliki K tersedia tanah yang berbeda meskipun
memiliki jenis tanah yang sama yaitu Entisol. Pada kelompok 11 memiliki K tersedia tanah ---- yang memiliki harkat sangat tinggi. Dan kelomopok 15 memiliki K tersedia tanah ---- yang memiliki harkat sangat rendah.
f)
Bahan Organik
Bahan
organik dalan tanah terdiri daribahan organik kasar dan bahan organik halus
atauhumus.Humus terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan
organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan
organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus
merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan
mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tingginya daya menahan
(menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari
humus.
Sedikit penjelasan mengenai Bahan Organik (BO) diatas
kita menyimpulkan jenis tanah Entisol dari kelompok 11 dan 15 yang memiliki BO berbeda. Pada kelompok 11 BO nya 3,587 % yang mempunyai harkat asam. Dan kelompok 15 sendiri BO nya adalah 0,762 % yang mempunyai harkat asam.
g)
Kapasitas
Pertukaran Kation
Pengertian Kapasitas Tukar Kation adalah salah satu sifat
kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjdai
indikator kesuburan tanah. KTK (Kapasitas Tukar Kation) merupakan jumlah total
kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif.
Satuan hasil pengukuran KTK adalah miliequivalen kation dalam 100 gram tanah
atau me kation per 100 gram tanah.
Penjelasan tentang KPK diatas dapat
disimpulkan bahawa KPK pada jenis tanah
Entisol pada kelompok 11 dan15 berbeda. Pada kelompok 11 KPK nya adalah 13 dengan harkat rendah dan kelompok 15 mempunyai KPK 26,25 dengan harkat asam.
4.
Jenis Tanah
Vertisol
Tanah vertisol adalah tanah yang dimana ada kandungan tinggi dari tanah
ekspansif dikenal sebagai montmorilonit yang terbentuk retakan dalam musim
kering atau tahunan. Tanah vertisol terbuat dari bahan yang dari dasar ke
permukaan sering menimbulkan microrelief dikenal sebagai gilgai. Vertisol
biasanya terbentuk dari batuan yang sangat dasar seperti basalt di iklim yang
lembab musiman atau tidak menentu kekeringan dan banjir.
a)
Kadar Lengas Tanah
Kadar
Lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. Manfaat kadar
lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi,
mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air, dan perhitungan
Nilai Perbandingan Dispersi (NDP). Faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah
yaitu iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan
adanya bahan penutup tanah (organic maupun anorganik).
Jenis Tanah
Vertisol Kadar Lengas dimiliki oleh kelompok 12 sebesar 23,59. Pada praktikum
dari kelas Agrofarmaka vertisol hanya satu kelompok. Tanah vertisol diambil Jatikuwung.
b)
pH Tanah
Reaksi
tanah (pH) menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+)
di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion hidrogen di dalam tanah, maka semakin
masam tanah tersebut. Pembagian pH tanah dapat digolongkan menjadi:
pH 4 - 4,5 : amat sangat asam.
pH
5 – 5,5 : amat asam.
pH
5,5 – 6 : asam sedang.
pH 6 – 7 :
sedikit asam.
pH 7 :
netral.
pH 7 – 8,5 :
alkalis sedang.
pH 8,5 – 9 :
alkalis kuat.
Penjelasan tentang pH
tanah diatas dapat disimpulkan bahwa tanah jenis Vertisol dari kelompok 12 dan 16 memiliki pH tanah yang
berbeda. Seperti kelompok 12 memilikipH tanah 6,58 (Netral) dan kelompok 16 memiliki pH tanah 6,48
(Asam). Darijenis tanah yang sama yaitu Vertisol
telah
diketahui bahwa kedua kelompok tersebut memiliki pH tanah yang berbeda dalam
kategori pH tanah asam.
c) N
total tanah
Nitrogen
merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- atau NH4+ dari tanah.
Kadar nitrogen rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2 % - 4 % berat kering.
Sedikit penjelesan diatas dapat di simpulkan pada jenis tanah Vertisol yang dimiliki
kelompok 12 dan 16 memiliki N total tanah yang berbeda yaitu kelompok 12 = 0,10 % dengan harkat sangat rendah dan kelompok 12 = 1,14 %.
Yang memiliki harkat sangat tinggi.
d)
P tersedia tanah
Fosfor
(P) merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah
fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium.
Namun, walaupun begitu fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life).
Pengertian yang ada diatas dapat digunakan sebagai
perbandingan P tersedia tanah dengan jenis tanah Vertisol pada kelompok 4 dan 8
yaitu pada kelompok 12 = 14,06 yang mempunyai harkat sangat rendah dibandingkan
kelompok 16 = 16,21 yang memiliki harkat tinggi.
e)
K tersedia tanah
Kalium
(K) merupakan hara utama ketiga setelah nitrogen dan fosfor. Kalium mempunyai
velensi 1 dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur
yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam
xylem dan floem.
Jenis tanah Vertisol kelompok 12 dan kelompok 16 memiliki
K tersedia tanah yang berbeda
meskipun memiliki jenis tanah
yang sama yaitu Vertisol. Pada kelompok 12 memiliki K tersedia tanah - yang
memiliki harkat sangat rendah. Dan kelomopok 16 memiliki K tersedia tanah -
yang memiliki harkat sangat tinggi.
f)
Bahan Organik
Bahan
organik dalan tanah terdiri daribahan organik kasar dan bahan organik halus
atauhumus.Humus terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan
organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan
organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus
merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan
mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tingginya daya menahan
(menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari
humus.
Sedikit penjelasan mengenai Bahan Organik (BO) diatas
kita menyimpulkan jenis tanah Vertisol dari kelompok 12 dan 16 yang memiliki BO
berbeda. Pada kelompok 12 BO nya 0,65 % yang mempunyai harkat sangat rendah. Dan kelompok 8 sendiri BO nya
adalah 1,84 % yang mempunyai harkat tinggi.
g)
Kapasitas
Pertukaran Kation
Pengertian Kapasitas Tukar Kation adalah salah satu sifat
kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjdai
indikator kesuburan tanah. KTK (Kapasitas Tukar Kation) merupakan jumlah total
kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif.
Satuan hasil pengukuran KTK adalah miliequivalen kation dalam 100 gram tanah
atau me kation per 100 gram tanah.
Penjelasan tentang
KPK diatas dapat disimpulkan bahawa KPK pada jenis tanah Vertisol
pada kelompok 12 dan 16 berbeda. Pada kelompok 12 KPK nya adalah 0,65
dengan harkat sangat rendah dan kelompok 16 mempunyai KPK 1,84 dengan harkat
sangat tinggi.
B.
Analisis Tanaman
Lapang.
Kangkung
merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman
kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar
kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan
melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis
kangkung air Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar.
Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap
(menjalar).
Kangkung
memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun
umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua,
dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung
darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota
bunga berwarna putih atau merah lembayung.
Budidaya
tanaman kangkung pada praktikum kali ini di awali dengan pengolahan lahan tanam
atau pembuatan bedengan. Maksud dari pembuatan bedengan adalah sebagai tempat
genangan atau tampungan air pada saat hujan. Setelah itu dilakukan pencampuran
media tanah dengan pupuk kandang. Selanjutnya bibit kangkung yang
bersertifikasi siap ditanam didalam lubang bedengan. Jarak tanam yang digunakan
adalah 20 x 20 cm.
Minggu
ke dua dan minggu ke tiga melakukan pengamatan terhadap kangkung dan mengukur
mulai dari pangkal bawah hingga daun. Kemudian minggu keempat tanaman kangkung
siap di panen. Hasil panen kangkung kelompok 10 dijual kepada warga dengan cara
membagi 20,75 kg kangkung menjadi
beberapa ikatan. Kemudian menjual satu ikat kangkung seharga 1.000 rupiah. Kemudian
25 ikat kangkung tersebut dikalikan 1.000 rupiah maka kelompok 10 menghasilkan
25.000 rupiah pada praktikum ini. Sisa kangkung yang tidak dijual dapat
dikonsumsi oleh anggota kelompok secara merata.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang diatas dapat diambil kesimpulan:
1. Sifat
tanah Andisol, Alfisol, Entisol, dan Vertisol sama-sama bersifat asam.
2. pH
sebesar 6,58 yang dimiliki pada tanah jenis Vertisol.
3. Kadar
N dalam tanah sangat kecil dibandingkan dengan kadar N di udara bebas, namun
walaupun begitu yang digunakan oleh tanaman adalah yang berasal dari dalam
tanah.
4. Total
kadar P dan K tanah entisol yaitu sebesar
5. Sifat
kimia tanah, cara pengolahan tanah, dosis pupuk, dan cara pemberian pupuk
sangat mempengaruhi tinggi dan berat brangkasan segar tanaman kangkung darat.
6. Tanah
Alfisol tanah yang paling padat dan memiliki kepekatan paling padat.
B. Saran
1. Diharapkan
praktikan mampu memahami tahap–tahap atau cara–cara analisis Laboratorium yang
sudah dilaksanakan.
2. Sebaiknya
Praktikan yang belum memahami masalah uji pengamatan, uji analisis harus sebisa
mungkin mengetahui apa yang diujikan.
3. Coas
harus ngasih contoh yang baik pada praktikan dengan datang tepat waktu.
4. Dalam melakukan praktikum di laboratorium sebaiknya mahasiswa semuanya bekerja,
walaupun hasil laporan sementaranya kelompok.
5. Sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan
hati-hati supaya tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
6.
Untuk praktikum
selanjutnya di harapkan jangan satukomoditas saja tapi lebih dari satu komoditas
yang dijadikan
sebagai pengamatan.
7.
Dalam praktikum pada
lapangan perlu dilakukan pemeliharaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar