Minggu, 23 Februari 2014

EKSTRAKSI BENIH



ACARA I
EKSTRAKSI BENIH
A.          Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Ekstraksi benih adalah kegiatan yang dilakukan untuk memisahkan benih dari stuktur buah yang menutupinya seperti tangkai malai, daging buah dan kulit buah. Tujuannya adalah untuk mengurangi campuran, mempermudah penanganan dan meningkatkan kemampuan penyimpanan.Benih dapat diekstraksi dari kotoran dengan cara ekstraksi basah atau kering. Selama proses ekstraksi kering, kotoran dikeringkan dan dipisah – pisah dengan memukul perlahan – lahan dalam mortar atau semacamnya, kemudian dibersihkan menggunakan silinder berputar dan penyaringan.Selama ekstraksi basah, kotoran direndam dan dicuci dalam air. Benih yang mengumpul di bagian bawah wadah kemudian dipisahkan dengan menyaringnya di bawah aliran air. Ekstraksi basah menghasilkan benih terbersih. Permasalahan pengumpulan benih dari kotoran adalah bahwa kotoran seringkali berisi campuran benih dari berbagai jenis yang akan mempersulit pemisahannya.
Buah kering tidak merekah seperti Acasia nilotica dan A. Siberiana, ekstraksi dilakukan dengan cara pengeringan dan pemukulan untuk melepas benih. Kebanyakan polong kecil yang tidak merekah dapat dipisah dengan memukulnya. Buah berserat keras seperti buah kerucut, kapsul dan beberapa buah berkomponen kering. Ekstraksi dilakukan dengan cara: (1) Pemanasan dalam oven kemudian diputar dalam drum, (2) Pembakaran permukaan buah kemudian pemutaran dalam drum. Alternatif lain apabila tidak tersedia oven, buah yang sangat keras dapat dibuka dengan meletakkannya dalam kawat (kasa) di atas arang membara sampai terbuka. Buah berdaging lunak mengandung serat tipis seperti, ekstraksi dilakukan dengan cara pengeringan, perendaman hingga sampai jenuh dan pencucian. Buah berdaging mengandung jalinan serat seperti Tectona grandis, ekstraksi dilakukan dengan perendaman, diamplas/digosok.
2.         Tujuan Praktikum
      Tujuan Praktikum acara I Ekstraksi Benih antara lain :
a.    Mengurangi campuran padat, membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan.
b.   Mempermudah penanganan benih.
















B.        Tinjauan Pustaka
Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah/polongnya.Pemisahan biji dari daging buah, kulit benih, polong, kulit buah, malai, tongkol dan sebagainya dengan tujuan agar benih tersebut dapat digunakan untuk bahan tanam yang memenuhi persyaratan ( Kamil 2002).
               Benih dapat diekstraksi dari kotoran dengan cara ekstraksi basah atau kering. Selama proses ekstraksi kering, kotoran dikeringkan dan dipisah – pisah dengan memukul perlahan – lahan dalam mortar atau semacamnya, kemudian dibersihkan menggunakan silinder berputar dan penyaringan. Selama ekstraksi basah, kotoran direndam dan dicuci dalam air. Benih yang mengumpul di bagian bawah wadah kemudian dipisahkan dengan menyaringnya di bawah aliran air. Ekstraksi basah menghasilkan benih terbersih. Permasalahan pengumpulan benih dari kotoran adalah bahwa kotoran seringkali berisi campuran benih dari berbagai jenis yang akan mempersulit pemisahannya (ISTA 2000 ).
Benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Adapun wadah yang digunakan untuk fermentasi benih dipilih wadah yang tidak korosif terhadap asam, misalnya terbuat dari logam stainless steel, kayu ataupun plastic. Lama fermentasi tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila fermentasi dilakukan pada temperature 240 C-270 C maka diperlukan waktu 1-2 hari., sedangkan apabila digunakan temperature 150 C-220C, dbutuhkan waktu 3-6 hari., tergantung pada jenis benih yang difermentasikan. Selama fermentasi bubur (pulp) perlu diaduk guna memisahkan benih dari massa pulp dan mencegah timbulnya cendawan. Setelah fermentasi selesai, bisanya benih akan tenggelam ke dasar wadah untuk memudahkan pemisahan benih dari massa pulp perlu ditambahkan air agar pulp menjadi encer. Setelah benih difermentasi benih dicuci dengan air bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang ditandai dengan permukaan benih yang sudah tidak licin. Benih tersebut dikering anginkan pada suhu 310 C hingga diperoleh kadar air tertentu sesuai dengan peraturan yang aman bagi penyimpanan ( Pitojo 2005).
Memanfaatkan kapur tohor sebagai bahan untuk ekstraksibasah menunjukkan bahwa pada konsentrasi kapur tohor 20 g/l dengan lama perendaman 30 menit memberikan potensi tumbuh terbaik (96%) untuk benih manggis. Manggis dan ketimun termasuk kedalam tipe buah berdagung dan berair sehingga diharapkan kapur tohor juga dapat dipalikasikan dalam ekstraksibenih ketimun. Adapun keuntungan dari penggunaan kapur tohor adalah prosesnya berjalan cepat, harganya murah 2000/kg dapat mencegah terjadinya pembusukan yang dapat mempengaruhi kualitas benih terutama viabilitasnya dan tidak menyebabkan perubahan warna ( Murniati 2006).
              Ekstraksikering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla) yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin. Metode yang digunakan untuk ekstraksi kering secara manual adalah dengan dipukul menggunakan mortal. Sedangkan dengan mesin caranya diputar dalam silinder atau mesin pemutar atau drum. ( Kuswanto 2007).
Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung. Biasanya pengunduhan dilakukan terhadap buahnya. Manfaat dari ektraksi antara lain memisahkan benih dari buah, memisahkan benih dari kotoran lainnya, meningkatkan kemurnian benih ( Sadjad 2005).





C.          Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Saringan kawat
b.      Cawan
c.       Kertas
d.      Petridish
e.       Nampan
f.       Beker glass
2.      Bahan
a.       Pepaya ( Carica papaya) yang masak tua
b.      Tomat ( Lycopersicum esculantum)
c.       Cabai ( Capsicum annum )
D.             Cara Kerja
1.      Memotong bagian pepaya,tomat dan cabai yang sehat dan matang dan ambil bagian tengah.
2.      Mengambil masing- masing 5 pepaya biji, tomat, dan cabai untuk ekstraksi dan 5 biji tanpa ekstraksi ke dalam cawan.
3.      Memasukkan 5 biji yang akan diekstraksi dengan direndam pada beker glass dan diputar hingga bijinya mengkerut dan siap dikupas.
4.      Memasukkan biji tomat pada beker glass yang sudah ada airnya dan diputar hingga tersisa bijinya.
5.      Memasukkan biji cabai ke dalam beker glass yang berisi air dan diputar.
6.       Menempatkan 5 biji pepaya, tomat, dan cabai yang sudah diekstraksi dengan perlakuan tanpa ekstraksi dalam petridish.
7.       Menghitung daya kecambah dan kecepatan kecambah benih



E. Hasil dan Pembahasan
1.    Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Data Rekapan
Kelompok
Komoditas
Perlakuan Ekstraksi
Tanpa Ekstraksi
KK (%)
DK (%)
KK (%)
DK (%)
6
Pepaya
0
0
0
0
Cabai
0
40
0
0
Tomat
0
0
0
0
7
Pepaya
0
0
0
0
Cabai
40
80
20
80
Tomat
0
100
20
80
8
Pepaya
0
0
0
0
Cabai
40
60
40
40
Tomat
20
20
40
40
9
Pepaya
0
0
0
0
Cabai
60
60
20
20
Tomat
80
80
80
80
10
Pepaya
0
0
0
0
Cabai
0
20
0
20
Tomat
0
20
40
40
Sumber  : Laporan Sementara
A.    Kecepatan kecambah dan daya kecambah benih dengan perlakuan ekstrasi
1.      Biji Tomat
    
    

2.      Biji Cabai
    
3.      Biji Pepaya
B.     Kecepatan kecambah dan daya kecambah benih dengan perlakuan tanpa ekstrasi
1.      Biji Tomat
    
    
2.      Biji Cabai
    

3.      Biji Pepaya
2.   Pembahasan
Ekstraksi biji adalah pengeluaran biji dari buah/polongnya. Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung. Biasanya pengunduhan dilakukan terhadap buahnya. Berdasarkan proses ekstraksi ini, buah dan polong dapat digolongkan menurut cara mengekstraksi. Manfaat dari ektraksi antara lain memisahkan benih dari buah, memisahkan benih dari kotoran lainnya, meningkatkan kemurnian benih.
Ciri-ciri benih yang baik dapat dilihat antara lain dari (1) bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih. (2)  Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur. (3) Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya.(4) Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa.
Selain ciri yang mudah terlihat itu, benih yang baik juga harus masih mempunyai daya tumbuh dan daya hidup yang besar. Ia harus mempunyai lembaga dan cadangan makanan yang cukup untuk menumbuhkan lembaga itu menjadi tanaman muda. Untuk melihatnya, kita bisa mengupas salah sebutir benih itu, lalu melihat lembaga dan cadangan makanannya. Jika lembaganya masih utuh dan besar, maka benih masih mempunyai daya tumbuh yang besar. Demikian pula dengan cadangan makanan. Harus terlihat masih segar meskipun dalam keadaan istirahat. Selain itu benih juga harus bebas dari bibit penyakit. Ini bisa diketahui dari kondisi tanaman induknya. Tanaman induk yang sakit cenderung menghasilkan benih yang membawa serta bibit penyakit.
Cara terbaik untuk mengekstraksi benih adalah denganmerontokkan polong yang sudah kering dan diikutimenggosok polong di atas kawat kasa. Pemilihan benih yang baik akan menghasilkan benihyang kualitasnya seragam. Sehingga dalam perkecambahannya juga dapat berlangsung baik dan seragam.
           Kecepatan kecambah paling baik ekstraksi benih adalah tomat dengan presentase 80% sedangkan yang cabai 60% dan pepaya 0% . Dan yang tanpa ekstraksi paling baik kecepatan kecambahnya adalah tomat 80% sedangkan yang cabai 20% dan pepaya 0% . Berarti pada hari ke 4 benih yang berkecambah paling bagus adalah perlakuan tanpa ekstraksi yaitu tomat.
           Daya kecambah pada kelompok ini perlakuan ekstraksi yang paling baik adalah pada benih tomat dengan presentase 80% yang berarti dalam 7 hari semua benih dapat berkecambah. Sedangkan perlakuan tanpa ekstraksi yang paling baik adalah benih tomat dengan presentase daya kecambah 80%. Dan pada benih papaya semua ulangan presentase ekstraksi dan tanpa ekstraksi 0% . Hal ini karena benih papaya yang diekstraksi mungkin masih terdapat lendir yang menyelimuti benih pepaya sehingga dapat menghambat perkecambahan dan dapat menumbuhkan cendawan yang mengakibatkan benih tak berkecambah.











F.  Kesimpulan
                 Berdasarkan pembahasan acara I Ekstraksi Benih dapat disimpulkan antara lain:
a.         Ekstraksi benih adalah pengeluaran biji dari buah/polongnya. Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung untuk memisahkan benih dari buah, memisahkan benih dari kotoran lainnya, meningkatkan kemurnian benih.
b.         Ciri-ciri benih yang baik antara lain bentuk, warna, dan ukuran seragam, permukaanya kulitnya bersih dan mengkilat serta tidak tercampur dengan benih hampa yang dapat menularkan penyakit.
c.         Cara terbaik untuk mengekstraksi benih adalah denganmerontokkan polong yang sudah kering dan diikutimenggosok polong di atas kawat kasa. Pemilihan benih yang baik akan menghasilkan benihyang kualitasnya seragam.
d.        Benih pepaya tidak berkecambah karena masih terdapat lendir yang menyelimuti benih pepaya sehingga dapat menghambat perkecambahan dan dapat menumbuhkan cendawan yang mengakibatkan benih tak berkecambah.
e.         Daya kecambah ekstraksi paling baik adalah  benih tomat dengan presentase 80%. Sedangkan tanpa ekstraksi paling baik benih tomat yaitu 80%.









DAFTAR PUSTAKA
ISTA 2000. International Rules for Seed Testing: Rules 2000. Seed Science and Technology, 13 (2) : 299 – 355.
Kamil 2002.Teknologi Benih I.Padang: Universitas Andalas
Kuswanto2003.Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Kanisius: Yogyakarta.
Murniati 2006. Informasi Hasil Penelitian Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap viabilitas benih kemiri (Aleurites moluccana Willd.). Keluarga Benih 7(1):59-65
PitojoSetijo2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius: Yogyakarta
Sadjad2005. Dasar-dasar Teknologi Benih.http://dasistalovers.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 2 Desember  2013 pukul 18.40 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar