III. PENYAMBUNGAN
A.
Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Pada dasarnya setiap mahluk hidup pasti akan melakukan
proses perkembangbiakan atau reproduksi yang mempunyai tujuan utama untuk
mempertahankan keberadaan jenisnya. Cara perkembangbiakan mahluk hidup dapat di
bedakan menjadi dua yaitu perkembangbiakan secara generatif dan
perkembangbiakan secara vegetatif. Perkembangbiakan secara generatif merupakan
proses perkembangbiakan yang melibatkan peleburan gamet jantan dan gamet
betina. Proses peleburan dua gamet ini biasa kita sebut pembuahan.
Perkembangbiakan secara generatif terjadi pada tumbuhan berbiji, baik
gimnossperma (berbiji terbuka) maupun angiossperma (berbiji tertutup).
Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan
tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat
memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan
induknya. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau
buatan (artifisial).
Perkembangbiakan secara vegetatif alami merupakan cara
perkembangbiakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia.
Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami antara lain : Rhizoma, Stolon,
Umbi lapis, Tunas, Umbi batang, Spora. Sedangkan perkembangbiakan secara
vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja
dilakukan oleh manusia. Manusia sengaja memanfaatkan kemampuan maristematis
tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan. Cara perkembangbiakan ini
tergolong cara yang sangat efektif karena dilakukan dalam waktu yang relative
lebih singkat dibandingkan dengan perkembang biakan secara vegetatif alami.
Contoh perkembangbiakan secara vegetatif buatan antara lain : Setek, Cangkok,
Sambung (enten), Tempel (okulasi), Runduk, Kultur Jaringan.
Pada laporan kali ini kita akan membahas perkembangbiakan
secara vegetatif buatan yaitu sambung atau enten pada tumbuhan adenium. Seperti
yang sudah di jelaskan sebelumnya bahwa perkembangbiakan secara vegetatif
buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh
manusia. Tujuan utama melakukan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan
dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Jadi selain bisa menghasilkan
keturunan tumbuhan tersebut juga bisa menghasilkan variestas tanaman yang baru
dengan menggabungkan dua sifat unggul tanaman yang masih ada dalam satu genus
atau keluarga. Teknik sambung pada laporan kali ini akan kita terapkan pada
tumbuhan adenium.
2. Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari praktikum acara Penyambungan ini adalah :
a. Mengetahui
macam – macam cara penyambungan dari dua bagian tanaman yang berlainan
b. Mengetahui
cara – cara memperbaiki bahan tanaman yang berasal dari bibit (pembiakan
vegetatif)
B.
Tinjauan
Pustaka
Pembiakan vegetatif adalah suatu metode perbanyakan tanaman
dengan menggunakan bagian tanaman itu sendiri (bagian-bagian vegetatif yakni
akar, batang dan daun) tanpa melibatkan proses pembuahan sehingga sifat tanaman
induk dapat dipertahankan dan diturunkan ke tanaman anakan. Salah satu teknik
pembiakan vegetatif adalah grafting, yaitu suatu seni menyambung bagian
dari satu tanaman (sepotong pucuk) ke bagian tanaman lain (rootstock)
sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi ini terus tumbuh
membentuk tanaman baru. Pembiakan vegetatif dengan grafting memiliki
beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif. Salah satu
keuntungan dari grafting ialah banyak digunakan untuk produksi bibit
yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk penyelamatan kandungan
genetik tanaman (Sukendro, 2007).
Pembiakan vegetatif sangat diperlukan karena bibit hasil
pengembangan secara vegetatif merupakan duplikat induknya sehingga mempunyai
struktur genetik yang sama. Keuntungan lain dari pembiakan secara vegetatif
adalah untuk pembangunan benih klon, bank klon dan perbanyakan tanaman yang
penting dari hasil kegiatan pemuliaan seperti hibrid yang steril atau tidak
dapat bereproduksi secara seksual serta perbanyakan masal tanaman terseleksi.
Penggunaan teknik pembiakan vegetatif pada tanaman diperlukan untuk konservasi
genetik dan meningkatkan tingkat ketelitian pada uji genetik dan non genetik
atau mengurangi eror variasi (Adinugraha, 2007).
Menyambung adalah menempatkan atau menyambung bagian tanaman
ke bagian lainnya sehingga tercapai persenyawaan yang membentuk tanaman baru.
Seperti halnya pembiakan vegetatif lainnya, menyambung tidak mengubah susunan
genetis tanaman baru dan sama dengan tanaman induk. Menyambung ditujukan untuk
memperoleh tanaman yang cepat berbuah, memperbaiki bagian tanaman yang rusak,
dan untuk memperbaiki sifat batang atas ( Jumin,2008).
Metode penyambungan yang umum dilakukan adalah sambung pucuk
(grafting), sedangkan teknik yang banyak dilakukan dengan hasil baik
adalah sambung celah (cleft graft) dan sambung baji (webge graft).
Penyambungan dilakukan dengan cara menyelipkan batang atas pada belahan batang
bawah. Pangkal entres dimasukkan sepenuhnya dalam celah batang bawah sehingga
tidak tersisa rongga yang dapat menghambat proses penyatuan sambungan.
Pembalutan sambungan dimulai dari bagian yang disambung sampai ujung entres
dengan dililit lembaran plastik lebar 3- 5 cm, kecuali bagian ujung entres.
Pembalutan dimulai dari bawah ke atas, dilakukan secara hati-hati sehingga
tidak ada celah yang terbuka, terutama pada bagian yang disambung. Daun yang
tersisa dipotong sebagian atau dua pertiga bagian (Firman, C dan Ruskandi,
2009).
Salah satu faktor yang penting dan perlu diperhatikan pada
saat grafting, salah satunya adalah ukuran diameter batang dari kedua ketela
pohon yang akan disambung. Di dalam pemilihan diameter batang keduanya harus
berukuran sama atau mendekati sama, yang terpenting jangan sampai terdapat
selisih yang besar pada ukuran tersebut. Pemilihan mata tunas saat budding
harus tepat agar mata tunas tersebut bersenyawa dengan bidang keratan dan
tumbuh dengan baik (Fuller, 2005).
Keberhasilan
teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis
tanaman yang disambung. Pada umunya semakin dekat keakraban anatar dua tanaman
yang disambung maka kecepatan pertumbuhan batang atas dan presentasi
keberhasilan dari penyambungan ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya
pertautan antara batang atas dan batang bawah. Pertautan ini akan ditentukan
oleh proses pembelahan sel pada bagian yang akan bertautan. Gagalnya
penyambungan dengan persentase yang tinggi merupakan salah satu gejala
timbulnya ketidaksesuaian antara batang atas dan batang bawah seperti
pada hasil penyambungan entris mini pada semaian batang bawah
nyamplung. Jika produksi entris mini dilakukan melalui perbanyakan stek
pucuk secara invitro, maka masalah lambatnya pertumbuhan semaian batang bawah
dapat sekaligus memperkecil ukuran entris mini tersebut (Adit, 2012).
C.
Metode
Praktikum
1. Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum Pembiakan
Tanaman acara III mengenai Penyambungan dilaksanakan tanggal 29 November 2013
di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
2. Bahan
dan Alat
a. Bahan
: Tanaman Adenium batang bawah dan batang atas
b. Alat
: pisau okulasi, tali plastik
3. Cara
Kerja
a.
Menyiapkan batang atas dan batang bawah
yang telah memenuhi persyaratan
b.
Memotong entres dari batang atas
sepanjang 5 – 10 cm dengan bagian pangkal kemudian meruncingkannya
c.
Memotong batang bawah sekitar 25 cm,
kemudian membelah secukupnya sesuai bagian entres
d.
Menyambungkan batang atas dan batang
bawah sesuai dengan bentuk irisannya, kemudian mengikat dengan tali rafia atau
plastik pada bidang yang telah dilekatkan.
e.
Melakukan pengamatan selama satu bulan
D.
Hasil
Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Penyambungan
Kamboja
Tumbuhan
|
Lama
pengamatan
|
Hasil Pengamatan
|
Kamboja
|
30 Hari
|
Sambungan
Kamboja busuk
(penyambungan
gagal)
|
Sumber : Laporan Sementara
2. Pembahasan
Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian
tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh
dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas
luka sambungan atau tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang
menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock
atau understock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang disambungkan
atau disebut batang atas (scion) dan
merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas (entres),
baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping. Penyambungan batang bawah dan
batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman yang masih dalam
spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar varietas pada tanaman durian.
Kadang-kadang bisa juga dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang
berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili. Tanaman mangga (Mangifera
indica) disambung denga tanaman kweni (Mangifera odorata).
Manfaat sambungan pada tanaman
adalah untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan
gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya,
juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah (tanaman berumur genjah)
serta menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama dengan induknya. Mengatur
proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih baik, tindakan ini dilakukan
khususnya pada tanaman yang berumah dua, misalnya tanaman melinjo. Peremajaan
tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru dan menghemat
biaya eksploitasi.
Menyambung
adalah cara perbanyakan tanaman dengan cara menyambung pucuk (batang atas) yang
berasal dari suatu tanaman induk pada tanaman lain (batang bawah). Batang
ataslah yang akan memberikan hasil sesuai dengan sifat induk yang diinginkan.
Batang bawah hanyalah sebagai tempat untuk tumbuh dan mengambil makanan dari
dalam tanah. Oleh sebab itu kriteria pemilihan batang atas dan batang bawah
berbeda. Batang bawah disiapkan sesuai dengan kriteria batang bawah. Batang
bawah diperoleh dari semai. Pengadaan semai untuk batang bawah dapat dilihat
pada bab perbanyakan tanaman dengan biji. Batang atas dipilih sesuai dengan
kriteria batang atas. Kriteria batang atas :
a)
Cukup tua, sudah berbuah minimal 3 kali.
b)
Berbuah lebat.
c)
Buah manis,enak, besar dan sehat.
Kriteria batang bawah :
a)
Sistem perakaran kuat.
b)
Tahan terhadap hama dan penyakit.
c)
Tahan terhadap kekurangan air.
d)
Sesuai dengan kondisi setempat.
Keberhasilan
teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis
tanaman yang disambung. Pada umunya semakin dekat keakraban anatar dua tanaman
yang disambung maka kecepatan pertumbuhan batang atas dan presentasi
keberhasilan dari penyambungan ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya
pertautan antara batang atas dan batang bawah. Pertautan ini akan ditentukan
oleh proses pembelahan sel pada bagian yang akan bertautan (Hanoto 2000).
Pada penyambungan (grafting) tanaman kamboja kami gagal.
Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain:
a.
Terlalu lama proses penyambungan,
sehingga kambium telah mengering.
b.
Kelembapan yang berlebihan atau terkena
air langsung saat proses penyambungan.
c.
Alat pemotong atau pisau cater tidak
bersih (steril) atau alat pemotong atau pisau cater tumpul (tidak tajam)
sehingga menyebabkan guratan serabut yang menyebabkan kambium sulit bersatu
(menempel).
d.
Pengikatan sambungan terlalu kencang,
sehingga menyebabkan metabolisme tanaman tercekik.
e.
Sambungan terkena guncangan atau patah sehingga
menyebabkan perekatan kambium terputus.
f.
Ketidakcocokan antara besar batang atas
dan bawah.
g.
Kesalahan dalam pemotongan batang.
h.
Kurang rapatnya plastik tali pengikat.
Gagalnya penyambungan dengan
persentase yang tinggi merupakan salah satu gejala timbulnya ketidaksesuaian
antara batang atas dan batang bawah seperti pada hasil penyambungan
entris mini pada semaian batang bawah nyamplung. Jika produksi entris
mini dilakukan melalui perbanyakan stek pucuk secara invitro, maka masalah
lambatnya pertumbuhan semaian batang bawah dapat sekaligus memperkecil ukuran
entris mini tersebut (Supriyanto et. All, 2009).
Kelebihan
dari metoda grafting antara lain, tidak adanya bekas luka yang menandakan kalau
entress yang kita graftingkan adalah graftingan. Akan bagus bila diterapkan
pada penambahan cabang untuk pembentukan bonsai yang kita bentuk, misalnya
untuk mengisi kekosongan ruang pada dimensi bonsai atau untuk sekedar
menambahkan anak cabang, sehingga memiliki percabangan yang lebih banyak sesuai
dengan yang kita inginkan. Sedangkan kelemahannya adalah waktu yang diperlukan
untuk pembiakan relatif lama sehingga kita tidak dapat menghasilkan tanaman
baru dengan jumlah yang banyak dan waktu yang singkat.
E.
Kesimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian
tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang
utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada
bekas luka sambungan atau tautannya
b. Manfaat sambungan pada tanaman
adalah untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan
gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan
produksinya, juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah
c. Keberhasilan
teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis
tanaman yang disambung
d. Gagalnya
penyambungan dengan persentase yang tinggi merupakan salah satu gejala
timbulnya ketidaksesuaian antara batang atas dan batang bawah
2. Saran
a.
Untuk praktikan seharusnya lebih serius
dalam praktikum agar hasil dari praktikum memuaskan dan valid.
b.
Untuk co-ass sebaiknya lebih
memperhatikan praktikan saat praktikum berlangsung agar cara kerja dan hasil
dari praktikum yang dilakukan oleh praktikan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, dkk. 2007. Pertumbuhan
Stek Pucuk Dari Tunas Hasil Pemangkasan Semai Jenis Eucalyptus Pellita F.
Muell di Persemaian. Jurnal
Pemuliaan Tanaman Hutan. 1(1).
Adit,
R.2012. Pembiakan Vegetatif dengan Cara Sambung. http://rezer-adt.blogspot.com/2012/12/pembiakan-vegetatif-dengan-cara-sanbung.html. Diakses
16 Desember 2013 pukul 17.35 WIB
Firman, C dan Ruskandi. 2009. Teknik
Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan
Tanaman Jambu Mete (Anacardium
occidentale L.). Jurnal Teknik Pertanian. Vol. 14 ( 1 ) : 1 – 3.
Fuller, H. J.
2005. College Botany. Henry Holt and Co. New York
Hanoto,
W. 2000. Pengaruh Btang Bawah dan Zat Pengatur Tumbuhan Terhadap Tumbuhan
Penyambungan Tanaman Manggis (Garcinia
mangostana L.). Jurnal Agrotropikal.5(1) : 1-4.
Jumin, Hasan Basri. 2008. Dasar-Dasar
Agronomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sukendro, Andi. 2010. Study of
Vegetative Propagation on Intsia bijuga (Colebr.) O.K. with Grafting. Jurnal
Silvikultur Tropika. Vol. 24(7): 6 – 10.
Supriyanto,
A; H. K. Devy; D. Setyorini dan Paino. 2009. Penyambungan Entris Mini Hasil
Perbanyakan Invitro Pada Beberapa Persemaian Bagian Bawah Alternatif Manggis. Jurnal Hortikultura. Badan Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura. Jakarta
jazakallah ya atas ilmunya..
BalasHapus