Minggu, 23 Februari 2014

PENYAMBUNGAN



III. PENYAMBUNGAN
A.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Pada dasarnya setiap mahluk hidup pasti akan melakukan proses perkembangbiakan atau reproduksi yang mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan keberadaan jenisnya. Cara perkembangbiakan mahluk hidup dapat di bedakan menjadi dua yaitu perkembangbiakan secara generatif dan perkembangbiakan secara vegetatif. Perkembangbiakan secara generatif merupakan proses perkembangbiakan yang melibatkan peleburan gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan dua gamet ini biasa kita sebut pembuahan. Perkembangbiakan secara generatif terjadi pada tumbuhan berbiji, baik gimnossperma (berbiji terbuka) maupun angiossperma (berbiji tertutup). Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau buatan (artifisial).
Perkembangbiakan secara vegetatif alami merupakan cara perkembangbiakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami antara lain : Rhizoma, Stolon, Umbi lapis, Tunas, Umbi batang, Spora. Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Manusia sengaja memanfaatkan kemampuan maristematis tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan. Cara perkembangbiakan ini tergolong cara yang sangat efektif karena dilakukan dalam waktu yang relative lebih singkat dibandingkan dengan perkembang biakan secara vegetatif alami. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif buatan antara lain : Setek, Cangkok, Sambung (enten), Tempel (okulasi), Runduk, Kultur Jaringan.
Pada laporan kali ini kita akan membahas perkembangbiakan secara vegetatif buatan yaitu sambung atau enten pada tumbuhan adenium. Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya bahwa perkembangbiakan secara vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Tujuan utama melakukan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Jadi selain bisa menghasilkan keturunan tumbuhan tersebut juga bisa menghasilkan variestas tanaman yang baru dengan menggabungkan dua sifat unggul tanaman yang masih ada dalam satu genus atau keluarga. Teknik sambung pada laporan kali ini akan kita terapkan pada tumbuhan adenium.
2.      Tujuan Praktikum
       Tujuan dari praktikum acara Penyambungan ini adalah :
a.    Mengetahui macam – macam cara penyambungan dari dua bagian tanaman yang berlainan
b.    Mengetahui cara – cara memperbaiki bahan tanaman yang berasal dari bibit (pembiakan vegetatif)


B.     Tinjauan Pustaka
Pembiakan vegetatif adalah suatu metode perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian tanaman itu sendiri (bagian-bagian vegetatif yakni akar, batang dan daun) tanpa melibatkan proses pembuahan sehingga sifat tanaman induk dapat dipertahankan dan diturunkan ke tanaman anakan. Salah satu teknik pembiakan vegetatif adalah grafting, yaitu suatu seni menyambung bagian dari satu tanaman (sepotong pucuk) ke bagian tanaman lain (rootstock) sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi ini terus tumbuh membentuk tanaman baru. Pembiakan vegetatif dengan grafting memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif. Salah satu keuntungan dari grafting ialah banyak digunakan untuk produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk penyelamatan kandungan genetik tanaman (Sukendro, 2007).
Pembiakan vegetatif sangat diperlukan karena bibit hasil pengembangan secara vegetatif merupakan duplikat induknya sehingga mempunyai struktur genetik yang sama. Keuntungan lain dari pembiakan secara vegetatif adalah untuk pembangunan benih klon, bank klon dan perbanyakan tanaman yang penting dari hasil kegiatan pemuliaan seperti hibrid yang steril atau tidak dapat bereproduksi secara seksual serta perbanyakan masal tanaman terseleksi. Penggunaan teknik pembiakan vegetatif pada tanaman diperlukan untuk konservasi genetik dan meningkatkan tingkat ketelitian pada uji genetik dan non genetik atau mengurangi eror variasi (Adinugraha, 2007).
Menyambung adalah menempatkan atau menyambung bagian tanaman ke bagian lainnya sehingga tercapai persenyawaan yang membentuk tanaman baru. Seperti halnya pembiakan vegetatif lainnya, menyambung tidak mengubah susunan genetis tanaman baru dan sama dengan tanaman induk. Menyambung ditujukan untuk memperoleh tanaman yang cepat berbuah, memperbaiki bagian tanaman yang rusak, dan untuk memperbaiki sifat batang atas ( Jumin,2008).
Metode penyambungan yang umum dilakukan adalah sambung pucuk (grafting), sedangkan teknik yang banyak dilakukan dengan hasil baik adalah sambung celah (cleft graft) dan sambung baji (webge graft). Penyambungan dilakukan dengan cara menyelipkan batang atas pada belahan batang bawah. Pangkal entres dimasukkan sepenuhnya dalam celah batang bawah sehingga tidak tersisa rongga yang dapat menghambat proses penyatuan sambungan. Pembalutan sambungan dimulai dari bagian yang disambung sampai ujung entres dengan dililit lembaran plastik lebar 3- 5 cm, kecuali bagian ujung entres. Pembalutan dimulai dari bawah ke atas, dilakukan secara hati-hati sehingga tidak ada celah yang terbuka, terutama pada bagian yang disambung. Daun yang tersisa dipotong sebagian atau dua pertiga bagian (Firman, C dan Ruskandi, 2009).
Salah satu faktor yang penting dan perlu diperhatikan pada saat grafting, salah satunya adalah ukuran diameter batang dari kedua ketela pohon yang akan disambung. Di dalam pemilihan diameter batang keduanya harus berukuran sama atau mendekati sama, yang terpenting jangan sampai terdapat selisih yang besar pada ukuran tersebut. Pemilihan mata tunas saat budding harus tepat agar mata tunas tersebut bersenyawa dengan bidang keratan dan tumbuh dengan baik (Fuller, 2005).
Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada umunya semakin dekat keakraban anatar dua tanaman yang disambung maka kecepatan pertumbuhan batang atas dan presentasi keberhasilan dari penyambungan ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya pertautan antara batang atas dan batang bawah. Pertautan ini akan ditentukan oleh proses pembelahan sel pada bagian yang akan bertautan. Gagalnya penyambungan dengan persentase yang tinggi merupakan salah satu gejala timbulnya ketidaksesuaian antara batang atas dan batang bawah seperti pada  hasil penyambungan  entris mini pada semaian batang bawah nyamplung. Jika produksi entris  mini dilakukan melalui perbanyakan stek pucuk secara invitro, maka masalah lambatnya pertumbuhan semaian batang bawah dapat sekaligus memperkecil ukuran entris mini tersebut (Adit, 2012).


C.    Metode Praktikum
1.      Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Pembiakan Tanaman acara III mengenai Penyambungan dilaksanakan tanggal 29 November 2013 di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
2.      Bahan dan Alat
a.       Bahan : Tanaman Adenium batang bawah dan batang atas
b.      Alat : pisau okulasi, tali plastik
3.      Cara Kerja
a.         Menyiapkan batang atas dan batang bawah yang telah memenuhi persyaratan
b.         Memotong entres dari batang atas sepanjang 5 – 10 cm dengan bagian pangkal kemudian meruncingkannya
c.         Memotong batang bawah sekitar 25 cm, kemudian membelah secukupnya sesuai bagian entres
d.        Menyambungkan batang atas dan batang bawah sesuai dengan bentuk irisannya, kemudian mengikat dengan tali rafia atau plastik pada bidang yang telah dilekatkan.
e.         Melakukan pengamatan selama satu bulan


D.    Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Penyambungan Kamboja
Tumbuhan
Lama pengamatan
Hasil Pengamatan
Kamboja
30 Hari
Sambungan Kamboja busuk
(penyambungan gagal)
 Sumber : Laporan Sementara
2.      Pembahasan
Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas (scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping. Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili. Tanaman mangga (Mangifera indica) disambung denga tanaman kweni (Mangifera odorata).
Manfaat sambungan pada tanaman adalah untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah (tanaman berumur genjah) serta menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama dengan induknya. Mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih baik, tindakan ini dilakukan khususnya pada tanaman yang berumah dua, misalnya tanaman melinjo. Peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru dan menghemat biaya eksploitasi.
Menyambung adalah cara perbanyakan tanaman dengan cara menyambung pucuk (batang atas) yang berasal dari suatu tanaman induk pada tanaman lain (batang bawah). Batang ataslah yang akan memberikan hasil sesuai dengan sifat induk yang diinginkan. Batang bawah hanyalah sebagai tempat untuk tumbuh dan mengambil makanan dari dalam tanah. Oleh sebab itu kriteria pemilihan batang atas dan batang bawah berbeda. Batang bawah disiapkan sesuai dengan kriteria batang bawah. Batang bawah diperoleh dari semai. Pengadaan semai untuk batang bawah dapat dilihat pada bab perbanyakan tanaman dengan biji. Batang atas dipilih sesuai dengan kriteria batang atas. Kriteria batang atas :
a)         Cukup tua, sudah berbuah minimal 3 kali.
b)        Berbuah lebat.
c)         Buah manis,enak, besar dan sehat.
Kriteria batang bawah :
a)         Sistem perakaran kuat.
b)        Tahan terhadap hama dan penyakit.
c)         Tahan terhadap kekurangan air.
d)        Sesuai dengan kondisi setempat.
Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada umunya semakin dekat keakraban anatar dua tanaman yang disambung maka kecepatan pertumbuhan batang atas dan presentasi keberhasilan dari penyambungan ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya pertautan antara batang atas dan batang bawah. Pertautan ini akan ditentukan oleh proses pembelahan sel pada bagian yang akan bertautan (Hanoto 2000).
Pada penyambungan (grafting) tanaman kamboja kami gagal. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain:
a.         Terlalu lama proses penyambungan, sehingga kambium telah mengering.
b.         Kelembapan yang berlebihan atau terkena air langsung saat proses penyambungan.
c.         Alat pemotong atau pisau cater tidak bersih (steril) atau alat pemotong atau pisau cater tumpul (tidak tajam) sehingga menyebabkan guratan serabut yang menyebabkan kambium sulit bersatu (menempel).
d.        Pengikatan sambungan terlalu kencang, sehingga menyebabkan metabolisme tanaman tercekik.
e.         Sambungan terkena guncangan atau patah sehingga menyebabkan perekatan kambium terputus.
f.          Ketidakcocokan antara besar batang atas dan bawah.
g.         Kesalahan dalam pemotongan batang.
h.         Kurang rapatnya plastik tali pengikat.
Gagalnya penyambungan dengan persentase yang tinggi merupakan salah satu gejala timbulnya ketidaksesuaian antara batang atas dan batang bawah seperti pada  hasil penyambungan  entris mini pada semaian batang bawah nyamplung. Jika produksi entris  mini dilakukan melalui perbanyakan stek pucuk secara invitro, maka masalah lambatnya pertumbuhan semaian batang bawah dapat sekaligus memperkecil ukuran entris mini tersebut (Supriyanto et. All, 2009).
Kelebihan dari metoda grafting antara lain, tidak adanya bekas luka yang menandakan kalau entress yang kita graftingkan adalah graftingan. Akan bagus bila diterapkan pada penambahan cabang untuk pembentukan bonsai yang kita bentuk, misalnya untuk mengisi kekosongan ruang pada dimensi bonsai atau untuk sekedar menambahkan anak cabang, sehingga memiliki percabangan yang lebih banyak sesuai dengan yang kita inginkan. Sedangkan kelemahannya adalah waktu yang diperlukan untuk pembiakan relatif lama sehingga kita tidak dapat menghasilkan tanaman baru dengan jumlah yang banyak dan waktu yang singkat.


E.     Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a.       Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya
b.      Manfaat sambungan pada tanaman adalah untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah
c.       Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung
d.      Gagalnya penyambungan dengan persentase yang tinggi merupakan salah satu gejala timbulnya ketidaksesuaian antara batang atas dan batang bawah
2.      Saran
a.         Untuk praktikan seharusnya lebih serius dalam praktikum agar hasil dari praktikum memuaskan dan valid.
b.         Untuk co-ass sebaiknya lebih memperhatikan praktikan saat praktikum berlangsung agar cara kerja dan hasil dari praktikum yang dilakukan oleh praktikan benar.



DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, dkk. 2007. Pertumbuhan Stek Pucuk Dari Tunas Hasil Pemangkasan Semai Jenis Eucalyptus Pellita F. Muell di Persemaian.  Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 1(1).
Adit, R.2012. Pembiakan Vegetatif dengan Cara Sambung. http://rezer-adt.blogspot.com/2012/12/pembiakan-vegetatif-dengan-cara-sanbung.html. Diakses 16 Desember 2013 pukul 17.35 WIB
Firman, C dan Ruskandi. 2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.). Jurnal Teknik Pertanian. Vol. 14 ( 1 ) : 1 – 3.
Fuller, H. J. 2005. College Botany. Henry Holt and Co. New York
Hanoto, W. 2000. Pengaruh Btang Bawah dan Zat Pengatur Tumbuhan Terhadap Tumbuhan Penyambungan Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Agrotropikal.5(1) : 1-4.
Jumin, Hasan Basri. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sukendro, Andi. 2010. Study of Vegetative Propagation on Intsia bijuga (Colebr.) O.K. with Grafting. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 24(7): 6 – 10.
Supriyanto, A; H. K. Devy; D. Setyorini dan Paino. 2009. Penyambungan Entris Mini Hasil Perbanyakan Invitro Pada Beberapa Persemaian Bagian Bawah Alternatif Manggis. Jurnal Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta

1 komentar: