Minggu, 23 Februari 2014

PENYEMAIAN BENIH SAYURAN



ACARA II
PENYEMAIAN BENIH SAYURAN
A.      Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Penyemaian merupakan suatu proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum ditanam pada lahan sesungguhnya. Benih tanaman disemaikan pada suatu tempat terlebih dahulu hingga pada usia tertentu baru dipindahkan ke lahan. Penyemaian ini sangat penting, terutama pada benih tanaman yang halus dan tidak tahan terhadap faktor-faktor luar yang dapat menghambat proses pertumbuhan benih menjadi bibit tanaman.  Dengan menyemaikan benih terlebih dahulu, diharapkan akan mendapat mutu yang lebih baik. Karena dapat dilakukan pemilihan bibit yang cermat dan tepat. Selain itu apabila diusahakan pada lahan yang sempit, maka pemeliharaannya lebih intensif sehingga mengurangi kemungkinan kegagalan atau ketidak tumbuhan bibit.Tujuan dari penyemaian benih ini adalah untuk mempersiapkan bibit tanaman yang mempunyai mutu baik sehingga nantinya dapat tumbuh menjadi tanaman yang baik pula. Selain itu cara ini akan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan lahan untuk pembibitan dan juga menghindari terjadinya kegagalan pembibitan karena kita dapat melakukan pengamatan terhadap perkembangan benih hingga usia tertentu.   
Tanaman jenis sayuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung  yang ditanam pada lahan dan secara tidak langsung atau persemaian. Penyemaian benih merupakan salah satu usaha menanam benih secara tidak langsung atau proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum ditanam pada lahan yang sesungguhnya. Penyemaian ini penting dilakukan apabila benih yang akan ditanam adalah benih halus dan tidak tahan terhadap faktor – faktor yang dapat menghambat pertumbuhan benih menjadi bibit baru yang bermutu baik.
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu. Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam), misalnya untuk Pinus merkusii setelah tinggi semai antara 20-30 cm atau umur semai 8 – 10 bulan.

2. Tujuan Praktikum
           Tujuan paktikum acara II Penyemaian Benih Sayuran bertujuan sebagai berikut :
a.      Mengenal serta mempelajari cara-cara pembuatan pesemaian.
Menyemaikan beberapa macam benih sayuran









B. Tinjauan Pustaka
Persemaian didefinisikan sebagai suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan benih suatu jenis tanaman dengan perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah ditetapkan. Tujuan utama pembuatan pembibitan adalah sebagai upaya penyediaan bibit yang berkualitas baik dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman (Edi ,S dkk, 2010)
Pada umumnya persemaian digolongkan menjadi 2 jenis/tipe yaitu persemaian sementara dan persemaian tetap. Persemaian sementara (Flyng nursery) biasanya berukuran kecil dan terletak di dekat daerah yang akan ditanami. Persemaian sementara ini biasanya berlangsung hanya untuk beberapa periode panenan (bibit/semai. Sedangkan Persemaian Tetap. biasanya berukuran (luasnya) besar dan lokasinya menetap disuatu tempat, untuk melayani areal penanaman yang luas (Andini 2006).
Tempat persemaian adalah sepetak tanah yang sengaja di buat untuk menyemaikan bibit-bibit yang tidak dapat atau sukar  untuk ditanam langsung di kebun. Hampir semua bibit sayuran memerlukan persemaian itu. Hanya bayam, lobak, bakung, bawang merah, bawang putih, seledri, radis, wortel dan semua jenis kacang dapat langsung ditanam (disebarkan) pada petakan-petakan persemaian yang agak luas dapat dibuat pada tanah yang khusus  disediakan untuk keperluan itu. Untuk berkebun di halaman cukup dipergunakan sebuah bak yang dibuat dari kayu (Rismunandar 2003).
Tempat dilakukannya pembibitan / persemaian hendaknya mudah dijangkau dengan memudahkan upaya pengairan, pemberian naungan atau hal-hal rutin lain yang diperlukan oleh tanaman muda. Ada dua bentuk utama dari bedengan persemaian yang ditinggikan (raised beds) dan yang direndahkan (sunken beds). Bed yang ditinggikan merupakan bentuk bedengan persemaian yang lebih banyak dilakukan oleh petani di wilayah yang sering banjir (Muningsjah dan Setiawan 2000).
Persemaian tidak memerlukan tanah yang terlalu subur. Tanah subur mengakibatkan pertumbuhan bibit yang terlalu cepat. Sebaiknya tanah persemaian yang kurang subur, maka pertumbuhan akar bibit relatif lebih besar dari pada batangnya. Tanaman persemaian dapat dipelihara dalam kotak-kotak tanah dan dalam kantong-kantong kerta atau dibedngan untuk persemaian yang berjarak cukup didalam barisan agar mudah dipisahkan atau dipindahkan (Fiandika 2006).













C. Alat dan Bahan
a.       Alat
1.      Cethok
2.      Polybag
3.      Gembor
b.      Bahan
1.      Biji mentimun ( Cucumis sativus L)
2.      Biji kangkung ( Ipomoea reptana)
3.      Biji kacang panjang ( Phaseolus vulgaris)
4.      Biji sawi hijau ( Brassica campestris)
D. Cara Kerja
1.      Menyiapkan dengan campuran media tanah dan pupuk kandang.
2.      Menyirami media tanam hingga mencapai kondisi lapang.
3.      Memasukkan benih sesuai pembagian kelompok masing- masing
4.      Benih yang telah disemaikan diletakkan pada tempat sesuai perlakuan ( dalam naungan dan luar naungan)
5.      Melakukan pemeliharaan dan pengawasan
6.      Menghitung kecepatan kecambah dan daya kecambah.







E.Hasil dan Pembahasan
1.Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Data Rekapan
Kelompok (Komoditas)
KK (%)
DK (%)
Naungan
Tanpa naungan
Naungan
Tanpa naungan
6 (Kangkung)
90
90
100
100
7 (Kacang panjang)
80
30
80
100
8 (sawi)
30
0
100
0
9 (Mentimun)
70
30
100
80
10 (kangkung)
70
30
90
60
 Sumber : Laporan Sementara

Tabel 2.2 Pengamatan perkecambahan biji mentimun ditempat dengan naungan
Komoditas
Populasi
Hari ke

1
2
3
4
5
6
7
Mentimun
10 butir
 -
2
6
7
8
10
10
Sumber: Laporan Sementara

Tabel 2.3 Pengamatan perkecambahan biji mentimun ditempat dengan tanpa naungan
Komoditas
Populasi
Hari ke

1
2
3
4
5
6
7
Mentimun
10 butir

1
3
3
6
6
8



Sumber: Laporan Sementara
Perhitungan :
a.    Dengan naungan
Kecepatankecambah =
 =
 = 70%
Daya Kecambah   =
                                   =
                                   = 100%


b.    Tanpa naungan
Kecepatan kecambah =
=
= 30%
Daya Kecambah    =
                                 =
                                 = 80%

2. Pembahasan

Persemaian adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih atau bagian tanaman lain menjadi bibit siap tanam di lapangan. Benih yanng baik apabila diproses dengan teknik persemaian yang baik, akan menghasilkan bibit yang baik pula, tetapi benih yang baik akan menghasilkan bibit yang kurang baik apabila diproses dengan teknik persemaian yang tidak sesuai. Bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu akan diperoleh apabila teknik persemaian sesuai prosedur yang sudah baku (Longman, 2003).
Pada praktikum penyemaian benih sayuran ini, benih yang digunakan adalah benih terung. Beberapa hari setelah tanam maka biji akan mulai bekecambah. Kecepatan kecambah adalah banyaknya biji yang dihitung dalam prosentase yang berkecambah dari waktu yang lebih pendek daripada waktu untuk menetapkan gaya kecambah. Maka kecepatan kecambah selalu lebih kecil dari gaya kecambah dan memperlihatkan banyaknya benih dihitung dalam persen yang dapat berkecambah cepat. Benih dapat dikecambahkan dalam bak-bak semai yang berisi media khusus, kemudian benih kecil dipindahkan ke tempat yang cocok. Sedangkan diketahui jumlah benih yang disebar dalam satu lubang akan tergantung dari daya tumbuh (viabilitas) benih dan pada spesies yang ditanam, untuk banyak spesies 2 benih per lubang adalah ideal (Schooley 2007).
Dalam praktikum ini bahan yang disemaikan adalah tanaman kangkung, kacang panjang, sawi dan mentimun yang ditanam pada media campuran tanah, pasir dan pupuk kandang. Benih kangkung, kacang panjang, sawi dan mentimun yang ditanam berjumlah 10 benih per perlakuan, tujuannya agar mudah dalam menghitung persentase kecepatan kecambah dan daya kecambah. Kecepatan kecambah adalah banyaknya benih yang tumbuh pada 4 HST (Hari Setelah Tanam) dari semua jumlah benih yang ditanam. Sedang daya kecambah adalah banyaknya benih yang tumbuh pada 7 HST (Hari Setelah Tanam) dari semua jumlah benih yang ditanam.
Pada pratikum penyemaian benih mentimun dilakukan dengan dua perlakuan yakni perlakuan pertama dilakukan dibawah naungan dan yang kedua diluar ruangan. Pada penyemaian benih perlakuan di bawah naungan dihasilkan kecepatan kecambah 70 %,  daya kecambah 100 % dan pada penyemaian benih perlakuan di luar ruangan dihasilkan kecepatan kecambah 30 %, daya kecambah 80 %. Perbedaan hasil kecepatan kecambah dan daya kecambah dari kedua perlakuan tersebut disebabkan juga karena adanya beberapa faktor baik faktor dalam maupun faktor l Hasil dari pengamatan ini dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar.
Faktor dari dalam antara lain kemurnian benih, vigor benih, dan viabilitas benih. Sedangkan faktor luar meliputi suhu, cahaya, kelembapan, ketersediaan air dan oksigen pada media tanam.Selain itu, kedalaman tanam pada persemaian juga mempengaruhi pertumbuhan benih dimana benih yang ditanam terlalu dalam pada tanah akan menyebabkan benih tidak tumbuh karena benih tidak mempunyai kekuatan atau sulit untuk menembus tanah sehingga benih tidak dapat tumbuh.
















F. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a.         Hasil penyemaian mentimun 10 benih naungan lebih baik daripada tanpa naungan yaitu dengan naungan dihasilkan kecepatan kecambah 70 %,  daya kecambah 100 % dan pada penyemaian benih perlakuan di luar ruangan dihasilkan kecepatan kecambah 30 % dan daya kecambah 80 %.
b.        Faktor dari dalam antara lain kemurnian benih, vigor benih, dan viabilitas benih. Sedangkan faktor luar meliputi suhu, cahaya, kelembapan, ketersediaan air dan oksigen pada media tanam.
c.         Tujuan dari praktikum ini agar mudah dalam menghitung persentase kecepatan kecambah dan daya kecambah.
d.        Dalam praktikum ini bahan yang disemaikan adalah tanaman kangkung, kacang panjang, sawi dan mentimun yang ditanam pada media campuran tanah, pasir dan pupuk kandang.
















DAFTAR PUSTAKA
Andini 2006. Jenis-jenis Persemaian.http://www.pengertian-definisi.blogspot.com.  Diakses pada tanggal 1 Desember 2013 pukul 19.30 WIB.
Edi, S., dan J. Bobihoe. 2010.  Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jambi.
Fiandika 2006. Penyemaian Benih .Universitas Gadjah Mada Press: Yogyakarta
Longman.2003.Dasar-dasar perlindungan hutan.Gadjah Mada Press.Yogyakarta
Muningsjah dan Setiawan.2002. “ Pengaruh Umur Semaian Pada Saat ditanam ke lapangan Terhadap Pertumbuhan Hasil Kangkung Asal Biji Botani”. Jurnal Hortikultura 5(5) : 1-12. Pusat Litbang Hortikultura. Jakarta.
Rismunandar 2003. Pengaruh Pemberian Posfat dan Naungan Terhadap Produksi
Biji Sawi Di Musim Hujan.Jurnal Hortikultura. 6(2): 102-114.

1 komentar: