VI. PROTEIN DAN LEMAK
A.
Pendahuluan
1. Latar belakang
Kehidupan manusia membutuhkan bahan makanan
sebagai suplai energi, baik yang berasal dari karbohidrat sebagai sumber utama
maupun protein dan lemak. Di dalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai makanan
yang mengandung barbagai macam senyawa kimia, diantaranya adalah protein dan
lemak. Protein dan lemak angat berfungsi sebagai zat utama dalam pemenuhan
kebutuhan energi dan pertumbuhan tubuh.
Protein merupakan makromolekul
organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya sangat kompleks serta
merupakan polimer dari alfa asam-asam amino yang membentuk ikatan bersama yaitu
ikatan peptid, Ikatan ini membentuk polipeptid. Jadi, sebenarnya protein
bukanlah merupakan zat tunggal, serta molekulnya sederhana, tetapi masih
terdiri dari asam amino.
Protein memegang peranan pentig
dalam proses hidup. Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup.
Fungsi protein yang utama adalah pembentuk struksuk sel, misalnya dalam
pembentukan rambut, kolagen, wol, membrane sel, sebagai katalisator segala
macam proses biokimia dalam sel, di samping fungsi-fungsi yang lain.
B.
Tinjauan
Pustaka
Bila protein didihkan dalam asam atau basa encer dikenai
kerja enzim-enzim spesifik dalam pencernaan molekul-molekulnya dihidrolisis
menjadi asam-asam amino, oleh karena itu protein erupa dengan pati dan
selulosa, dalam arti molekul-molekul merekadiri dari berulang molekul yang
lebih sederhana (Keenan,1995).
Lemak dan minyak merupakan satu dari tiga kelas utama
bahan makanan selain karbohidrat dan protein. Lemak dan minyak
sangat mirip satu sama lainnya dengan bermacam-macam kegunaannya yaitu untuk
menggoreng, membuat adonan dan sebagai pellengkap dalam pembuatan salad ( Scuetzh,
1996).
Protein merupakan makromolekul yang disusun oleh polimer
asam amino yang membentuk ikatan bersama yaitu ikatan peptid, ikatan ini
membentuk polipeptid. Protein memegang
peranan penting
dalam proses hidup. Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup (Anonim, 1997).
Pemanasan
akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya
menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya
interaksi non kovalen yang ada pada struktur alami protein, tapi tidak
memutuskan kovalennya yang berupa ikatan peptida. (Ophart, C.E. 1998).
Akibat suatu denitrasi adalah hilangnya banyak sifat
biologis protein. Salah satu penyebabnya adalah perubahan temperatur. Memasak
putih telur nerupakan denitrasi yang tak reversibel (Fesenden,1999).
C.
Alat,
Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Tabung
Reaksi
b. Penjepit
c. Buncen
Spirtus
2. Bahan
a. Putih
Telur 1,5 ml
b. Air
1 ml
c. Alkohol
d. Amonium
Sulfat
e. Jlantah
f. Phlorogucinol
0,1% 10 ml
g. HCl
10 ml
3. Cara
Kerja
a. Koagulasi
Protein
1. Memasukkan
putih telur pada tabung pertama sebanyak 1,5 ml + 1 ml air kemudian dipanaskan
menggunakan buncen spirtus.
2. Memasukkan
putih telur pada tabung ke 2 sebanyak 1,5 ml + 1 ml alkohol kemudian diamati.
3. Memasukkan
putih telur pada tabung ke 3 sebanyak 1,5 ml + 1 ml amonium sulfat kemudian
diamati.
b. Penentuan
kadar Lemak dengan Uji Kreis
1. Mencampurkan
10 ml sampel dengan 10 ml Phlorogucinol 0,1% dalam eter dan 10 ml HCl pekat. Mengocok merata selama 20
detik.
2. Jika
terbentuk warna merah muda, maka menujukkan telah terbentuknya malonaldehid
3. Membandingkan
dengan aroma tengik yang tercium secara organoleptik (pengujian yang didasarkan
pada proses pengindraan).
D.
Hasil
dan Analisis Hasil Pengamatan
Tabel
6.1 Pengamatan Denaturasi Protein
Percobaan
|
Denaturasi
|
||
Awal
|
Proses
|
Akhir
|
|
I
|
Larutan
Berwarna Kuning Bening.
Bau:
Amis.
|
Larutan
Telur Diatas.
Air
Dibawah Tidak Larut.
Terdapat
Endapan Putih Telur Dibawah, Air Diatas Permukaan.
|
Terdapat
Endapan Berwarna Putih.
Bau:
Tidak Ada.
Terjadi
Endapan: Air, Telur, Endapan Putih.
|
II
|
Larutan
Berwarna Kuning Bening.
Bau:
Alkohol.
|
Alkohol
Diatas Permukaan.
Terdapat
Endapan, Berwarna Keruh.
Putih
Telur Terdapat Dipermukaan Bawah.
|
Terdapat
3 Endapan: Air, Gumpalan Berwarna Putih, Larutan Putih Telur.
Bau:
Alkohol.
|
II
|
Larutan
Berwarna Kuning Keruh.
Bau:
Amis.
|
Putih
Telur Pada Permukaan Atas.
Terdapat
Endapan, Berwarna Keruh.
Putih
Telur Pada Permukaan Bawah.
|
Putih
Telur Bercampur Air (Larut) Tetapi Masih Ada Sedikit Gumpalan (Larut
Sebagian).
|
Sumber: Laporan Sementara
Tabel
6.2 Pengamatan Uji Kreis
Percobaan
|
Keterangan
|
10
ml Jlantah + 10 ml Phlorogucinol + 10 ml HCl
|
Warna
Awal: Cokelat Pekat.
Saat
Proses: Kuning.
Akhir:
Warna Permukaan Atas Cokelat Pekat, Permukaan Bawah Berwarna Cokelat Bening.
Bau:
Tajam/Tengik.
Terdapat
Endapan.
|
Sumber: Laporan Sementara
E.
Pembahasan
dan Kesimpulan
1. Pembahasan
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting peranannya dalam
makhluk hidup serta
merupakan komponen
utama bagi semua makhluk
hidup termasuk mikroorganisme, hewan, dan tumbuhan. Fungsi utamanya adalah
sebagai pembentuk struktur sel. Fungsi
dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok
besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada
tingkat molekular.
Protein sangat
sukar dimurnikan karena terdapat dalam bentuk kompleks bersama dengan lemak,
karbohidrat, dan campuran protein lainnya. Factor lain yang membuat sukar
dimurnikan adalah protein sangat mudah rusak oleh panas, asam, basa, dan
pelarut organik.
Pada hasil percobaan
menunjukkan bahwa denaturasi protein akhir terjadi endapan berwarna putih pada
permukaan bawah larutan, sedangkan pada uji kreis akhir menunjukkan warna pada
permukaan atas yaitu cokelat pekat dan pada permukaan bawah yaitu berwarna
cokelat bening.
2. Kesimpulan
Dari hasil praktikum
protein dan lemak, dapat disimpulkan sebagi berikut :
a. Jika
larutan putih telur dipanaskan kemudian ditambah air maka terjadi koagulasi
yang bersifat non reversible, karena gumpalan putih telur tidak dapat larut
kembali.
b. Jika
larutan putih telur ditambah alkohol dan ditetesi air maka akan terjadi
koagulasi reversible karena gumpalan yang terjadi menjadi larut.
c. Larutan putih telur ditambah dengan ammonium sulfat jenuh
akan terjadi koagulasi reversible.
DAFTAR
PUSTAKA
Keenan.
1992. Kimia Untuk Universitas Jilid
2. Erlangga Jakarta
Scuetzh, H. 1959.
A Short Course In Organik Chemistry. Houghton
Anonim, 1997. Kimia
untuk umum. Intan Pariwara. Jakarta.
Ophart, C.E. 2003. Virtual Chembook. Elmhurst College.
Fessenden.
1999. Kimia Organik jilid 2.
Erlangga. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar