Minggu, 23 Februari 2014

PEMUPUKAN LEWAT DAUN



II. PEMUPUKAN LEWAT DAUN
A.  Pendahuluan
1.    Latar Belakang
          Pemupukan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam usaha peningkatan hasil produksi.  Pemupukan atau pemberian pupuk pada lahan sekitar tanaman dapat dengan cara ditungal, disebar, diberikan di atas tanah atau di sebelah tanaman. Sedangkan untuk  pupuk cair dengan cara penyemprotan pada daun, bersama dengan air pengairan disemprotkan sebagai perlakuan tambahan. Tujuan pemupukan adalah menambahkan persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh lebih subur sebagai konsekuensi terpenuhinya unsur hara yang diperlukannya.  Pemupukan yang dilaksanakan secara tepat atau rasional dan tak berlebihan dapat menjamin tercapai hasil produksi yang benar-benar maksimal jika faktor-faktor yang lain seperti terkendalinya hama penyakit maupun sistem pengairan yang dilakukan turut mendukung proses produksi.
          Kemajuan teknologi menyebabkan adanya berbagai cara pemupukan dan berbagai macam pula jenis dan bentuk pupuk. Pupuk ada yang berupa butiran atau tablet, serbuk atau bubuk dan ada juga yang berupa cair. Pupuk tablet digunakan dengan membenamkannya pada lahan, sedangkan pupuk serbuk ditaburkan di atas tanaman. Berbeda lagi dengan pupuk cair, pupuk cair digunakan dengan menyemprotkan pada tanaman secara langsung. Pada umumya penyemprotannya adalah melalui daun karena di daun terdapat stomata, dengan demikian akan mudah diserap oleh  tanaman. Pemupukan melalui daun ini dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada waktu inilah stomata akan terbuka secara maksimal.
          Pupuk daun pada umumnya diberikan bagi pupuk yang mengandung unsur mikro seperti Fe, Cu, dan Mn. Daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis pada tanaman itu sendiri dan oksigen. Pemupukan tanaman lewat daun diharapkan lebih efektif karena disamping penyerapan unsur haranya lebih cepat juga bisa menghindari kejenuhan pada tanah serta dapat memenuhi kebutuhan unsur hara mikro dari tanah yang terbatas.
2.    Tujuan Praktikum
          Tujuan dari praktikum Dasar Agronomi acara Pemupukan Lewat Daun adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk daun terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

























B.  Tinjauan Pustaka
              Pupuk adalah suatu benda atau senyawa yang jika diberikan di dalam tanah akan mempertahankan kesuburan tanah atau dapat juga dikatakan bahwa pupuk adalah suatu senyawa yang digunakan untuk menambah keadaan fisik, kimiawi dan biologi dari tanaman sehingga memberikan yang sesuai dengan kesuburan tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik. Pupuk biasanya mengandung satu atau lebih unsur-unsur  hara atau zat makanan tambahan, yang mana dapat berguna bagi tanaman. disampng unsur-unsur hara tersebut juga mengandung unsur-unsur lain, misal zat pengisi, zat penolak air dan zat ikutan lainnya. Pemupukan adalah suatu usaha pemberian unsur-unsur atau pupuk ke dalam tanah agar sifat fisik, kimia, biologi tanah sesuai dengan baik (Anonim 2010).
              Pupuk daun merupakan salah satu jenis pupuk anorganik majemuk. Pembuatan pupuk daun bertujuan agar unsur-unsur yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh daun atau untuk pembentukan zat hijau daun. Itulah salah satu kelebihan pupuk daun. Penyerapan unsur hara dalam pupuk daun memang dirancang berjalan lebih cepat dibanding dengan pupuk akar. Tanaman akan tumbuh cepat dan media tanam tidak rusak akibat pemupukan yang terus menerus. Oleh karena itu, pemupukan melalui daun dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pupuk akar. Sayangnya, pupuk daun mempunyai sifat cepat menguap sehingga pelaksanaannya hanya pada pagi atau sore hari saja (Lingga 2004).
              Pemupukan lewat daun sekarang diterapkan secara luas dalam aplikasi hara mikro pada banyak  tanaman pohon dan sayuran. Akan tetapi, pemupukan lewat daun utama umumnya belum berhasil dan belum banyak mendapatkan perhatian. Namun demikian,  penelitian telah menunjukkan bahwa selama pengisian biji terjadi akumulasi beberapa unsur hara yang cukup berarti dalam biji-biji yang sedang berkembang, translokasi dari dua pengurasan beberapa unsur hara (khususnya N, P, K dan S) dalam daun dan bagian vegetatif lainnya, dan suatu penurunan laju fotosintesis dalam daun dengan suatu penurunan dalam gula-gula terlarut di berbagai bagian tanaman. Jadi,  aplikasi hara lewat daun selama periode pengisian biji merupakan suatu potensi untuk meningkatkan hasil  (Engelstad 2007).
              Apabila daun diberi pupuk yang mempunyai konsentrasi yang tepat dan dapat dimanfaatkan maka akan merangsang pembelahan sel, sehingga dapat meningkatkan panjang tanaman. Jumlah daun berperan penting dalam proses fotosintesis dan absorbsi makanan dari luar. Pemberian pupuk akan lebih efektif diberikan melalui daun daripada melalui media. Hal ini disebabkan daun mampu menyerap pupuk sekitar 90% sedangkan akar mampu menyerap pupuk sekitar 10 % ( Triwanto dan Syarifudin 2003).
              Daun sebagaimana kita ketahui mulut yang lazim disebut mulut daun atau stomata.  Stomata ini membuka dan menutup secara mekanis yang diatur oleh tekanan turgor dari sel-sel penutup.  Air dalam daun berkurang dengan cara otomatis stomata menutup. Seandainya yang kita semprotkan tadi bukan air tetapi larutan pupuk yang mengandung berbagai jenis hara (bergantung pada pupuknya) maka tanaman bukan saja menyerap air tetapi sekaligus zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman bagi pertumbuhannya.  Inilah yang disebut penyerapan hara lewat daun tersebut yang lebih cepat.  Dengan demikian pupuk yang sifatnya cepat menguap seperti pupuk N amat menguntungkan jika diberikan lewat daun (Orchard 2003).
              Tanaman tidak dapat membedakan dan tidak bisa memilih unsur hara yang diserap berasal dari pupuk organik atau pupuk kimia. Tanaman menyerap unsur hara (N, P, K, dan sebagainya) melalui mekanisme pertukaran ion, dan dalam bentuk ion-ion anorganik. Agar dapat diserap tanaman, pupuk organik harus melalui serangkaian proses perombakan oleh mikroba dalam tanah menjadi ion-ion anorganik/kimia. Jadi yang diserap tanaman pada akhirnya tetap saja berupa ion-ion anorganik/kimia (Anonim 2007).
              Pemupukan melalui daun mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah penyerapan unsur hara lebih cepat, karena melalui mulut daun atau stomata secara langsung, memenuhi unsur mikro dan unsur makro serta menghindari kejenuhan tanah. Pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara disemprotkan pada bagian bawah daun. Karena pada bagian tersebut paling banyak stomatanya sehingga dapat lebih efisien dan tanaman lebih cepat memperoleh unsur hara yang dibutuhkan (Gardner 2001).





























C.  Metode Praktikum
1.    Waktu dan Tempat Praktikum
        Praktikum Dasar Agronomi Acara Pemupukan Lewat Daun dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2012 pukul 15.30 – 17.00 WIB dan bertempat di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian,Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.    Alat dan Bahan
a.    Alat
1)   Ember dan cetok
2)   Polibag
3)   Penggaris
4)   Semprotan pupuk
5)   Timbangan
6)   Oven
7)   Label
b.    Bahan
1)   Benih sawi (Brasica competris)
2)   Pupuk daun dalam kemasan
3)   Air
4)   Tanah
5)   Kompos
3.    Cara Kerja
a.    Menyiapkan semua alat dan bahan.
b.    Menyiapkan media tanam (tanah), digemburkan lalu campur dengan kompos sesuai perlakuan.
c.    Menambahkan air pada media tanam secukupnya.
d.   Menanam benih sawi dengan membuat 2 lubang dan masing – masing lubang diisi 3 benih.
e.    Merawat dan menyiram tanaman setiap hari.
f.     Mengamati pertumbuhannya serta mengukurnya 14 hari setelah tanam dan seterusnya pada minggu berikutnya.
g.    Memanen tanaman kemudian menimbang berat segar dan berat kering tanaman sawi.





























D.  Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1.    Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Tinggi tanaman per kelompok
Tinggi Tanaman Minggu ke
Tinggi Tanaman (cm)

4
I
II
6,7
III
7,4
IV
8,2
V
9
VI
12
VII
17
Sumber : Laporan Sementara

Tabel 2.2 Berat brangkasan segar pada akhir panen
No
Perlakuan
Ulangan
1
2
3
4
5
6
1
Kontrol
1,4
0,4
0,3
0,4
2,5
1,4
2
14 HST
6,4
1,4
0,70
2,85
3,3
3,28
3
21 HST
0,7
0,3
-
1,0
0,51
1,3
4
28 HST
1,5
0,48
0,73
1,3
1,09
0,9
Sumber : Laporan Sementara

Tabel 2.3 Berat brangkasan kering pada akhir panen
No
Perlakuan
Ulangan
1
2
3
4
5
6
1
Kontrol
0
0
0,1
0,06
0,02
0,1
2
14 HST
0,35
0,06
0,1
0,22
0,2
0,3
3
21 HST
0,1
0,1
-
0,6
0,4
0,1
4
28 HST
0,1
0,2
0,1
0,1
0,7
0,2
Sumber : Laporan Sementara

2.    Pembahasan
Sawi (Brassica juncea L.) adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia.
            Klasifikasi tanaman sawi adalah sebagai berikut :
          Kingdom           : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
          Subkingdom      : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
          Super Divisi       : Spermatophyta (menghasilkan biji)
          Divisi                 : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
          Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
          Sub Kelas          : Dilleniidae
          Ordo                  : Capparales
          Famili                 : Brassicaceae (suku sawi-sawian)
Genus                : Brassica
          Spesies               : Brassica juncea L
Daun sebagaimana kita ketahui mulut yang lazim disebut mulut daun atau stomata.  Stomata ini membuka dan menutup secara mekanis yang diatur cara otomatis stomata menutup.  Seandainya yang kita semprotkan tadi bukan air tetapi larutan pupuk yang mengandung berbagai jenis hara (bergantung pada pupuknya) maka tanaman bukan sajamenyerap air tetapi sekaligus zat-zat makanan yng dibutuhkan oleh tanaman bagi pertumbuhannya.  Inilah yang disebut penyerapan hara lewat daun tersebut yang lebih cepat.  Dengan demikian pupuk yang sifatnya cepat menguap seperti pupuk N amat menguntungkan jika diberikan lewat daun.
Pemupukan melalui daun mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah penyerapan unsur hara lebih cepat, karena melalui mulut daun atau stomata secara langsung, memenuhi unsur mikro dan unsur makro serta menghindari kejenuhan tanah. Pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara disemprotkan pada bagian bawah daun. Karena pada bagian tersebut paling banyak stomatanya sehingga dapat lebih efisien dan tanaman lebih cepat memperoleh unsur hara yang dibutuhkan.
Pemupukan lewat daun sekarang diterapkan secara luas dalam aplikasi hara mikro pada banyak  tanaman pohon dan sayuran. Akan tetapi, pemupukan lewat daun utama umumnya belum berhasil dan belum banyak mendapatkan perhatian. Namun demikian,  penelitian telah menunjukkan bahwa selama pengisian biji terjadi akumulasi beberapa unsure hara yang cukup berarti dalam biji-biji yang sedang berkembang, translokasi dari dua pengurasan beberapa unsur hara (khususnya N, P, K dan S) dalam daun daun dan bagian vegetatif lainnya, dan suatu penurunan laju fotosintesis dalam daun dengan suatu penurunan dalam gula-gula terlarut di berbagai bagian tanaman. Jadi,  aplikasi hara lewat daun selama periode pengisian biji merupakan suatu potensi untuk meningkatkan hasil.
Apabila daun diberi pupuk yang mempunyai konsentrasi yang tepat dan dapat dimanfaatkan maka akan merangsang pembelahan sel, sehingga dapat meningkatkan panjang tanaman. Jumlah daun berperan penting dalam proses fotosintesis dan absorbsi makanan dari luar. Pemberian pupuk akan lebih efektif diberikan melalui daun daripada melalui media. Hal ini disebabkan daun mampu menyerap pupuk sekitar 90% sedangkan akar mampu menyerap pupuk sekitar 10 %.
Pada praktikum Dasar Agronomi acara Pemupukan Lewat Daun. Pertumbuhan tanaman sawi dari awal minggu ke-1 mengalami pertumbuhan yang baik. Sampai minggu ke-2 setelah dilakukan perlakuan penyemprotan pupuk 14 hari setelah tanam melalui daun, pertumbuhan semakin meningkat sampai pada minggu ke-5, tanaman sawi pun dapat hidup. Walaupun begitu pada minggu ke-5 sistem perakaran sawi belum kuat sehingga sawi mudah roboh karena tidak kuat menopang dahan daun.
Pada percobaan yang telah dilakukan, hasil pertumbuhan sawi dari awal minggu ke-1 mengalami pertumbuhan yang baik. Pada minggu kedua, perlakuan 14 hari setelah tanam, dilakukan penyemprotan pupuk melalui daun. Hal ini dilakukan, karena penyerapan haranya lebih cepat dibandingkan pupuk yang diberikan lewat akar. Masuknya pupuk ini karena ada proses difusi dan osmosis pada lubang mulut daun yang lazim disebut stomata. Stomata ini membuka dan menutup secara mekanis yang diatur oleh tekanan turgor dari sel-sel penutup. Jika tekanan turgor meningkat, stomata akan membuka. Sementara jika tekanan turgor menurun maka stomata akan menutup. Setelah perlakuan tersebut dilakukan, pertumbuhan tanaman sawi pun lebih meningkat dari sebelumnya. Pertumbuhan tanaman sawi dari minggu ke-3 sampai minggu ke-5 menunjukkan pertumbuhan yang baik. Pada pengamatan minggu ke-5, tanaman sawi tidak kuat menopang dahan daun, selain itu perakaran sawi pun belum kuat, sehingga tanaman sawi mudah roboh. Pemberian pupuk ini dilakukan sebagai perlakuan tambahan untuk memacu tumbuh tanaman sawi.

















E.  Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Dari praktikum Dasar Agronomi dengan judul Pemupukan Lewat Daun, dari hasil percobaan yang kami lakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a)        Pemberian pupuk lewat daun dilakukan untuk memacu tumbuh tanaman sawi.
b)        Penyemprotan melalui daun lebih cepat penyerapan haranya, karena terdapat stomata.
c)        Penyemprotan 14 Hst belum maksimal karena perakaran sawi belum kuat sehingga mudah roboh.
2.    Saran
Berdasarkan dari praktikum Dasar Agronomi dengan judul Pemupukan Lewat Daun, penulis ingin memberikan sedikit saran yaitu sebagai berikut:
a)        Konsentrasi pupuk juga harus diperhatikan, penyemprotan pupuk melalui daun harus tepat.
b)        Semoga hasil praktikum ini dapat menjadi acuan bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan.









DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2007. http://www.tumbuh-tumbuhan.com/pupuk organik.html. Diakses pada hari Senin tanggal 3 Juni 2013 pada pukul 16.00 WIB.
Engelsted 2007. Teknologi Dan Penggunaan Pupuk. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Gardner 2001. Botan Plant and Crop Growth: USA
Lingga P. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk.  Penebar Swadaya. Jakarta.
Orchard 2003. Environmental Factors Plant and Crop Growth. University of New England.  New England.
Triwanto J. dan A. Syarifuddin. 2003. Pupuk Daun dan Media Tumbuh pada Anggrek Cattleya. Jurnal Tropika. 6 ( 2 ): 208

Tidak ada komentar:

Posting Komentar