Minggu, 23 Februari 2014

MERUNDUK (LAYERAGE)



ACARA II
MERUNDUK (LAYERAGE)
A.      Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan, stek dan kultur jaringan.
Cara memperbanyak tanaman sangat beragam, salah satu diantaranya adalah Merunduk (Layerage) merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan, yang dapat pula terjadi secara alamiah. Bagian tepi atau ujung batang yang terkulai cenderung berakar bila bersentuhan dengan tanah. Karena bagian vegetatif ini masih berhubungan dan mendapat makanan dari induknya, waktu serta teknik melakukan layerage ini dapat dipermudah dengan dengan perlakuan seperti pelukan, pengikatan, etiolasi, dan penyalah arahan dari batang, yang mempengaruhi gerakan dan penumpukan auxin serta karbohidrat pada bagian batang tersebut.  Pembiakan Vegetatif dengan cara merunduk ini sering juga disebut dengan cangkok tanah, cangkok runduk, atau membumbun.
Pembiakan vegetative dengan cara merunduk, sering juga disebut dengan cangkok tanah, cangkok runduk, atau memumbun.  Memang pada prisipnya cara merunduk ini sama dengan mencangkok, karena keduanya sama-sama memerlukan media guna menumbuhkan akar pada cabang, tapi merundukkan tidak membuntukkan akarpada cabang, tetapi merunduhkan tidak membutuhkan pembungkus
2.      Tujuan Praktikum
Pada praktikum acara Merunduk (Layerage) bertujuan sebagai berikut:
a.       Mengetahui dan mempelajari teknik pembiakan vegetatif, macam tanam yang dapat dikembangkan dengan merunduk.
b.      Mengetahui dan mempelajari pertumbuhan tanaman yang berasal dari merunduk.


B.       Tinjauan Pustaka
Merunduk merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang dapat pula terjadi secara alamiah. Pembentukan akar pada layerage dipermudah dengan adanya perlakuan seperti pelukan, pengikatan, etiolasi dan penyalah arahan dari batang, yang mempengaruhi gerakan dan penumpukan auksin serta karbohidrat pada bagian batang tersebut
(Saputro 1999).
Pada dasarnya cara merunduk ini adalah melakukan pembengkokan atau pelengkungan cabang lalu sebagian cabang tersebut dibenamkan ke dalam tanah. Sedangkan ujung-ujung cabang dibiarkan muncul di atas permukaan tanah. Pada bagian cabang yang dibenamkan sebaiknya harus ada tunasnya. Tunas ini umumnya mempunyai kandungan zat tumbuh yang tinggi dengan demikian dapat mempercepat pertumbuhan akar (Rini 1992).
Merunduk atau layerage merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan cara melengkungkan atau membenamkan cabang secara mendatar di dalam tanah sampai terbentuk akar. Cabang tanaman yang dirundukkan, sebagian kulitnya harus dikupas. Hasil perbanyakan tanaman dengan cara merunduk memiliki sifat-sifat yang sama seperti induk (Rahardja 2003).
Sirih dapat diperbanyak secara vegetatif dengan merunduk atau “layerege” karena tanaman ini tidak berbunga. Merunduk dapat dilakukan dengan menggunakan sulur dengan panjang 20-30 cm. Sulur sebaiknya dipilih yang telah mengeluarkan akar dan mempunyai 2-3 daun atau 2-3 buku. Untuk mengurangi penguapan, daun dikurangi sebagian atau dibuang seluruhnya. Sulur diambil dari tanaman yang sehat dan telah berumur lebih dari setahun (Anonim 2008).
Dalam layerage, dilakukan pembengkokan atau pelengkungan cabang dimana sebagian cabang tersebut dibenamkan dalam tanah, sedang ujung cabang dibiarkan muncul diatas permukaan tanah. Sedapat dapatnya pada bagian yang dibenamkan terdapat tunas sebagai sumber auksin untuk mempercepat pertumbuhan akar (Hartmann 1997).
C.      Metode Praktikum
1.      Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Merunduk (Layerage)  ini dilaksanakan pada  hari  Jumat tanggal  29 November 2013 pukul 13.00 yang bertempat di Green House, Rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakata.
2.      Bahan dan Alat
a.       Bahan
1)      Tanaman Sirih
2)      Philodendron
3)      Jenis jenis tanaman yang mudah dibengkokkan
b.      Alat
1)      Alat tulis
2)      Pisau
3)      Gunting
4)      Polybag
3.      Cara Kerja
a.       Menyiapkan bak atau polybag isi dengan media )terdiri dari campuran kompos, pasir, tanah = 1:1:20 siram sekedar basah
b.      Melakukan pembengkokan atau telengkungan cabang dimana sebagian cabang belum dibenamkan dalam media yang telah kita sediakan, ujung cabang dibiarkan muncul diatas permukaan tanah (sedapat-dapatnya pada bagian yang dibenamkan terdapat tunas sebagai sumber auxin untuk mempercepat pertumbuhan akar)
c.       Pemotongan cabang dari induk tanaman besar dilakukan bila akar sudah terbentuk cukup banyak dan cukup dewasa.




D.      Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
2.      Pembahasan
Pembiakan vegetatif pada tanaman meliputi pembiakan vegetatif alami dan pembiakan vegetatif buatan. Merunduk merupakan salah satu pembiakan vegetif buatan, yang dapat pula terjadi secara alamiah. Merunduk dilakukan dengan cara melengkungkan dan membenamkan cabang secara mendatar di dalam tanah sampai terbentuk akar. Bagian tepi atau ujung yang terkulai cenderung berakar bila bersentuhan dengan tanah, karena bagian vegetatif ini masih berhubungan dan mendapat makanan dari induknya. Contoh tanaman yang dapat dirundukkan yaitu seperti pohon sapu tangan, philodendron, kelor, dan sebagainya, karena memiliki ciri – ciri pada batang tanaman mudah dirudukkan pada media tanam, cepat berkembang dan menghasilkan tanaman baru.
Merunduk merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang dapat pula terjadi secara alamiah. Pembentukan akar pada layerage dipermudah dengan adanya perlakuan seperti pelukan, pengikatan, etiolasi dan penyalah arahan dari batang, yang mempengaruhi gerakan dan penumpukan auksin serta karbohidrat pada bagian batang tersebut (Saputro 1999).
Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah.  Sementara itu, kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya. Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal jika cara perbanyakan yang digunakan cangkok atau rundukan, untuk menghasilkan bibit secara massal sebaiknya dilakukan dengan stek.  Teknik merunduk ini juga memiliki kelemahan yaitu susah mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak, waktu serta teknik melakukan layerage dapat dipermudah dengan dengan perlakuan seperti pelukan, pengikatan, etiolasi, dan penyalah arahan dari batang, tanaman mampu menyediakan tunas – tunas layerage dengan karbohidrat, hormon, air, dan zat – zat hara sampai tunas – tunas tersebut berkembang hingga akar dan daun mencukupi untuk berkembang sendiri.




E.       Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan acara Merunduk antara lain:
a.       Merunduk dilakukan dengan cara melengkungkan dan membenamkan cabang secara mendatar di dalam tanah sampai terbentuk akar.
b.      Kelebihan dari merunduk adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya.
c.       Teknik merunduk memiliki kelemahan yaitu susah mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak, waktu serta teknik melakukan layerage dapat dipermudah dengan dengan perlakuan seperti pelukan, pengikatan, etiolasi, dan penyalah arahan dari batang.
2.      Saran
Sebaiknya tanaman yang dirundukkan ditaruh pada tempat yang mendapat intensitas cahaya matahari yang cukup, tidak terlalu banyak namun juga tidak terlalu sedikit. Dalam melakukan perundukan sebaiknya melihat waktu serta teknik yang diperlukan pada saat bekerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar