II.
SPEKTROFOTOMETER UNTUK PENENTUAN KADAR PROTEIN
A.
Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Protein merupakan zat
yang sangat berguna bagi kehidupan manusia serta
merupakan komponen utama dalam sel hidup dan
memegang peranan penting dalam proses kehidupan. Fungsi utama dari protein yaitu sebagai
pembentuk struktur sel, membangun sel tubuh baru dan mengganti sel lama yang
telah rusak, serta sebagai enzim dan katalisator segala macam proses biokimia
dalam sel, disamping fungsi-fungsi yang lain. Contoh pada bahan makanan, protein terdapat pada susu, kedelai dan
sebagainya.
Tiap
bahan makanan yang dikonsumsi memiliki kandungan protein yang berbeda-beda
besarnya. Maka dari itu, pengukuran kadar protein suatu bahan sangat
diperlukan. Cara Menentukan
suatu kadar protein yang terkandung pada bahan makanan dengan menggunakan
metode spektrofotokopi.
Spektrofotometri
adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector
vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer, yaitu suatu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari
suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.
Menguji protein dengan menggunakan spektrofotokopi atau spektrometer itu
merupakan metode dari lowry. Mengukur kadar protein menggunakan spektrofotokopi
pada dasarnya analisis kualitatif atau kuantitatif, dengan suatu prinsip kerja
reaksi antara radiasi elektromaknetik dengan elektro bahar. Memiliki suatu
fungsi sebagai gelombang sekaligus materi radiasi elektromagnetik menjadi
bermanfaat.
2.
Tujuan Praktikum
Tujuan melakukan praktikum
spektrofotometer untuk menentukan kadar
protein yaitu :
a. Menentukan
kadar protein suatu bahan dengan spektrofotometer.
b. Mengetahui
hasil kadar protein dari masing-masing sampel.
3.
Waktu dan Tempat
Praktikum kimia
dasar pada acara ke II, dilaksanakan pada hari
selasa, 20 November
2012 pukul 07.30 - 09.00 WIB di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret.
B. Tinjauan Pustaka
Konsentrasi
protein diukur berdasarkan atas optical
dencity pada panjang gelombang tertentu untuk mengetahui banyaknya protein
dalam larutan. Protein dengan garam fosfofungsat pada suasana
alkalis akan memberikan warna biru yang intensitasnya tergantung pada konsentrasi
protein tertera. (Arthur, 1996)
Kurva standart adalah kurva Alibrasi dari sederet
larutan standart larutan-larutan itu. Larutan itu sebaiknya mempunyai komposisi
cuplikan. Hasil tidak pernah didasarkan pada literature absortivitas molar. (Polling, 1996)
Analisa
Kjeldahl dapat dipakai untuk menganalisis kadar protein dalam bahan makanan
secara tidak langsung. Analisa ini dipakai untuk mengetahui kadar protein
dengan menggunakan asam sulfat pekat dengan katalis selenium oksiklorida. Cara
ini merupakan cara yang sederhana dan mudah dilakukan. (Basari, 1997)
Protein pada setiap bahan kadarnya berbeda-beda. Pengukuran kadar protein
suatu bahan sangat diperlukan karena erat kaitannya dengan tingkat konsumsi
manusia. Pengukuran kadar protein dengan menggunakan metode Lowry adalah dasar
dari penggunaan spektrofotometer. Warna biru yang terjadi oleh pereaksi
Ciocalteau disebabkan reaksi antara protein dan Cu dalam larutan alkalis dan
terjadi reaksi garam fosfotungstat dan garam fosfomoliddat oleh tirosin dan
triptopan (Ahmad, 1997)
Protein
merupakan makromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam-asam amino
yang dihubungkan oleh ikatan peptida dan mempunyai bobot molekul 5000 sampai
berjuta-juta. Satu molekul protein disusun oleh sejumlah asam amino tertentu
dengan susunan tertentu pula dan bersifat turunan (Aisyah , 1998)
C. Alat, Bahan, dan Cara
Kerja
1.
Alat
a. Tabung
reaksi
b. Rak tabung
reaksi
c. Pipet
d. Gelas ukur
e. Spektrofotometer
2. Bahan
a. Larutan BSA
susu dan kedelai
b. Reagen A (Na2CO3
dalam NaOH)
c. Reagen B
(CuSO4 dalam aquades)
d. Reagen C
(K-tartat dalam aquades)
e. Reagen D
(campuran A; B; C = 20: 1: 1)
f. Reagen E (Fiolin Ciocalteu dalam
eter)
g. Larutan
bovine serum albumin dalam buffer pH 6
3. Cara Kerja
a. Memasukkan 1 ml larutan BSA susu
dalam tabung reaksi, dan 2 ml
sampel kedelai dalam tabung reaksi
berbeda.
b. Menambahkan
1 ml reagen D dalam masing-masing tabung reaksi,
kemudian menggojoknya dan
mendiamkannya pada suhu ruangan
selama 15 menit.
c. Setelah 15 menit,
menambahkan reagen E ke dalam masing-masing
sampel, kemudian menggojok dan
mendiamkannya selama 45 menit.
d. Menembak kedua larutan tersebut
dengan menggunakan Spektrometer.
e.
Mengukur
absorbansinya pada 540 nm.
D.
Hasil
dan Analisis Hasil Pengamatan
1. Hasil
Pengamatan
Tabel 1.1 Pengukuran absorbansi
larutan BSA
Absorbansi (A°)
|
Konsentrasi
|
0
|
0
|
0,055
|
0,2
|
0,097
|
0,4
|
0,131
|
0,6
|
0,177
|
0,8
|
0,219
|
1
|
Sumber : Laporan Sementara
Tabel 1.2 Pengukuran absorbansi
sampel
Sampel
|
Absorbansi (A°)
|
Susu
|
0,203
|
Kedelai
|
0,119
|
Sumber : Laporan Sementara
2. Analisis
Hasil Pengamatan
Analisis
Absorbansi Sampel
a. Susu
y =
|
a+bx
|
0,203 =
|
0,028+4,665x
|
0,203-0,028 =
|
4,665x
|
0,175 =
|
X
|
4,665
|
|
0,037 =
|
X
|
Kadar Sampel =
0,74%
b. Kedelai
y =
|
a+bx
|
0119 =
|
0,028+4,665x
|
0,119-0,028 =
|
4,665x
|
0,091 =
|
4,665x
|
0,091 =
|
X
|
4,665
|
|
0,019 =
|
X
|
Kadar Sampel = 0,38%
E. Pembahasan dan
Kesimpulan
1.
Pembahasan
Protein merupakan komponen utama
pada sebagian besar jaringan pada tubuh manusia. Protein terdiri dari
unsur-unsur Karbon, Nitrogen, Oksigen, dan Hidrogen. Fungsi protein
sebagai zat pembangun atau pembentuk
struktur sel, serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Untuk menghitung kadar
protein, dapat dilakukan dengan cara mengukur kadar protein
berdasarkan metode Lowry Folin Ciocalteu dengan menggunakan spektrofotometer
UV-VIS. Oleh karena itu, pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk
menentukan hasil kadar protein dalam setiap bahan yang berbeda.
Prinsip kerja dari spektrofotometer
berprinsip kerja reaksi antara reaksi elektromagnetik dengan partikel bahan. Spektrofotometer bekerja
berdasarkan pada prinsip penyerapan gelombang cahaya (radiasi) yang dilewatkan
pada suatu larutan. Spektrofotometer yang digunakan adalah visible atau
menggunakan cahaya tampak yang panjang gelombang terukurnya yang berkisar
antara 340 nm – 1000 nm. Panjang gelombang
maksimum dicari untuk mengetahui seberapa besar energi cahaya
tertinggi yang diserap oleh suatu larutan.
Metode ini dapat digunakan untuk
mengetahui zat yang terkandung dalam makanan atau minuman seperti micro
nutrient, zat pewarna, dan lain-lain. Tergantung panjang gelombang yang telah
diatur pada spektrofotometer. Warna
biru kehitaman terjadi karena terdapat reaksi antara protein dengan Cu2+ dalam
larutan alkalis.
.
2. Kesimpulan
Dari hasil praktikum spektrofotometer
untuk penentuan kadar protin, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Penentuan kadar protein menurut metode Lowry Folin Ciocalteau
menunjukkan jumlah protein yang terkandung dalam larutan
b. Hasil analisis absorbansi kadar sampel pada susu adalah
0,74 %
c. Hasil analisis kadar sampel pada kedelai adalah 0,38%
d. Dari kurva dapat dilihat bahwa kadar protein akan
semakin tinggi seiiring dengan semakin besarnya konsentrasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arthur. 1996. Illustrated Dictionary of Chemistry. Science
Press Singapore. Singapore.
Polling. 1996. Intisari Kimia III. UT. Depdikbud. Jakarta.
Basari. 1997. Ilmu Kimia SMU.
Depdikbud RI.
Jakarta.
Achmad. 1997. Buku Materi Pokok Kimia. UT. Depdikbud RI.
Jakarta.
Aisyah.
1998. Kimia
Untuk Universitas. Bumi Aksara. Jakarta
Terimakasih atas infonya, kunjungi juga ya :)
BalasHapushttp://unityofscience.org/penentuan-kadar-protein-dengan-metode-lowry/
Terimakasih atas infonya, kunjungi juga ya :)
BalasHapushttp://unityofscience.org/penentuan-kadar-protein-dengan-metode-lowry/
Terimakasih atas infonya, kunjungi juga ya :)
BalasHapushttp://unityofscience.org/penentuan-kadar-protein-dengan-metode-lowry/
seharusnya menggunakan panjang gelombang 280 nm
BalasHapus