V. KESETIMBANGAN KIMIA
A.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamis ketika reaksi kedepan
dan reaksi balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan.
Suatu reaksi kimia dapat berlangsung sempurna jika terjadi di suatu
kesetimbangan dari reaksi tersebut. Pada saat setimbang, kecepatan reaksi ke
kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri.
Kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh perubahan
konsentrasi, tekanan, volume, dan temperatur. Kecepatan reaksi kimia pada suhu
konstan sebanding dengan hasil kali konsentrasi zat yang bereaksi. Reaksi kimia
bergerak menuju kesetimbangan yang dinamis, dimana terdapat reaktan dan produk,
tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah.
Kesetimbangan kimia sangat diperhatikan dalam
industri yang berhubungan dengan bahan kimia. Kesetimbangan kimia dihindari
karena hasil yang diinginkan akan kembali bereaksi menjadi bahan sehingga akan
merugikan industri tersebut. Untuk menghindari reaksi kembali ke kanan maka
dilakukan usaha dengan memperkecil volume, menaikan tekanan ataupun pemberian
katalisator pada reaksi tersebut untuk mempercepat reaksi sehingga produk yang
dihasilkan makin banyak.
2.
Tujuan
Praktikum
Tujuan dari
praktikum acara V ”Kesetimbangan Kimia” adalah sebagai berikut :
a.
Menentukan
Hukum Kesetimbangan
b.
Menentukan Tetapan
Kesetimbangan
3.
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum acara V, Kesetimbangan ini
dilaksanakan pada hari Selasa, November 2012, pukul 10.00-14.00
WIB yang bertempat di Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B.
Tinjauan
Pustaka
Subjek kimia dapat dibagi menjadi dua
bagian utama, yaitu sistem kesetimbangan dan perubahan fisika atau kimia. Untuk
mengetahui bagaimana suatu perubahan itu berlangsung harus didasarkan pada
teori kesetimbangan. (Laider, 1996)
Tetapan kesetimbangan merupakan suatu
bilangan murni yang besarnya tergantung pada suhu dan konsentrasi dalam keadaan
standar yang digunakan untuk zat terlarut ialah konsentrasi 1 M kecuali jika
secara tegas dinyatakan bukan demikian. (Rossenberg, 1996)
Keadaan setimbang ini ditunjukkan dua panah,
sebagaimana diperhatikan dalam pasangan
berikut : 3H2 + 2 ¾ 2NH3. Pada persamaan ini dapat ditandai
bahwa jumlah reaktan itu dapat sangat
besar. Jumlah
kesetimbangan tergantung dari bahan-bahan yang bereaksi, temperatur dan
konsentrasi pada saat reaksi dimulai (Keenam dan Bowman, 1997)
Jenis
zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan
dalam kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat
padat adalah tetap dan nilainya telah terhitung dalam Kc. (Anonim, 2007)
Secara
temodinamika reaksi kimia dapat dibagi atas tiga macam yakni reaksi spontan,
reaksi tak spontan dan reaksi kesetimbangan. Ketiga macam reaksi tersebut
dikaitkan dengan perubahan energi bebas yang menyertai reaksi (ΔG). ∆G negatif menunjukkan reaksi tak spontan, dan jika
tidak terjadi perubahan energi bebas (∆G=0), maka reaksi dalam kesetimbangan (Anonim, 2007)
C.
Alat,
Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. 5
Tabung Reaksi
b. Pipet
Tetes
c. Baker
Glass
2. Bahan
a. KCNS
0,002 M
b. Larutan
Fe(NO3)3 0,2 M
c. Aquades
3. Cara
Kerja
a.
Menyediakan 5 tabung
reaksi (harus steril) dan memberi label no 1-5,
Memasukkan dalam tiap 5 ml
larutan KCNS 0,002 M, kemudian
dalam tabung 1 memasukkan
larutan Fe(NO3)3 0,2 M. Larutan
tabung 1 menjadi larutan standar.
b.
Memasukkan larutan
Fe(NO3)3 0,2 M sebanyak 5 ml ke dalam baker
Glass dan menambahkan aquades hingga volume
25 ml
(Pengenceran 1).
c.
Mengambil 5 ml larutan
diatas dan memasukkan dalam tabung 2.
d.
Mengambil 5 ml larutan
diatas dan memasukkan dalam baker glass,
menambahkan Aquades hingga volume 25 ml
(Pengenceran 2).
e.
Mengambil 5 ml larutan
terakhir, memasukkan dalam tabung 3 dan
Baker Glass (Pengenceran 3).
f.
Mengulangi
langkah-langkah diatas hingga tabung ke 5 berisi 5 ml
larutan.
D.
Hasil
dan Analisis Hasil Pengamatan
1.
Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Absorbansi Larutan Standar
Konsentrasi
(M)
|
Absorbansi
(A°)
|
0
|
0
|
1.5
|
0.187
|
3
|
0.302
|
4.5
|
0.551
|
6
|
0.702
|
7.5
|
0.827
|
Sumber: Laporan
Sementara
Tabel 1.2 Pengukuran Absorbansi Larutan
Standar
Tabung
|
Absorbansi
(A°)
|
2
|
0.719
|
3
|
0.187
|
4
|
0.053
|
5
|
0.044
|
Sumber: Laporan
Sementara
Tabel 1.3 Perlakuan Larutan Standar
Perlakuan
|
Reaksi
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|
Tabung 1
|
Bening
|
Merah Bata
|
Tabung 2
|
Bening
|
Merah Bata
|
Tabung 3
|
Bening
|
Orange
|
Tabung 4
|
Bening
|
Kuning Bening
|
Tabung 5
|
Bening
|
Bening
|
Sumber: Laporan Sementara
2. Analisis
Hasil Pengamatan
a. Mencari garis regresi linier dengan persamaan y = a + bx menggunakan :
a. 0,004 r. 0,991
b. 0,112
y = a + bX
= 0,004 + 0,112 (4)
= 0,004 + 0,448
= 0,452 (4;0.452)
y = a + bX
= 0,004 + 0,112 (3)
= 0,004 + 0,336
= 0,340 (3;0.340)
y = a + bX
= 0,004 + 0,112 (2)
= 0,004 + 0,224
= 0,228 (2;0.228)
a.
Persamaan garis absorbansi
y = a + bX
= 0,004 + 0,112 (0,044)
= 0,004 + 0,156
= 0,160 (0.044;0.160)
y = a + bX
= 0,004 + 0,112 (0,053)
= 0,004 + 0,005936
= 0,009936 (0.053;0.009936)
y = a + bX
= 0,004 + 0,112 (0,187)
= 0,004 + 0,020944
= 0,024944 (0.187;0.024944)
y = a + bX
= 0,004 + 0,112 (0,719)
= 0,004 + 0,080528
= 0,084528 (0.719;0.084528)
Sehingga persamaan garis regresi adalah y =
0,004 + 0,112 x
b. Membuat
garis regresi
Misalnya x =
0, maka :
y = 0,004 +
0,112 (0)
y = 0,004
Jika y = 0 maka
:
y = a + bx
0 = 0,004 + 0,112 x
-0,004 =
0,112 x
-0,0357 = x
E.
Pembahasan
dan Kesimpulan
1.
Pembahasan
Keadaan
kesetimbangan bersifat dinamis, artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah
dengan kecepatan yang sama. Pada keadaan kesetimbangan tidak mengalami
perubahan secara mikroskopis. Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan
homogen dan kesetimbangan heterogen.
Dari
hasil pengamatan pada tabung 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukkan warna semakin
memudar yaitu dari warna merah batamenjadi merah bata kemudian menjadi orange
lalu menjadi kuning bening dan yang terakhir menjadi bening. Pemudaran warna
terjadi akibat penambahan konsentrasi yang semakin encer.
Tabung
pertama dijadikan sebagai standar yang berisi larutan campuran antara larutan
KSCN dan Fe(NO3)3. Sedangkan pada tabung 2, 3, 4, dan 5
ditambahkan Fe(NO3)3 yang telah diencerkan.
Nilai
absorbansi larutan berbanding lurus dengan konsentrasi larutan, dalam percobaan ini
dapat kita lihat bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin tinggi
nilai sbsorbansinya, ataupun sebaliknya.
2. Kesimpulan
Dari hasil praktikum kesetimbangan
kimia, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.
Kesetimbangan
dipengaruhi oleh besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi.
b.
Konstanta
kesetimbangan dipengaruhi oleh besar konsentrasi larutan, semakin besar
konsentrasi larutan, makin besar kostanta kesetimbangannya.
c.
Dalam
percobaan, semakin kecil konsentrasi larutan yang digunakan, maka warna larutan
semakin memudar
DAFTAR PUSTAKA
Laider,
K.J. 1996. Principle of Chemistry.
Harcount and Barce and and World Inc.
New
York.
Rossenberg, J. 1996. Kima Dasar. Erlangga. Jakarta.
Keenam, Wood dan Bull Browman. 1997. Fundamental of
College Chemistry. University
of Tenessa. New York.
Anonim, 2007. Praktikum Kimia Dasar. Di download dari http://alat.dikti.org/lab/kidas/tiga.htm.
Diambil tanggal 19 November 2008 pukul 09.00 WIB.
Anonim, 2007. Kimia Dasar. Di download dari http://free.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Kimia/0179%20Kim%201-6b.htm. Diambil tanggal 19
Novemberember 2008 pukul 10.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar